Ada Seni Ukir Batu Terbesar di Dunia Berusia 2.000 Tahun, Motif Manusia-Hewan

ADVERTISEMENT

Ada Seni Ukir Batu Terbesar di Dunia Berusia 2.000 Tahun, Motif Manusia-Hewan

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 20 Jun 2024 13:30 WIB
Seni Ukir Batu Kuno Berusia 2.000 tahun di Venezuela
Foto: Image: Philip Riris dkk.; Antiquity Publications/Seni Ukir Batu Kuno Berusia 2.000 tahun di Venezuela
Jakarta -

Sebuah seni cadas atau ukir batu kuno ditemukan di Venezuela dan Kolombia. Usia seni ukir batu ini diperkirakan mencapai 2.000 tahun dan termasuk ukiran monumental terbesar di dunia.

Para arkeolog telah memetakan serangkaian seni kuno ini menggunakan fotografi dan rekaman drone. Arkeolog berpendapat bahwa peletakan seni ukir batu disengaja ditempatkan di sana.

Penempatan ini memiliki maksud agar ukuran itu dapat dilihat dari jarak jauh, mengingat tempatnya yang berada di sepanjang jalur rute perdagangan dan perjalanan penting, yaitu Atures Rapids, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 4 Juni di jurnal Antiquity.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu interpretasinya adalah ada beberapa aspek teritorialitas yang berperan. Itu adalah cara untuk menandai wilayah mereka dan mengatakan bahwa ini adalah wilayah kami," kata penulis utama Philip Riris, dosen senior pemodelan arkeologi dan paleoenvironmental di Universitas Bournemouth di Inggris, dikutip dari Live Science.

Seni Ukir Batu Motif Manusia hingga Hewan

Karya kuno tersebut, terlihat cukup mencolok di Sungai Orinoco Atas dan Tengah, Amerika Selatan. Pada ukirannya, menampilkan motif manusia dan hewan.

ADVERTISEMENT

Menurut arkeolog, motif itu mungkin dimaksudkan untuk mengirim peringatan kepada orang-orang yang berkunjung ke wilayah itu untuk tidak main-main di sana.

Ini mengapa ukiran itu bisa terlihat dari kejauhan, karena memberi makna tertentu untuk yang melihatnya.

"Ada beberapa aspek teritorialitas yang dimainkan. Itu cara mereka mengatakan bahwa ini adalah domain kami," ucap Riris.

Meski begitu, para peneliti tidak yakin mengenai pembuat ukiran besar yang membentang sepanjang 42 meter itu. Mereka mendapat pembelajaran termasuk fokus pada motif ular seperti boa constrictor dan anaconda yang berperan dari segi mitos dan kepercayaan penduduk asli setempat.

"Anaconda dan boas dikaitkan dengan dewa pencipta dari beberapa kelompok Pribumi yang mendiami wilayah tersebut," ungkap Riris.

Ular merupakan hewan yang mematikan, sehingga dengan begitu menjadi cara mereka memperingatkan orang lain bahwa mereka memasuki wilayah ular.

Kemudian yang menarik pada ukiran tersebut adalah satu motif ular besar yang menyerupai gambar coretan pada sepotong tembikar yang digali di daerah tersebut pada penggalian sebelumnya.

Di atas seni cadas itu juga terdapat tanduk, ekor spiral dan zigzag yang mendefinisikan dengan baik maksudnya sehingga mirip ular Cerro PalomazΓ³n.

"Sebuah guci kecil yang ditemukan dari sebuah gua di salah satu lereng bukit dihiasi dengan ular serupa," papar Riris.

"Mungkin ada seseorang yang menyalin apa yang mereka lihat di salah satu dinding. Namun, menurut saya siapapun yang membuat guci adalah kontemporer dari siapapun yang membuat seni cadas," sambungnya.

Lokasi Baru Penemuan Lainnya

Dalam eksplorasi penemuan seni ukir batu ini, sebagian situs belum dikenal oleh para peneliti. Namun, mereka telah menemukan beberapa lokasi baru selama proyek pemetaan.

Di sekitar kompleks ukuran ini, ditemukan 14 situs yang menyimpulkan bahwa itu dibuat dengan tujuan menandakan batas-batas teritorial dari Penduduk prasejarah.

"Di tempat tersebut mungkin kita dapat melihat satu kali contoh seni cadas yang besar, tetapi kami telah menemukan konsentrasi situs yang terjadi secara berkala," tutur Riris.

Kini, tim peneliti mendaftarkan situs tersebut ke badan warisan nasional Kolombia dan Venezuela. Mereka berencana untuk bekerja dengan kelompok Pribumi setempat untuk memastikan bahwa seni cadas dilindungi. Alasan utamanya karena wilayah tersebut menjadi lebih terbuka sebagai destinasi wisata.

"Seni megah ini sangat membutuhkan perlindungan. Harapannya, kami dapat bekerja sama dengan kelompok lokal untuk melindungi dan memelihara situs. Kami juga berpikir mereka akan menjadi penjaga terbaik bagi situs-situs ini," pungkas Riris.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads