Tidur Bersihkan Racun dalam Otak atau Tidak? Begini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Tidur Bersihkan Racun dalam Otak atau Tidak? Begini Kata Studi

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Selasa, 11 Jun 2024 19:30 WIB
Ilustrasi tidur
Ilustrasi tidur. Foto: Getty Images/tonefotografia
Jakarta - Studi pencitraan otak pada tikus baru-baru ini mengindikasikan bahwa tidur mungkin tidak berperan dalam membersihkan racun dari otak.

"Penelitian ini terfokus pada gagasan bahwa salah satu alasan utama mengapa kita tidur. Kami terkejut bahwa hasilnya menunjukkan sebaliknya," ujar Nick Franks, ahli saraf di Imperial College London (ICL) yang turut dalam penelitian.

Tidur memiliki banyak manfaat yang tidak dapat diabaikan, mulai dari menguatkan ingatan hingga meningkatkan kesehatan mental.

Akan tetapi, seiring dengan hipotesis amiloid (yang kini diperdebatkan) yang menggambarkan bagaimana gumpalan protein menumpuk di otak penderita penyakit alzheimer, tidur dianggap membantu otak membuang limbah hari itu.

Kaitan Tidur dengan Alzheimer dan Demensia

Penelitian selama puluhan tahun juga menghubungkan tidur dengan pembersihan protein dan penyakit alzheimer. Sehingga, tidur dianggap sebagai faktor risiko utama penyakit alzheimer, atau sederhananya seperti demensia.

Meskipun memiliki hubungan yang rumit, kurang tidur dapat menjadi faktor penyebab atau gejala penyakit alzheimer.

Para peneliti menyuntikkan pewarna fluoresen dalam otak tikus, melakukan observasi terhadap penyebarannya dan mengukur tingkat pembersihan ketika hewan dalam keadaan bangun, tidur, dan dibius.

Mereka memverifikasi hasil pencitraan dengan mengukur tambahan menggunakan gel 'hantu otak' yang terbuat dari agarosa dan irisan jaringan otak tikus yang dikumpulkan pada waktu berbeda.

"Hasil penelitian kami menantang anggapan bahwa fungsi utama tidur adalah membersihkan racun dari otak. Tingkat pembersihan pewarna dari otak berkurang secara signifikan pada hewan yang sedang tidur atau dibius," jelas Franks.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menyimpulkan bahwa penggunaan pewarna pelacak adalah metode yang baik untuk memperkirakan seberapa cepat cairan mengalir melalui otak, yang dianggap sebagai proses penghilang protein dan produk limbah lainnya.

Meskipun sebagian besar aliran cairan mungkin mengalami peningkatan melalui otak ketika tidur, hal ini bukan berarti terjadi pembersihan otak.

Hasil Penelitian Relatif dengan Pengukurnya

Penelitian pun mungkin saja menghasilkan kesimpulan berbeda karena ukuran molekul dalam cairan dapat mempengaruhi kecepatan pergerakan molekul melalui otak dan saluran-saluran mana saja.

Pewarna fluoresen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berat yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan gumpalan protein yang salah lipatan yang menumpuk pada penyakit Alzheimer, Parkinson, dan penyakit neurodegeneratif lainnya.

Selain itu, faktor yang mempengaruhi penelitian ini adalah sistem glimfatik, yaitu aliran cairan yang melalui otak. Faktor lain juga berasal dari sistem 'pembuangan sampah' intraseluler yang berperan dalam pembersihan protein yang menggumpal.

Meski demikian, perlu dipertimbangkan hasil bahwa otak tikus yang sedang tidur membersihkan pewarna hijau berpendar 30% lebih lambat dibandingkan hewan yang terjaga. Anestesi turut memperlambat pembersihan otak hingga 50%.

"Hingga kini kita belum mengetahui kondisi apa yang dapat memperlambat pembuangan molekul dari otak melalui sistem glimfatik. Langkah selanjutnya pada penelitian kami adalah mencoba memahami alasannya," ujar Franks.

Terlepas dari penelitian ini, para peneliti bukan berarti tidak menyetujui bahwa pentingnya tidur berkurang.

"Terganggunya tidur adalah gejala umum penderita demensia. Kami, para peneliti, masih belum mengetahui apakah ini merupakan konsekuensi atau faktor pendorong perkembangan penyakit," ujar Bill Wisden, ahli saraf molekul dan penulis studi.

"Mungkin saja tidur yang nyenyak dapat membantu mengurangi risiko demensia karena alasan lain selain membersihkan racun," pungkasnya.


(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads