Waduh, Perubahan Iklim Ternyata Bisa Perparah Penyakit Otak

ADVERTISEMENT

Waduh, Perubahan Iklim Ternyata Bisa Perparah Penyakit Otak

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 27 Mei 2024 09:30 WIB
Medical illustration of a brain with stroke symptoms
Perubahan Iklim Bisa Perparah Penyakit Otak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/peterschreiber.media)
Jakarta -

Ilmuwan peringatkan perubahan iklim bisa memperburuk gejala kondisi otak tertentu. Suhu dan kelembapan yang meningkat bisa memperparah stroke, migrain, meningitis, epilepsi, multiple sclerosis, skizofrenia, penyakit Alzheimer, dan Parkinson.

Otak bertanggung jawab untuk mengelola tantangan lingkungan yang kita hadapi, terutama suhu dan kelembapan yang lebih tinggi. Otak bisa menyuruh tubuh untuk memicu keringat dan menyuruh kita menjauh dari sinar matahari.

Masing-masing dari miliaran neuron di otak seperti komputer yang belajar dan beradaptasi. Banyak dari komponen ini bekerja pada tingkat yang berbeda tergantung pada suhu lingkungan dan dirancang untuk bekerja sama dalam kisaran suhu yang sempit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tubuh manusia dan seluruh komponennya bekerja dengan baik dalam batas-batas yang telah diadaptasi selama ribuan tahun.

Manusia berevolusi di Afrika dan umumnya merasa nyaman antara 20˚C hingga 26˚C dan kelembapan 20% hingga 80%. Faktanya, banyak komponen otak bekerja mendekati kisaran suhu tertinggi, yang berarti bahwa peningkatan kecil pada suhu atau kelembapan dapat berarti komponen-komponen tersebut berhenti bekerja sama dengan baik.

ADVERTISEMENT

"Ketika kondisi lingkungan tersebut berubah dengan cepat ke kisaran yang tidak biasa, seperti yang terjadi pada suhu dan kelembapan ekstrem yang terkait dengan perubahan iklim, otak kesulitan mengatur suhu dan mulai mengalami kegagalan fungsi," tulis para ilmuwan dalam Science Alert dikutip Jumat (24/5/2024).

Beberapa penyakit sudah dapat mengganggu keringat dan penting untuk menjaga kesejukan, atau kesadaran saat cuaca terlalu panas. Dampak ini diperparah oleh gelombang panas. Misalnya, gelombang panas mengganggu tidur, dan gangguan tidur memperburuk kondisi seperti epilepsi.

Bahaya Gelombang Panas

Gelombang panas dapat mengurangi cara kerja otak. Itulah sebabnya gejala pada penderita multiple sclerosis bisa menjadi lebih buruk saat cuaca panas.

Suhu yang lebih tinggi dapat membuat darah lebih kental dan lebih rentan menggumpal akibat dehidrasi selama gelombang panas, yang menyebabkan stroke.

"Jadi jelas bahwa perubahan iklim akan berdampak pada banyak orang dengan penyakit saraf, seringkali dalam berbagai cara. Dengan meningkatnya suhu, rawat inap di rumah sakit karena demensia menjadi lebih sering terjadi," ujar ilmuwan.

Kurangnya Ruang Hijau di Perkotaan

Konsekuensi-konsekuensi ini semakin diperumit oleh keadaan-keadaan tertentu. Dampak pemanasan lingkungan kota dan kurangnya ruang hijau, misalnya, dapat memperbesar dampak buruk gelombang panas terhadap penyakit saraf dan kejiwaan.

Seiring bertambahnya usia populasi dunia, angka-angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 150 juta pada tahun 2050. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads