Bermain adalah perilaku alami dan universal manusia, seperti dikutip dari laman Scientific American. Permainan dapat disebut permainan hanya jika berjalan menyenangkan. Namun tahukah detikers, permainan punya fungsi yang lebih dari sekarang memberi kesenangan?
Dalam konsep Homo ludens, sejarawan dan pencetus teori budaya asal Belanda Johan Huizinga berpendapat manusia merupakan makhluk pemain yang suka memainkan permainan. Permainan dalam konteks ini diakukan secara sukarela oleh manusia-manusia pemainnya.
Motivasi bermain pun muncul dari dalam diri, tidak diiming-imingi keuntungan materi. Menurut Huizinga, secara sadar kadang orang bermain untuk bersenang-senang. Di sisi lain, sadar atau tak sadar, permainan bantu manusia tumbuh, berkembang, dan berevolusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi permainan ini rupanya tidak hanya tampak pada manusia, tetapi juga pada hewan, kendati tidak diajak main manusia. Dalam teori Darwin, permainan bagi hewan bantu pertumbuhan atau kelangsungan hidupnya, seperti dikutip dari ZME Science.
Fungsi Permainan, Tak Sekadar Menyenangkan
Huizinga mencontohkan, hewan suka bermain sendirian, bersama kawan, maupun bersama manusia. Sejumlah jenis permainan bantu ajarkan hewan untuk bekerja sama agar bisa bertahan hidup.
Sedangkan hewan predator seperti kucing dan anjing yang suka bermain tangkap benda secara langsung juga berlatih menangkap dan mencari tahu benda dan wilayah baru. Permainan juga bantu hewan belajar mengikuti instruksi yang rumit, berganti peran.
Baik bagi manusia dan hewan, permainan bantu keduanya belajar membangun interaksi sosial yang sehat. Namun, gagal atau kalah dalam bermain terkadang membuat seseorang marah atau menyerang, cemas, atau justru ingin menyendiri.
Latihan Menuju Kedewasaan
Hewan juga seperti manusia dalam hal main saat santai atau merasa tidak ada ancaman. Saat usianya masih kecil, baik manusia maupun hewan sama-sama lebih sering bermain.
Contohnya, anak komodo akan mengunyah dan menangkap benda seperti anjing bermain tangkap. Ikan dapat bermain dengan mengejar bola, sedangkan gurita dapat bermain lego.
Anak-anak hewan juga suka bermain-main sekaligus latihan menerkam atau latihan bertengger. Dengan begitu, permainan bantu hewan beranjak remaja hingga menjadi dewasa yang lebih kompeten, apapun spesiesnya.
Latihan Bertahan Hidup
Penelitian pada anak beruang (Ursus arctos) menunjukkan anak-anak yang menghabiskan waktu dengan banyak bermain rupanya punya tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik. Peneliti Robert dan Johanna Fagen dalam jurnal Evolutionary Ecology melaporkan, permainan juga bantu anak beruang melepas stres dan berlatih siap mengatasi stres di masa depan.
Sedangkan permainan anak cheetah dengan pura-pura menguntit anggota keluarganya ternyata bantu mengembangkan kemampuan mengintai mangsa dengan baik. Peneliti Tim M Caro dari University of California (UC) Davis dalam jurnal Animal Behaviour menjelaskan, jarak tempuh yang dicapai anak cheetah saat bermain mengejar keluarganya makin jauh seiring usia.
Permainan Meningkatkan Interaksi Sosial
Bonobo, kerabat simpanse, cenderung bermain sepanjang hidupnya. Sedangkan simpanse cenderung bermain saat masih kecil saja.
Ketimbang simpanse, bonobo lebih cenderung bermain permainan sosial. Permainan ini bantu bonobo belajar mengatur lingkungan sosialnya. Sebab, bonobo sendiri hidup di lingkungan yang lebih cair, dipimpin oleh bonobo betina, dan bergantung pada sumber makanan berupa buah musiman.
Simpanse cenderung bermain dengan benda-benda di sekitar, kendati juga bermain permainan sosial. Permainan ini bantu anak simpanse berlatih menggunakan alat untuk mencari dan makan makanan yang ada sepanjang tahun.
Simpanse muda akan tumbuh menjadi pengguna alat. Misalnya saat mencari makan, ia menggunakan pancing rayap.
Peneliti Kathelijne Kops dan rekan-rekan dalam jurnal Scientific Reports mengatakan simpanse remaja yang bermain berpotensi jadi perkelahian. Sedangkan bonobo remaja tidak.
Karena bonobo selalu bermain dengan permainan sosial sehingga ia hampir tidak pernah melakukan perkelahian. Sebaliknya, simpanse sering kali melakukan perkelahian.
Manfaat Permainan bagi Manusia
Permainan semasa kecil juga punya manfaat bagi manusia saat dewasa. Bermain melatih kompetensi dalam bidang lokomotor (berpindah tempat), manipulasi objek, dan keterampilan sosial.
Di sisi lain, permainan bagi manusia dewasa juga punya manfaat. Permainan ini termasuk berolahraga, bermain video game, bermain drama, atau aktivitas lainnya.
Peneliti Elisabetta Palagi dalam jurnal Neuroscience & Biobehavioral Reviews menjelaskan, permainan bantu manusia belajar bekerja sama dan bertoleransi, menghadapi hal-hal sosial baru atau yang tidak dapat diprediksi, hingga membuat keputusan.
Pertengkaran main-main, contohnya, juga bantu orang dewasa yang tidak terlalu dominan untuk menguji batas hubungan dengan lawan interaksi yang lebih dominan. Permainan ini juga bantu orang dewasa menjalin hubungan yang lebih erat dan menjaga hubungan dalam kelompok.
(twu/twu)