Lubang Es di Antartika Seukuran Negara Swiss Retak, Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Lubang Es di Antartika Seukuran Negara Swiss Retak, Ini Penyebabnya

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Senin, 20 Mei 2024 11:00 WIB
Pemandangan Udara Maud Rise
Foto: Image: NASA Earth Observatory/Lubang sangat besar di Antartika
Jakarta -

Lubang seukuran negara Swiss diketahui terbuka berulang kali di lautan es Antartika. Lubang yang disebut Maud Rise ini telah diamati oleh para peneliti sejak tahun 1974 di Laut Weddell Antartika.

Sejak itu, lubang tersebut muncul kembali secara cepat dan sporadis. Lubangnya terbuka dengan ukuran yang berbeda, tetapi di tempat yang sama dan terkadang tidak muncul selama bertahun-tahun sema sekali.

Para ilmuwan bertanya-tanya apa kondisi pasti yang dibutuhkan lubang Maud Rise agar terbentuk. Kemudian pada tahun 2016 dan 2017, lubang seluas 80.000 km persegi itu terbuka berminggu-minggu selama musim dingin di dua tahun itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan mendapat kesempatan untuk melihat fenomena tersebut lebih dekat sehingga misteri dapat dipecahkan.

Awal Terbentuknya Lubang Es di Antartika

Lubang es yang terbentuk di Antartika ini bernama polynya. Lubang polynya Maud Rise ini terletak di sebuah gunung bawah laut.

ADVERTISEMENT

"Sejak tahun 1970-an, di tahun 2017 inilah pertama kalinya melihat polynya yang besar dan berusia panjang di Laut Weddell," jelas Aditya Naranyanan, peneliti pascadoktoral asal University of Southampton, dikutip dari Live Science.

Ketika musim panas di Antartika berganti menjadi musim dingin, lautan es meluas dari 3 juta km persegi menjadi 18 juta km persegi. Lautan ini pun menutupi 14% permukaan Bumi dengan warna putih tidak beraturan seperti porselen atau ubin.

Sebagian besar es laut ini tumbuh di lapisan es terapung yang menyelimuti benua tersebut di sepanjang malam kutub berminggu-minggu lamanya.

Lubang tersebut terbentuk akibat angin kencang dari daratan yang mendorong es-es tersebut hingga terlepas. Angin kencang dingin ini dapat membekukan lebih banyak air laut dalam polynya hingga dapat menambah jumlah bongkahan ekstra pada lapisan es.

Tempat terbentuknya Maud Rise, di lautan terbuka yang jauh dari angin pantai kecil ini hanya memiliki kemungkinan kecil dapat terjadinya lubang di es laut. Peristiwa ini bersamaan dengan berkurangnya luas permukaan es secara keseluruhan di Samudra Selatan.

Penelitian Mendalam Polynya Maud Rise

Para peneliti mempertanyakan kondisi spesifik penyebab terbentuknya polynya Maud Rise. Untuk menjawabnya, para ilmuwan meneliti data dari satelit, kendaraan otonom dan menandai mamalia laut serta pengamatan sebelumnya oleh peneliti lain.

Para ilmuwan menemukan adanya arus melingkar terkuat di Laut Weddell pada 2016 dan 2017 yang disebut Weddell Gyre. Maka dari itu, garam dan suhu panas terbawa lebih mudah ke permukaan oleh arus bawah air ini.

Kemudian angin bertiup di atas permukaan dan menciptakan efek pembuka lubang, menyeret air asin di sekitar gunung yang terendam ke permukaan. Garam pun menurunkan titik beku air permukaan dan memungkinkan terbentuknya Maud Rise.

Melalui penemuan ini, pemahaman mengenai Antartika dan dampaknya terhadap lautan global dapat bertambah.

Perubahan iklim telah membuat angin dari benua paling selatan menjadi lebih kuat dan kemungkinan besar menciptakan lebih banyak polynya di masa depan.

Di samping itu, 40% perairan lautan global berasal dari garis pantai Antartika. Akibat luasnya perairan ini, ia memiliki peran penting untuk mengatur iklim regional di seluruh Bumi.

"Jejak polynya dapat bertahan di air selama bertahun-tahun setelah terbentuk. Kemudian mereka dapat mengubah cara gerak air dan arus membawa panas menuju benua," ucap Sarah Gille, rekan penulis studi.

"Perairan padat yang terbentuk di Maud Rise dapat menyebar ke seluruh lautan global," pungkasnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads