Temuan Loki Patera, Danau Lava Dingin di Permukaan Bulan Milik Jupiter

ADVERTISEMENT

Temuan Loki Patera, Danau Lava Dingin di Permukaan Bulan Milik Jupiter

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Senin, 13 Mei 2024 19:30 WIB
juno dari nasa temukan lingkaran hitam di jupiter yang merupakan bayangan gerhana bulan Io
Foto: NASA/SwRI/MSSS/Penampakan Jupiter
Jakarta -

Pesawat ruang angkasa Juno milik NASA berhasil mendapatkan temuan unik saat melintasi permukaan Bulan Io milik Jupiter pada Desember 2023 dan Januari 2024. Pesawat ini menemukan ratusan gunung berapi aktif, termasuk di antaranya danau lava dingin.

Io merupakan salah satu dari puluhan Bulan yang dimiliki oleh Jupiter. Dikenal sebagai Bulan Vulkanik, Io dilintasi oleh pesawat ruang angkasa sekitar 1.500 kilometer dari permukaannya.

Dikutip dari Universe Today, ilmuwan Juno menciptakan kembali fitur spektakuler di Io, yakni sebuah gunung dengan puncak menara yang dijuluki 'The Steeple'. Fitur ini memiliki tinggi sekitar 5-7 kilometer yang berfungsi memahami jenis aktivitas vulkanik yang dapat menciptakan bentang alam luar biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gambar yang terbaru juga menunjukkan Loki Patera, danau lava sepanjang 200 kilometer di atas permukaan Io. Danau lava ini telah diamati para ilmuwan selama beberapa dekade.

"Io dipenuhi gunung berapi dan beberapa diantaranya sedang beraksi. Kami juga mendapatkan gambar terdekat dan data-data lain mengenai Loki Patera," ucap Scott Bolton, peneliti utama misi Juno, dalam situs NASA, dikutip Rabu (8/5/2024).

ADVERTISEMENT

Penampakan Loki Patera di Io

Loki Patera adalah danau lava terbesar di tata surya. Danau lava yang melingkarinya melengkung mengikuti cakrawala Ionia. Danau ini berukuran seluas 21.000 km persegi, satu juta kali luas permukaan rata-rata danau lava di Bumi, sebagaimana dilansir dari Volcano Cafe.

Aliran panas Io berasal dari titik ini, yaitu selebar 100-200 kilometer, dan kemungkinan panas Ionia dilepaskan melalui danau lava yang tenang dan bukan melalui letusan.

Bolton mengungkapkan bahwa ada detail luar biasa yang membuktikan pulau ini terletak di tengah-tengah danau magma yang berpotensi kelilingi lava panas.

"Lava yang mendingin di tengah danau ini kemungkinan dikelilingi oleh magma cair di sekitar tepinya," ungkapnya.

"Hasil pantulan cermin yang direkam oleh instrumen kami menunjukkan bahwa permukaan Io terlihat sangat halus seperti kaca, mengingatkan kita pada kaca obsidian yang dibuat secara vulkanik di Bumi," lanjut Bolton.

Peta yang dihasilkan data yang dikumpulkan oleh instrumen Microwave Radiometer (MWR) Juno mengungkapkan, bahwa permukaan Io lebih halus daripada permukaan 3 bulan Galilea Jupiter lainnya.

Danau lava raksasa ini dapat dengan mudah dikenali dari citra Galileo karena muncul sebagai bintik hitam gelap yang besar dan tidak berubah bentuknya. Selain itu, danau tersebut hampir selalu terlalu panas bahkan salju belerang sekalipun tidak dapat mengendap di atasnya.

Permukaan tersebut berupa bebatuan yang mudah menguap yang pecah dari tepi patera dan perlahan-lahan hanyut di lautan lava, tidak seperti gunung lava di sejumlah danau lava Kilauea.

Di Loki, gunung ini sama besarnya dengan beberapa pulau kecil Azores. Skalanya sama dengan beberapa gunung es besar di Antartika. Io sedikit lebih besar dari bulan Bumi dan permukaannya yang tidak cair sebagian besar dibungkus belerang kuning dan belerang dioksida.

Para ilmuwan dapat menentukan bahwa terdapat dua gelombang lava yang muncul kembali dan membuktikan perubahan kecerahan di Loki Patera setiap 400-600 hari.

Sampai saat ini, Loki Patera memiliki waktu pelapisan ulang kerak yang relatif dapat diprediksi, tetapi telah mengubah jadwalnya, sehingga waktu pelapisan ulang kerak menjadi semakin lama.

Misi Juno Masih Berlangsung di Atas Jupiter

Sementara itu, Juno terus terbang di atas Jupiter, guna mengumpulkan data tentang siklon kutub utara Jupiter yang spektakuler, yang masing-masing berukuran sebesar benua Amerika Serikat.

Data yang dihasilkan tentang siklon kutub memungkinkan perbandingan multi-panjang gelombang di kutub, sehingga menjawab bahwa tidak semua siklon kutub diciptakan sama

Selain itu, misi Juno melakukan pengukuran terhadap kandungan oksigen dan hidrogen dalam atmosfer Jupiter. Pesawat ruang angkasa ini dijadwalkan menyelesaikan penerbangan ke-61 sekitar Jupiter tanggal 12 Mei 2024.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads