Apakah Manusia Bisa Melihat Sinar Ultraviolet? Ini Jawaban Para Ahli

ADVERTISEMENT

Apakah Manusia Bisa Melihat Sinar Ultraviolet? Ini Jawaban Para Ahli

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 16 Mei 2024 09:30 WIB
Ilustrasi sinar ultraviolet
Foto: Pixabay/Ilustrasi sinar ultraviolet
Jakarta -

Kita tidak bisa melihat warna ultraviolet. Mengapa?

Jawabnya karena panjang gelombangnya tidak dapat dilihat oleh banyak manusia, tetapi justru dapat dilihat oleh banyak hewan.

Panjang gelombang ultraviolet lebih kecil dibandingkan spektrum tampak. Namun, hanya manusia tertentu yang bisa melihatnya. Ini tergantung pada usia dan apakah mata kita memiliki lensa penyaring ultraviolet atau tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagian Mata yang Bisa Melihat Ultraviolet

Kita memiliki retina di bagian belakang mata. Retina memiliki fotoreseptor yang merasakan cahaya dan mengirimkan sinyal tentang panjang gelombang yang dideteksi melalui saraf optik ke otak dan menafsirkannya sebagai warna.

Terdapat fotoreseptor khusus untuk sinar ultraviolet pada nenek moyang vertebrata. Sementara dalam sejarah evolusi manusia, fotoreseptor ini lebih condong untuk mendeteksi panjang gelombang ungu dibandingkan ultraviolet.

ADVERTISEMENT

"Retina dapat mendeteksi sejumlah sinar ultraviolet. Namun, lensa mata menyaring sinar ultraviolet sehingga panjang gelombang energi tinggi tidak pernah benar-benar sampai di sel kerucut atau retina," kata Michael Bok, ahli biologi di Lund University di Swedia, dikutip dari Live Science.

Kebanyakan orang memiliki lensa yang menyaring sebagian besar panjang gelombang ultraviolet. Tujuannya adalah untuk melindungi mata dari kerusakan karena penuaan struktur mata dan peningkatan risiko kanker akibat sinar tersebut.

Risiko kanker ini bisa terjadi karena sebagian besar anak muda cenderung masih dapat merasakan sinar ultraviolet. Sebagian besar orang dewasa memang tidak dapat melihat sinar ultraviolet. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada hewan, seperti kucing, anjing, musang, dan rusa kutub.

Hewan Bisa Melihat Sinar Ultraviolet

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society B, kemampuan melihat sinar ultraviolet meluas pada invertebrata, ikan, burung, reptil, dan amfibi.

Hewan-hewan tersebut seringkali memiliki retina khusus untuk mendeteksi sinar ultraviolet dan lensa yang dapat menembus sinar tersebut. Itulah alasan mengapa banyak hewan memiliki kemampuan lebih untuk melihat sinar ultraviolet.

"Hewan memiliki kemampuan penglihatan warna apapun untuk meningkatkan kontras dalam mendeteksi objek atau hal penting di sekitarnya," jelas Bok.

Menurut ahli biologi yang mempelajari ekologi visual di University of Maryland, Thomas Cronin, sinar ultraviolet memiliki manfaat bagi hewan-hewan.

"Misalnya bagi makhluk predator menggunakan sinar ultraviolet untuk membantu melihat siluet mangsanya pada plankton dan larva ikan," paparnya.

Selain itu, pada serangga, mereka menggunakan penglihatan seperti ini untuk merasakan pola pada bunga, sebagai navigasi, sinyal satu sama lain, hingga menemukan buah beri yang matang.

Penglihatan Ultraviolet karena Faktor Usia

Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal PLOS One pada 2018, seluruh peserta yang merupakan mahasiswa di University of Georgia dapat melihat sinar ultraviolet pada ukuran sekitar 315 nm, dari jangkauan penuh sinar ultraviolet sekitar 10-380 nm.

Selama percobaan, subjek penelitian ini melaporkan secara konsisten adanya cahaya berwarna biru ungu desaturasi.

Kemampuan penglihatan cahaya ultraviolet tersebut tampaknya menurun pada usia 30 tahun, menunjukkan adanya pengaruh penuaan terhadap kemampuan melihat panjang gelombang ultraviolet.

Sejumlah orang dapat melihat lebih banyak spektrum sinar ultraviolet. Sampai tahun 1980-an, ketika operasi katarak mengangkat lensa mata yang keruh dan tidak menggantinya, menyebabkan orang-orang yang menjalani operasi dapat melihat sinar ultraviolet.

Bagi orang-orang tersebut dan mereka yang lahir tanpa lensa mata, sinar ultraviolet akan terlihat seperti biru pucat atau ungu pucat.

Contoh terkenal oleh pelukis impresionis Claude Monet, ia dapat melihat lebih banyak warna biru dan ungu pada bunga lili air setelah menjalani operasi kata pada 1923. Hal ini mencerminkan perbedaan pada lukisannya pasca operasi.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads