Ternyata Rusa Kutub Bisa Lihat Sinar UV! Bisa Bantu Deteksi Makanan di Musim Salju

ADVERTISEMENT

Ternyata Rusa Kutub Bisa Lihat Sinar UV! Bisa Bantu Deteksi Makanan di Musim Salju

Noor Faaizah - detikEdu
Rabu, 03 Jan 2024 10:00 WIB
Reindeer in forest with snow on the trees and winter landscape
Foto: Mats Lindberg/Thinkstock/Rusa Kutub
Jakarta -

Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal i-Perception telah mengobservasi sistem visual kutub yang menunjukkan bahwa rusa kutub memiliki kemampuan melihat sinar ultraviolet. Apa untungnya?

Para peneliti telah mengeksplorasi ekologi visual rusa kutub yang mungkin telah mengalami evolusi hingga bisa melihat cahaya ultraviolet. Hasilnya, mereka mengungkapkan bahwa untuk bertahan hidup di musim dingin Arktik yang gelap dan bersalju, rusa kutub telah mengembangkan sistem visual mereka untuk memudahkan hewan tersebut mencari makanan.

Para peneliti mengobservasi rusa kutub yang hidup di Taman Nasional Cairngorms, dataran tinggi di Skotlandia, dan menjadi satu-satunya rumah bagi kawanan rusa kutub di Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusa kutub di wilayah tersebut bergantung pada Cladonia rangiferina sebagai makanan utama mereka. Cladonia rangiferina merupakan jenis alga-jamur yang biasa disebut lichen.

Tumbuhan mirip lumut ini membentuk selimut tebal dan renyah yang tersebar di seluruh tanah yang berada di garis lintang utara Bumi.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Cairngorms juga rumah bagi lebih dari 1.500 spesies lumut kerak. Namun ternyata, rusa kutub hanya bergantung pada C. rangiferina selama musim dingin.

"Ciri khas rusa kutub adalah ketergantungan mereka pada jenis lumut yang satu ini," kata Nathaniel Dominy, antropolog Dartmouth College, dikutip dari Popular Science.

Makanan yang Tertutup Salju Tampak seperti Bintik Bercahaya

Kondisi salju sendiri kurang menguntungkan bagi pemakan lumut seperti rusa kutub. Sebab, sebagian besar lumut yang jadi makanan mereka, akan tertutup salju.

Namun, peneliti bernama Catherine Hobaiter dan Julie Harris dari Universitas St. Andrews, mengatakan bahwa halangan tersebut tampaknya telah diatasi oleh rusa kutub.

Mereka berhasil menemukan bahwa C. rangiferina dan beberapa spesies lumut lainnya menyerap sinar ultraviolet. Peneliti menggunakan data spektral dari lumut dan filter cahaya yang dibuat untuk meniru penglihatan rusa.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa dalam penglihatan rusa kutub, tanaman tersebut terlihat berbentuk bercak gelap seperti bintik Dalmatian sehingga mudah ditemukan.

"Jika Anda tertarik melihat pemandangan putih ini, Anda pasti menginginkan rute langsung menuju makanan Anda," ujar Dominy.

Menurut Dominy, ini adalah salah satu studi pertama yang menggunakan perkiraan visual tentang bagaimana mamalia melihat dunianya.

"Rusa kutub tidak mau membuang energi untuk berkeliaran mencari makan di lingkungan yang dingin. Jika mereka melihat lumut kerak dari jarak jauh, hal ini menguntungkan (mereka) karena menghemat kalori berharga pada saat makanan langka," imbuh Dominy.

Adapun selain rusa, ada beberapa hewan yang dapat melihat pada spektrum UV yakni anjing, kucing, babi, hingga musang.

Mereka umumnya melakukan ini dengan fotoreseptor biru pendek yang disebut kerucut yang ada di mata mereka. Kerucut inilah yang bertanggung jawab atas penglihatan warna.

Sensitivitas Visual Mendeteksi Pantulan Sinar UV

Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa mata rusa berubah dari emas pada musim panas dan biru cerah pada musim dingin.

Warna biru pada mata mereka diyakini memperkuat rendahnya tingkat sinar matahari yang ada selama musim dingin kutub.

"Jika warna cahaya di lingkungan terutama berwarna biru, maka masuk akal bagi mata untuk meningkatkan warna biru untuk memastikan fotoreseptor rusa memaksimalkan panjang gelombang tersebut," terang Dominy.

Taperum atau selaput penambah cahaya berwarna biru ini memungkinkan 60 persen sinar UV ditransmisikan dan masuk ke dalam sensor mata.

Sementara itu, salju dan permukaan memantulkan sinar UV lainnya sehingga menyebabkan penampakan yang bersinar terang dan permukaan yang menyerap sinar UV menjadi gelap.

Para ilmuwan telah menyelidiki mengapa hewan Arktik yang aktif di siang hari memiliki mata yang sangat rentan terhadap sinar UV yang memantulkan salju.

Studi ini menunjukkan bahwa jawaban atas pertanyaan tersebut berkaitan dengan C. rangiferina dan lumut lainnya, karena sinar UV tidak memantulkan organisme tersebut.

Tim percaya bahwa mata rusa mungkin dioptimalkan untuk mengenali lumut pada saat-saat yang paling sulit menemukan makanan pokok.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads