Survei: Tuntutan Jadi Sempurna kepada Anak Juga Bikin Ortu Kelelahan Mental

ADVERTISEMENT

Survei: Tuntutan Jadi Sempurna kepada Anak Juga Bikin Ortu Kelelahan Mental

Nur wasilatus Sholeha - detikEdu
Selasa, 14 Mei 2024 11:00 WIB
Ilustrasi Konflik Anak Remaja dan Orang Tua
Ilustrasi anak dan orang tua. Foto: iStock
Jakarta - Setiap orang tua mungkin mengharapkan anak-anaknya dapat menjalani hidup dengan sempurna, bisa berprestasi dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Namun, hal itu kadang menjadi alasan mengapa orang tua memberi tekanan kepada anaknya untuk menjadi sempurna.

Sayangnya tuntutan menjadi sempurna tidak hanya menimbulkan dampak negatif ke anak, tetapi juga dapat membuat orang tua merasa kelelahan sendiri dan memperburuk keadaan.

Hal tersebut diungkap Eurekalert terhadap sebuah survei yang dilakukan oleh peneliti The Ohio State University College of Nursing dan Office of the Chief Wellness Officer.

Tuntutan Harus Sempurna kepada Anak Menimbulkan Dampak Mental

Survei yang dilakukan dengan melibatkan 700 orang tua di seluruh negeri pada periode 15 Juni-28 Juli 2023 dalam laporan "The Power of Positive Parenting: Evidence to Help Parents and Their Children Thrive".

Data tersebut menunjukkan walaupun orang tua memberi tuntutan untuk menjadi sempurna kepada anaknya, 57 % orang tua merasa kelelahan.

Kelelahan tersebut berkaitan beberapa faktor internal maupun eksternal, seperti pemikiran apakah mereka adalah orang tua yang baik, penilaian orang lain, waktu bermain anak-anaknya, keharmonisan dengan pasangannya, dan kebersihan rumah.

Kesehatan mental orang tua sangat mempengaruhi kesehatan mental anak-anaknya. Apabila tingkat burnout orang tua tinggi, maka memungkinkan mereka menghina, mengkritik, meneriaki, memaki, atau berulang-ulang menyakiti anaknya secara fisik.

Hal tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental pada anak. Dilaporkan bahwa itu diakibatkan dari pengasuhan orang tua yang keras.

Tekanan 'harus sempurna' membuat anak-anak memiliki waktu yang kurang dalam berinteraksi pada orang tua, hal tersebut dapat menimbulkan kesehatan mental pada anak-anak seperti kecemasan, depresi, OCD, ADHD, gangguan bipolar.

Melihat Orang Sempurna di Medsos Bikin Ortu Berekspektasi pada Anak

Gawlik seorang profesor klinis di Ohio State College of Nursing mengatakan bahwa media sosial mengubah ekspektasi orang tua terhadap anak-anaknya, misalnya melihat orang-orang yang sempurna di Instagram.

"Kami memiliki ekspektasi yang tinggi untuk diri kami sendiri sebagai orang tua, kami memiliki ekspektasi yang tinggi untuk apa yang harus dilakukan anak-anak kami. Kemudian di sisi lain, Anda membandingkan diri Anda dengan orang lain, keluarga lain, dan ada banyak penilaian yang terjadi. Dan entah itu disengaja atau tidak, hal itu tetap ada," kata Gawlik.

Ekspektasi tersebut membuat orang tua melakukan paksaan terhadap anaknya dan menyebabkan kelelahan mental pada dirinya sendiri.

Bernadette Melnyk, phD, FAAN, wakil presiden promosi kesehatan dan kepala petugas kesehatan di Ohio State menyatakan kelelahan tersebut berupa depresi, kecemasan, dan stres, tetapi anak-anak mereka juga memiliki emosi yang lebih buruk darinya.

Cara Melakukan Pengasuhan yang Lebih Positif

Tuntutan menjadi sempurna menimbulkan dampak kelelahan baik orang tua dan anaknya. Untuk itu, Gawlik dan Melnyk dalam laporannya menyertakan panduan agar mengubah pengasuhan orang tua menjadi lebih positif, yaitu:

  • Koneksi dan mendengarkan secara aktif
  • Menangkap, mengecek, dan mengubah pikiran negatif menjadi positif
  • Menyesuaikan kembali harapan orang tua dan anak
  • Merefleksikan dan bertindak berdasarkan prioritas.

"Pengasuhan yang positif adalah ketika Anda memberikan banyak cinta dan kehangatan kepada anak-anak Anda, sekaligus juga memberikan struktur dan bimbingan dalam hidup mereka," jelas Melnyk.

"Anda dengan lembut mengajari mereka konsekuensi dari sebuah perilaku. Jadi, menjadi orang tua yang positif adalah tujuan yang jauh lebih baik daripada menjadi orang tua yang sempurna."

Selain itu, Melnyk juga mengatakan jika telah melakukan pengasuhan yang baik, maka perawatan diri juga tetap diperlukan orang tua, anak-anak tidak mesti harus terus dibimbing.


(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads