Survei di AS: Ayah-Ibu Kesepian dan Merasa Kurang Dukungan Saat Asuh Anak

ADVERTISEMENT

Survei di AS: Ayah-Ibu Kesepian dan Merasa Kurang Dukungan Saat Asuh Anak

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 01 Mei 2024 17:00 WIB
Mother embracing her baby girl while sleeping,lifestyle concept.Tired concerned mother rocking sleeping baby in kitchen.Portrait of young woman and cute little baby in home interior.Motherhood concept
Survei nasional AS oleh OSU ungkap ayah dan ibu merasa kesepian serta merasa kurang dukungan saat mengasuh anak. Begini kata ahli soal sebab dan solusinya. Foto: Getty Images/iStockphoto/Jelena Stanojkovic
Jakarta -

Sebagian besar orang tua, baik ayah maupun ibu, mengalami kesepian, kelelahan, dan terisolasi karena tuntutan menjadi orang tua. Mereka juga merasa kurang dukungan dalam menjalankan perannya sebagai orang tua.

Temuan tersebut didapat dari survei nasional AS oleh The Ohio State University (OSU) Wexner Medical Center. Survei mendapati, dua pertiga (66%) orang tua di AS merasa tuntutan menjadi orang tua terkadang atau sering kali membuat mereka terisolasi dan kesepian.

Lebih lanjut, 62% orang tua merasa jenuh dengan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Hampir 2 dari 5 (38%) orang tua merasa tidak ada orang yang mendukung perannya sebagai orang tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, hampir 4 dari 5 (79%) orang tua menghargai jika ada cara untuk terhubung dengan orang tua lain di luar pekerjaan dan rumah.

Kisah Ibu Bekerja di Rumah

Anne Helms, ibu dua anak di Colombus, Ohio menuturkan dirinya bekerja dari rumah (WFH) penuh waktu. Kendati bekerja di depan kamera dan menggunakan Zoom, ia kerap mengobrol dengan anjingnya karena tidak ada orang yang berbasa-basi menanyakan kabarnya dan anak-anak.

ADVERTISEMENT

"Dan kamu tidak mendapat banyak jawaban yang tulus saat bertanya, 'Bagaimana kabarmu?'. Ada hari-hari di mana saya paling sering bicara dengan anjing saya karena saya bekerja sendirian," tuturnya, dikutip dari laman College of Nursing OSU.

Helms berpendapat menjadi orang tua yang sehat bantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak. Untuk itu, ia coba mengobati kesepian dan kurang dukungan lewat berhubungan dengan orang tua lain.

"Saya pikir, dampak dari berhubungan dengan orang tua lain dan mendapat dukungan saat membutuhkannya itu tidak ternilai. Itu bantu kamu menjadi karyawan, pasangan, orang tua, dan teman yang lebih baik. Menjalin hubungan dengan orang tua lain memperkaya hidup kita sebagaimana parenting (mengasuh anak), tetapi naik tingkat," tuturnya.

Bertemu Tatap Muka

Profesor klinis di College of Nursing OSU Kate Gawlik DNP adalah seorang peneliti tentang kelelahan orang tua dan ibu dari empat anak kecil. Gawlik mengatakan, kesepian juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental orang tua.

"Jadi apapun mulai dari penyakit kardiovaskular hingga depresi, kecemasan, penurunan kognitif, bahkan sistem kekebalan tubuh bisa terpengaruh saat kita kesepian. Faktanya, sebuah penelitian menunjukkan jika kita berada dalam isolasi sosial untuk waktu yang lama, itu setara dengan merokok sekitar 15 batang sehari," tuturnya.

Merespons adanya isolasi, kesepian, dan kelelahan pada orang tua, Gawlik menciptakan program pengasuhan anak selama enam minggu. Pada program ini orang tua berkumpul untuk membuka diri atas kerapuhan (vulnerability), bersimpati terhadap tantangan sebagai orang tua, dan mencari dukungan.

Program inilah yang diikuti Helms. Berangkat dengan tatap muka dengan orang tua lain, ibu dua anak ini menyadari bahwa dia tidak sendirian.

"Saya pikir hal terbesarnya adalah dia memvalidasi bahwa jika kita bekerja dan memiliki anak, serta menjadi orang tua yang teliti, hampir mustahil untuk tidak kelelahan. Saya jadi merasa sangat divalidasi ketika dia berkata 'Tidak apa-apa kamu ada di sini'," tuturnya.

Playdate Anak hingga Klub

Gawlik menyarankan orang tua mencari kelompok orang tua di perusahaan maupun lingkungan setempat. Tidak harus komunitas orang tua; kelompok bermain, klub buku, liga olahraga rekreasi, atau menjawalkan playdate (janjian main) dengan teman-teman kecil mereka dari tempat penitipan anak maupun sekitar rumah juga bisa dilakukan.

"Punya seseorang yang rasanya terkoneksi dan relate dengan apa yang kita alami bisa jadi sangat kuat untuk melawan perasaan kesepian," kata Gawlik.

Ia mengamini bahwa mengasuh anak terkadang terasa sangat sepi. Dukungan orang sekitar dapat membantunya terasa lebih mudah.

"Mungkin sulit untuk mulai mencari koneksi karena, pada tingkat tertentu, Anda merasa rapuh. Kadang, ini butuh waktu dan usaha," ucapnya.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads