Mengapa Laki-laki Cenderung Bertindak Lebih Ekstrem Dibanding Perempuan?

ADVERTISEMENT

Mengapa Laki-laki Cenderung Bertindak Lebih Ekstrem Dibanding Perempuan?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 11 Mei 2024 16:00 WIB
Two young male parkour freerunners jumping over a wall.
Foto: ilustrasi parkour/thinkstock/ilustrasi parkour sebagai hobi ekstrem yang banyak diikuti laki-laki
Jakarta -

Sejak kecil anak laki-laki cenderung lebih banyak terjatuh dan terluka dibandingkan dengan anak perempuan. Sampai dewasa, ada lebih banyak laki-laki yang bertindak dengan risiko ekstrem dibandingkan perempuan. Kenapa ya?

Sebuah studi mencoba mencari tahu alasan kenapa banyak laki-laki cenderung membuat pilihan dan keputusan ekstrem. Studi dilakukan dengan melibatkan lebih dari 50.000 partisipan dalam 97 sampel.

Hasil temuan kemudian diterbitkan dalam jurnal bergengsi Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Benarkah Laki-laki Banyak Bertindak ke Pilihan yang Ekstrem?

Pertanyaan awal para peneliti sebenarnya sederhana: pilihan laki-laki dan perempuan dalam membuat keputusan yang berisiko adalah hal yang berbeda secara sistematis atau bukan?

Associate Professor dari University of Sydney Business School, Stefan Volk, menjelaskan bahwa dalam temuan studi, laki-laki jauh lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk berada pada ujung spektrum perilaku yang ekstrem.

ADVERTISEMENT

Ini termasuk tindakan egois, memilih sangat percaya atau sangat tidak percaya, sangat adil dan tidak adil, sangat berisiko atau sangat menghindari risiko, serta fokus jangka pendek atau jangka panjang.

Temuan ini menunjukkan bahwa pilihan dan keputusan ekstrem yang diambil laki-laki bisa berdampak positif dan negatif.

Para peneliti berpendapat bahwa perbedaan tersebut mungkin memiliki akar evolusi. Namun, ada juga penjelasan alternatif atas keberadaan apa yang sering disebut sebagai variabilitas laki-laki yang lebih besar.

"Teori investasi orang tua menjelaskan bahwa laki-laki, berbeda dengan perempuan, berinvestasi lebih sedikit dalam mengasuh anak, kurang selektif dalam memilih pasangan, dan lebih bersaing untuk mendapatkan pasangan seksual," kata Prof Volk.

"Teori evolusi ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih menyimpang dari rata-rata agar menonjol dan menarik bagi perempuan untuk bereproduksi. Sementara perempuan mampu menarik pasangan seksual tanpa menyimpang dari rata-rata," imbuhnya.

Patriarki yang Dibangun Secara Sosial Telah Membatasi Perempuan

Prof Volk juga memberikan penjelasan lain terkait dengan norma dan ekspektasi terhadap perilaku gender yang dapat diterima. Secara umum, perilaku ekstrem laki-laki dikonstruksi dan diperkuat secara sosial.

"Teori alternatif ini menunjukkan bahwa patriarki yang dibangun secara sosial di banyak masyarakat telah membatasi perempuan dan memberikan peluang bagi mereka untuk menunjukkan tingkat variabilitas yang sama dengan laki-laki," ungkapnya.

Dalam hal ini, Prof Volk, bekerja dengan tim internasional untuk mengkaji perbedaan gender dalam altruisme, kerja sama, kepercayaan, keadilan dan sikap terhadap waktu dan risiko dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Para peneliti menemukan bukti sistematis mengenai variabilitas pria yang lebih besar. Menurut mereka, perbedaan variabilitas gender ini sulit dideteksi dalam penelitian yang berfokus pada perbedaan gender dalam perilaku rata-rata.

"Inilah sebabnya mengapa hal ini diabaikan dalam sebagian besar penelitian sebelumnya, yang biasanya berfokus pada perbedaan rata-rata gender dibandingkan rentang perilaku. Namun kita perlu melihat perbedaan dalam perilaku ekstrem untuk memahami apa yang mungkin mendorong perilaku aneh tersebut," tutur Prof Volk.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads