Solar Orbiter diterbangkan untuk merekam aktivitas lapisan atmosfer Matahari atau yang kerap disebut korona. Aktivitas tersebut berhasil diabadikan dalam sebuah video berdurasi 30 detik, sebagaimana dilansir dari IFL Science.
Kemudian, pada 7 Oktober 2023 Solar Orbiter mendapati jarak terdekatnya dengan Matahari yakni 43 juta km. Jarak tersebut kurang lebih sepertiga dari jarak Bumi ke Matahari.
Tak cuma badan antariksa Eropa, negara Amerika dengan Parker Solar Probe NASA mengambil penampakan Matahari juga. Kedua organisasi tersebut lalu bekerja sama.
Parker mengukur partikel dan medan magnet di korona Matahari dan angin matahari, sehingga Solar Orbiter mengamati wilayah asal angin matahari yang mengalir melewati Parker.
Pergerakkan Korona Matahari Mirip Lumut-Hujan
Dari hasil pengamatan, korona Matahari dapat mengalami perubahan yang menarik. Dalam video, tampak bahwa pergerakkan korona mirip hujan dan rupanya mirip lumut.
Pergerakkan korona yang mirip lumut adalah pola plasma yang ada di dasar lengkung koronal. Strukturnya memanjang jauh di atas permukaan Matahari.
Adapun puncak plasma terlihat memanjang dari kromosfer hingga ke mahkota atas Matahari. Luas dari pergerakkan plasma bisa mencapai 10.000 km.
Beberapa plasma mendingin dan kembali turun dalam gumpalan gelap dengan kepadatan tinggi yang dikenal sebagai "hujan". Hal tersebut terjadi karena adanya gravitasi.
Hujan yang terjadi dinamakan hujan koronal. Selain itu, ada banyak letusan spektakuler yang terlihat seperti proses pelepasan artikel dalam jumlah yang besar ke tata surya.
Apa Itu Korona Matahari?
Bagi detikers yang masih belum memahami apa itu korona Matahari, melansir laman NASA, korona Matahari merupakan bagian terluar dari atmosfer Matahari.
Korona biasanya tersembunyi oleh terangnya cahaya permukaan Matahari. Sehingga, mata manusia tak bisa melihat langsung lapisannya kecuali pada saat terjadi gerhana matahari total.
Suhu dari korona sangatlah tinggi. Namun, para ilmuwan belum bisa memperkirakan berapa besar suhunya.
Korona juga 10 juta kali lebih padat dibandingkan permukaan Matahari. Kepadatan yang ini membuat mahkota menjadi kurang terang dibandingkan permukaan Matahari.
Berdasarkan misi NASA yakni IRIS, ditemukan adanya paket material yang sangat panas dan disebut "bom panas". Paket material panas tersebut bergerak dari Matahari menuju korona.
Saat mencapai korona, bom panas meledak dan melepaskan energinya dalam bentuk panas juga. Menurut para astronom, aktivitas tersebut adalah cara supaya corona memanas.
Bagi detikers yang ingin tahu penampakkan korona Matahari secara detail bisa lihat video lengkapnya di sini ya.
(cyu/nwk)