NASA Ungkap Penampakan Dasar Laut Jika Dilihat dari Satelit, Seperti Apa?

ADVERTISEMENT

NASA Ungkap Penampakan Dasar Laut Jika Dilihat dari Satelit, Seperti Apa?

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 18 Des 2024 08:30 WIB
Permukaan dasar laut jika dilihat dari satelit
Permukaan dasar laut jika dilihat dari satelit. Foto: NASA
Jakarta -

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA), berhasil mengungkap penampakan dasar laut dari satelit. Seperti apa rupanya?

Pada Desember 2022 lalu, misi satelit Surface Water and Ocean Topography (SWOT) NASA diluncurkan untuk mengetahui batas-batas benua, bukit laut, hingga gunung berapi di laut. Dari misi tersebut, diperoleh data dasar laut yang lebih banyak dibanding data misi satelit lain selama 30 tahun.

"Menemukan fitur-fitur ini akan benar-benar mendorong perkembangan ilmiah, termasuk teori tektonik," seorang ahli geografi fisik di Scripps Institution of Oceanography, Yao Yu, dilansir dari Live Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam memetakan dasar laut terdalam ini, peneliti menggunakan analisis SWOT untuk mengukur ketinggian laut. Satelit memperlihatkan bahwa struktur bawah laut seperti bukit dan gunung berapi dan menyebabkan air menumpuk di atas seperti gumpalan.

Misi mempunyai tiga tujuan khusus yakni untuk melihat bukit abisal, gunung laut kecil, dan tepi benua. Bukit abisal terbukti mempunyai tinggi ratusan kaki dan terbentuk karena gerak lempeng tektonik.

ADVERTISEMENT

Lewat data SWOT, peneliti memetakan bukit-bukit individual lalu ditemukan beberapa tempat dengan arah punggungan yang berubah.

"Saya sangat terkejut dengan bukit-bukit abisal itu," kata Yu.

Bentuk Dasar Laut Memengaruhi Arus

Kemudian, Yu dan tim mempelajari pengaruh bentuk-bentuk bagian dasar laut tersebut. Ia menyimpulkan bahwa gunung laut hingga gunung berapi bawah laut mempengaruhi arus laut di atasnya.

Selain melihat bentuk permukaan dasar laut, peneliti menemukan ribuan gunung laut yang lebih kecil dari dugaan sebelumnya. Gunung-gunung tersebut mempunyai tinggi kurang dari 1.000 meter.

Penemuan dalam penelitian ini membantu peneliti menyempurnakan peta batas tektonik dan arus laut di pesisir. Mereka mempercayai bentuk apa yang ada di dasar laut turut memengaruhi keanekaragaman hayati di pesisirnya.

"Kami sangat tertarik pada [tepi benua] karena arus laut dan pasang surut akan membawa nutrisi dan sedimen dari daratan ke lautan dan memengaruhi keanekaragaman hayati dan ekologi di wilayah pesisir," kata Yu.




(cyu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads