Cuaca panas yang berkepanjangan dan gelombang panas laut yang berulang telah menyebabkan kematian karang. Hal ini membuat peneliti terus melakukan eksperimen agar karang tetap bertahan di lautan. Bagaimana caranya?
Pada tahun 2022, tim ilmuwan internasional dari Amerika Serikat dan Cina mengungkapkan bahwa mengukur suhu laut tahunan telah menembus rekor sebelumnya. Data menunjukkan bahwa perairan laut yang mencapai kedalaman 2.000 meter sekarang menyerap panas 10 zettajoule (ZJ).
Angka tersebut lebih banyak daripada tahun 2021. Peningkatan ini juga merupakan seratus kali lebih banyak energi daripada tagihan listrik dunia setiap tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini pun mendatangkan malapetaka pada salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di planet ini, yakni karang. Terlebih, menurut perkiraan, seperempat spesies laut bergantung pada terumbu karang.
Kondisi Karang saat Suhu Semakin Memanas
Dikutip dari npr.org, diketahui bahwa karang akan berubah menjadi putih pucat saat berada di bawah tekanan suhu yang lebih panas. Ketika panas mereda, karang pun pulih.
Akan tetapi, cuaca panas yang berkepanjangan dan gelombang panas laut yang berulang menyebabkan karang mati dan mengganggu ekosistem keanekaragaman hayati.
Selama ini, untuk menghadapi ancaman tersebut, para ilmuwan di seluruh dunia mencari karang yang mampu bertahan terhadap panas ekstrem dengan lebih baik. Mereka mengembangbiakkannya secara selektif untuk membantu percepatan adaptasi terumbu dibandingkan alam.
Upaya Pembiakan 'Karang Super'
Untuk mempertahankan karang di lautan, seorang peneliti dari Australian Institute of Marine Science, Annika Lamb, telah mengembangbiakkan karang yang ditujukan agar bisa bertahan hidup di Bumi yang semakin tidak ramah.
Sebagian orang menjuluki karang tersebut sebagai 'karang super'. Di dalam laboratoriumnya, Lamb menyimpan karang super dengan lengan bercabang yang halus.
Hanya satu malam dalam setahun, karang ini melepaskan telur dan sperma yang memenuhi air seperti confetti dan akan bergabung untuk menciptakan generasi terumbu karang selanjutnya.
Upaya pembiakan karang super ini dilakukan karena perubahan iklim yang semakin ekstrem. Sebab, apabila perubahan iklim terus berlanjut, masa depan terumbu karang terancam.
Terlebih, dalam beberapa dekade, suhu dunia diperkirakan akan mencapai rata-rata pemanasan sebesar 1,5 derajat Celcius. Suhu tersebut menjadi ambang batas sebagian besar terumbu karang di dunia diproyeksikan tidak mampu bertahan.
Bagaimana Proses Pembiakan 'Karang Super'?
Semua terumbu karang yang ada di dalam tangki Annika Lamb merupakan pesaing untuk membantu terumbu karang lain bertahan hidup.
Mereka ditempatkan di National Sea Simulator, sebuah fasilitas tank yang luas tempat para ilmuwan menemukan seni menjaga hewan-hewan halus ini tetap hidup.
Karang-karang tersebut diuji, lalu diberi label berdasarkan peringkat, layaknya atlet setelah perlombaan. Mereka ditempatkan di perairan yang lebih panas untuk melihat kinerjanya.
"Kami memiliki 25 karang disini yang mendapat peringkat nomor satu, yaitu karang paling tangguh. Sedangkan peringkat terbawah merupakan karang paling sensitif terhadap panas," ungkap Lamb.
Peningkatan Suhu Mengganggu Ekosistem di Dalam Laut
Peningkatan suhu laut juga dapat mengganggu hubungan mendasar antara karang dan alga yang hidup di dalamnya. Ganggang berperan memberi warna pada karang dan berfotosintesis dengan Matahari untuk menghasilkan makanan bagi karang.
Ketika alga mengalami stres, dia akan tersingkir dan mengubah karang menjadi putih lalu meninggalkan mereka tanpa sumber makanan utama. Pemutihan ini tidak terjadi bersamaan karena kepekaan karang yang berbeda-beda terhadap panas, bahkan dalam spesies yang sama.
Dengan waktu yang cukup, karang dapat membangun kembali alganya dan pulih. Selama proses tersebut, Lamb memilah karang yang terlihat mampu bertahan dengan baik.
"Menciptakan karang super yang tahan panas tidak semudah mengkombinasikan induk-induk karang peringkat teratas. Bayi dari indukan ini mungkin gagal jika menghadapi pemicu stres lain yang membuatnya harus bertahan hidup," paparnya.
Setelah mencoba semua kombinasi indukan, bayi-bayi kemudian tumbuh dan akan ditempatkan di Great Barrier Reef untuk melihat kemampuan bertahan hidup mereka di alam liar.
Great Barrier Reef adalah karang terbesar di dunia yang terletak di Australia, dimana mengalami pemutihan massal kelima dalam delapan tahun terakhir.
'Karang Super' Bukan Solusi Terbaik
Meski telah dilakukan pembiakan, karang super ternyata memunculkan berbagai pendapat dari para ahli biologi. Hal ini karena tidak ada perubahan biologis yang dapat menghasilkan karang yang mampu bertahan dalam iklim masa depan.
Mengembakbiakkan karang berarti membuang mengulur tambahan waktu hingga manusia dapat mengendalikan perubahan iklim.
"Kita tidak bisa terus menerus membuat iklim menjadi lebih hangat dan semuanya akan baik-baik saja karena dapat direkayasa secara biologis. Jadi kami mencoba solusi agar tidak kehilangan terumbu karang sampai dapat mengatasi masalah iklim," ujar Madeleine van Oppen, peneliti utama senior di AIMS.
Sementara itu, direktur program penelitian AIMS di Queensland, David Wachenfeld, mengatakan bahwa apapun upaya yang dilakukan ilmuwan, tetap tidak bisa memperbaiki segalanya.
"Namun, kita bisa mengembangkan alat untuk memberi kesempatan bagi terumbu karang di masa depan dan orang-orang yang bergantung padanya untuk melawan," pungkasnya.
(faz/faz)