Peneliti Ingatkan Terumbu Karang Tahiti Rusak Saat Menara Olimpiade 2024 Dibangun

ADVERTISEMENT

Peneliti Ingatkan Terumbu Karang Tahiti Rusak Saat Menara Olimpiade 2024 Dibangun

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Rabu, 20 Mar 2024 21:00 WIB
In this photo provided by @alexis.rosenfeld, researchers for the French National Centre for Scientific Research study corals in the waters off the coast of Tahiti of the French Polynesia in December 2021. Deep in the South Pacific, scientists have explored a rare stretch of pristine corals shaped like roses off the coast of Tahiti. The reef is thought to be one of the largest found at such depths and seems untouched by climate change or human activities. (Alexis Rosenfeld/@alexis.rosenfeld via AP)
Terumbu karang berbentuk mawar. Foto: AP/Alexis Rosenfeld
Jakarta - Menara juri sedang dibangun untuk kompetisi selancar Olimpiade 2024 di Teahupo'o, Tahiti. Namun, para peneliti memperingatkan bahwa pembangunan tersebut dapat merusak terumbu karang dan ekosistemnya, sebagaimana keterangan para peneliti, dikutip dari phys.org

World Surf League (WSL), telah memiliki menara juri. Namun, pihak penyelenggara Olimpiade Paris 2024 berencana mengeluarkan dana sekitar US$5 juta untuk membangun menara yang jauh lebih besar dengan memberikan fasilitas yang memadai untuk juri antara lain AC, toilet, dan tempat duduk hingga 40 orang.

"Kami berharap Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan komunitas internasional dapat melihat betapa buruknya hal ini terhadap habitat terumbu karang dan komunitas lokal yang bergantung padanya," kata peneliti John Burns.

Tim memetakan area laguna di mana terumbu karang sedang dikeruk untuk mengakomodasi pengangkutan material menara dengan tongkang. Pengerukan ini dapat berdampak langsung pada terumbu seluas 2.500 meter persegi. Jika hal ini terjadi, hal ini dapat menimbulkan dampak finansial setidaknya $1,3 juta karena rusaknya habitat terumbu karang hidup.

Para peneliti berkolaborasi dengan anggota masyarakat untuk membuat peta habitat resolusi tinggi dari tiga lokasi menggunakan fotogrametri 3D. Mosaik tersebut membantu mengukur keanekaragaman spesies, jumlah koloni karang, ukuran, dan persentase dasar laut yang ditutupi oleh karang hidup dan organisme hidup lainnya.

"Menurut penilaian AS yang digunakan oleh Divisi Sumber Daya Perairan HawaiΚ»i, karang dan ganggang di sebagian kecil terumbu ini diperkirakan bernilai setidaknya $170.000," kata peneliti Haunani Kane.

"Ada alternatif untuk membangun menara baru, seperti menggunakan menara yang sudah ada yang digunakan untuk kompetisi oleh World Surf League," kata peneliti Cliff Kapono.


(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads