Karbon dan Oksigen Bocor di Venus, Begini Studinya

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Jumat, 26 Apr 2024 20:30 WIB
Kebocoran karbon & oksigen di Venus terdeteksi oleh pesawat ruang angkasa. Begini hasil studinya. Foto: Getty Images/iStockphoto/buradaki
Jakarta -

Atom karbon dan oksigen bocor dari Venus. Peristiwa ini terdeteksi sebuah pesawat ruang angkasa yang melintasinya.

"Ini kali pertama ion karbon bermuatan positif terlihat keluar dari atmosfer Venus," ujar astrofisikawan Lina Hadid dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) Perancis, dilansir Science Alert.

"Ini adalah ion-ion berat yang biasanya bergerak lambat, jadi kami masih mencoba memahami mekanisme yang berperan. Mungkin saja 'angin' elektrostatis mengangkat ion-ion tersebut menjauh dari Venus atau ion-ion tersebut dapat dipercepat melalui proses sentrifugal," lanjutnya.

Kebocoran Planet Bikin Panas?

Atmosfer planet-planet pada dasarnya mudah bocor. Akibatnya, material-material penyusun atmosfer bisa rembes dan menghilang ke ruang angkasa. Bumi sendiri kehilangan sekitar 90 tor material atmosfer per hari.

Peneliti memperkirakan, mungkin kebocoran atmosfer di Venus punya peran dalam membuatnya jadi planet neraka. Venus dahulu kala diperkirakan punya iklim sedang seperti Bumi, bahkan punya air di permukaannya.

Namun, planet ini kini sangat terik, dengan awan karbon dioksida dan hujan asam sulfat. Untuk itu, tim peneliti coba mencari tahu penyebab dan ciri-ciri lepasnya ion-ion berat di Venus.

Ahli astrofisika Dominique Delcourt dari National Centre for Scientific Research (CNRS) Perancis mengatakan, menyusun daftar karakteristik hilangnya ion-ion berat dan memahami mekanisme pelepasan ion tersebut di Venus menjadi penting. Dari karakteristik tersebut, peneliti selanjutnya bisa memahami bagaimana Venus kehilangan airnya dan menjadi seperti sekarang.

Manusia Belum Tahu Banyak Soal Venus

Meskipun Venus merupakan tetangga orbit terdekat Bumi dan paling mirip dengan Bumi di Tata Surya, tidak banyak yang diketahui dari planet ini. Hanya satu misi khusus untuk mempelajari Venus dari dekat saat ini sejak tahun 2010, yakni pengorbit Akatsuki.

Sementara itu, peneliti mendapat sejumlah informasi tentang Venus saat menjalankan misi lain. BepiColombo, misalnya.

BepiColombo adalah misi gabungan antara Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang dan Badan Antariksa Eropa untuk mempelajari Merkurius. Misinya mencakup dua penerbangan jarak dekat Venus.

Misi penerbangan yang pertama dilakukan pada 2020 dan yang kedua pada 2021. Misi kedua bertujuan membawa wahana ke bagian lingkungan magnetik yang belum pernah dijelajahi.

Setidaknya ada tiga misi yang sedang dikerjakan untuk mempelajari Venus dalam waktu dekat dengan harapan dapat menjawab pertanyaan yang tersisa saat ini. Di antaranya yaitu mencari tahu mekanisme pelepasan karbon dan apakah aktivitas vulkanik Venus masih aktif.

Peneliti juga berharap misi mereka bisa menjawab pertanyaan utama mengenai ada-tidaknya kehidupan yang bersembunyi di balik awan Venus. Di samping itu, mereka juga ingin mengetahui bagaimana Venus berevolusi dari planet yang dulu mungkin sangat mirip dengan Bumi menjadi seperti sekarang.

Kondisi Venus Saat Ini

Saat ini, Venus tidak mempunyai medan magnet yang dihasilkan di dalam planet seperti yang dimiliki Bumi. Sebaliknya, medan magnet Venus muncul akibat interaksi antara partikel bermuatan di atmosfer bagian atas dan medan magnet serta ion-ion yang bergerak dalam angin Matahari.

Hasilnya berupa 'bola' magnet lemah yang membentuk semacam tetesan air mata dengan ekor yang mengalir bersama angin Matahari.

BepiColombo melalui magnetoshealth, yang berada di antara batas luar magnetosfer dan material terkompresi yang disebut kejutan busur (bow shock). Saat melaluinya, instrumen BepiColombo mendeteksi percepatan gerak oksigen dan karbon sehingga mampu lepas dari gaya gravitasi Venus.

"Hasil terbaru menunjukkan bahwa lepasnya atmosfer dari Venus tidak dapat sepenuhnya mengungkapkan kandungan air yang hilang di dalamnya," kata astrofisikawan Moa Persson dari Swedish Institute of Space Physics.

"Studi ini adalah langkah penting untuk mengetahui kebenaran tentang sejarah evolusi atmosfer Venus dan misi mendatang akan membantu mengisi banyak celah informasi saat ini," pungkasnya.



Simak Video "Video: Rencana Ilmuwan China Manfaatkan Atmosfer Mars untuk Pembangkit Listrik"

(twu/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork