Kini para astronom tengah antusias menyambut peristiwa langka. Ledakan nova diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.
Perlu diketahui, nova dan supernova tidaklah sama.
Apa Itu Nova?
Nova terjadi dalam sistem bintang biner, tempat bintang katai putih dan bintang pendamping mengorbit berdekatan. Katai putih, sisa padat bintang yang telah kehabisan bahan bakar nuklirnya, menarik materi terutama hidrogen dari bintang pendampingnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Materi ini terakumulasi di permukaan katai putih dan akhirnya memicu ledakan termonuklir. Ledakan tersebut menyebabkan katai putih menjadi terang secara signifikan, tetapi tidak mengakibatkan kehancuran bintang. Sebaliknya, proses tersebut mungkin terulang jika katai putih terus mengumpulkan materi.
Sebaliknya, supernova adalah peristiwa dahsyat yang menandai matinya sebuah bintang.
Kapan Ada Ledakan Nova?
Ledakan yang akan segera terjadi ini mewakili peristiwa astronomi langka yang terjadi kira-kira setiap abad. Sementara, nova yang akan meledak dikenal sebagai T Coronae Borealis, atau T CrB. Bintang ini berada 3.000 tahun cahaya dari Bumi di belahan bumi utara dan berada di ambang ledakan hebat.
Peristiwa ini akan memperlihatkan T CrB menerangi konstelasi Corona Borealis, bersinar seterang Bintang Utara (Polaris) selama kurang lebih satu minggu.
Corona Borealis yang juga dikenal sebagai Mahkota Utara, adalah konstelasi kecil yang terletak di belahan bumi utara. T CrB, nova berulang yang terletak di konstelasi Corona Borealis, terdiri dari katai putih dan bintang raksasa merah yang mengorbit berdekatan.
Waktu pasti terjadinya peristiwa luar biasa ini masih belum pasti. NASA memperkirakan kejadiannya antara sekarang dan September.
Dikutip dari Earth.com, NASA mengantisipasi bahwa puncak kecerahan nova akan memungkinkannya terlihat dengan mata telanjang selama beberapa hari, dan dengan teropong selama lebih dari seminggu, sebelum menghilang dan berpotensi tidak muncul kembali selama 80 tahun berikutnya.
Ledakan yang Pernah Terjadi
Berbeda dengan supernova yang melenyapkan bintang, nova seperti T CrB tidak menghancurkan sistem bintang. Sebaliknya, bintang mendingin ke suhu semula dan memulai kembali siklusnya.
Sejarah mencatat letusan penting T CrB sejak tahun 1946 dan bahkan 1866. Catatan sebelumnya menunjukkan adanya pengamatan beberapa abad yang lalu.
Khususnya, Pendeta Francis Wollaston pada tahun 1787 dan Abbott Burchard pada tahun 1217 mendokumentasikan telah menyaksikan bintang terang di konstelasi Corona Borealis, yang mengisyaratkan kemunculan T CrB sebelumnya.
(nah/faz)