Kenapa Orang Bisa Lebih Jago Bahasa Baru? Mungkin Ini Pemicunya

ADVERTISEMENT

Kenapa Orang Bisa Lebih Jago Bahasa Baru? Mungkin Ini Pemicunya

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 16 Apr 2024 17:30 WIB
Ilustrasi belajar bahasa Arab.
Kenapa ada orang yang lebih jago mempelajari bahasa baru? Peneliti ungkap mungkin ia memiliki kemampuan tertentu dalam mendengar. Begini studinya. Foto: @ pch.vector/Freepik.
Jakarta -

Di antara teman-teman sekelas, mungkin ada satu-dua anak yang lebih cepat mempelajari bahasa baru. Hasil penelitian menunjukkan, mungkin anak tersebut punya kemampuan dalam memahami irama bahasa asing.

Peneliti Mila Vulchanova menjelaskan, manusia mulai mendengar pembicaraan saat berada dalam rahim. Hal pertama yang dirasakan janin adalah irama atau ritme bahasa. Peneliti mendapati, struktur dan fungsi otak memengaruhi kemampuan ini.

Struktur Otak Berbeda

Orang-orang yang bisa memahami ritme bahasa asing disebut sebagai orang dengan sinkronisasi tinggi. Mereka disebut lebih pandai menyinkronkan irama bicara yang didengarnya daripada kelompok orang dengan sinkronisasi rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor struktur dan fungsi otak memengaruhi kemampuan ini, seperti dilaporkan tim peneliti dalam jurnal Communications Psychology.

Vulchanova mengatakan, otak manusia adalah mekanisme yang kompleks dan rumit. Cara otak memproses bahasa juga dapat memberi tahu tentang karakteristik, kelebihan, atau tantangan yang dimiliki, termasuk dalam mempelajari bahasa baru.

ADVERTISEMENT

"Orang dengan sinkronisasi tinggi memiliki hubungan yang lebih kuat antara bagian otak yang menerima bahasa dan bagian yang menghasilkan bahasa," kata Vulchanova dari Laboratorium Bahasa Norwegian University of Science and Technology (NTNU), dikutip dari Alpha Galileo.

Hasil penelitian mereka didasarkan pada tes Speech-to-Speech Synchronization (SSS). Metode sederhana ini digunakan untuk mengukur kemampuan orang dalam menyinkronkan ucapan atau bahasa mereka dengan sinyal ucapan eksternal.

Dalam tes ini, peserta penelitian diminta mendengarkan suku-suku kata, lalu harus bisa mengucapkan ritme suku kata tersebut.

Suku kata yang didengar peserta dimainkan pada frekuensi 4,5 hertz, yang merupakan rata-rata suku kata dalam berbagai bahasa. Artinya, satu detik bisa memuat 4-5 suku kata.

"Beberapa orang langsung menemukan iramanya, dan sangat baik dalam menjaga tempo. Sedangkan yang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan ritmenya," kata peneliti dan kandidat PhD Guro S. Sjuls asal NTNU.

Jembatan Bahasa di Otak

Orang dengan sinkronisasi tinggi rupanya juga lebih mampu mempelajari bunyi kata-kata baru ketimbang dengan sinkronisasi rendah. Pada orang dengan sinkronisasi tinggi, peneliti menemukan ada hubungan kuat antara kemampuan sinkronisasi, sinkronisasi sinyal otak-ke-bahasa, dan hubungan antar jaringan linguistik.

Peneliti menjelaskan, kemampuan mempelajari kata-kata baru bergantung pada komunikasi yang efisien dan cepat antara area temporal dan frontal. Dalam hal ini, fasikulus arkuata di otak punya peran.

Fasikulus arkuata adalah bagian otak berisi serat panjang dan pendek yang menghubungkan lobus frontal, parietal dan temporal. Bagian otak ini bertindak sebagai semacam jembatan antara area otak posterior (temporal) dan frontal sehingga dapat memproses dan mempelajari bahasa.

Fasikulus arkuata berbentuk melengkung dan biasanya lebih besar di belahan kiri daripada kanan. Penelitian pada 2019 menunjukkan bahwa orang-orang dengan sinkronisasi tinggi umumnya punya fasikulus arkuata lebih besar di belahan otak kiri.

Dalam teori evolusi, perkembangan fasikulus arkuata di otak kiri pada manusia yang lebih baik ketimbang primata menjelaskan fenomena evolusi, khususnya di bidang memproses bahasa.

Dalam studi ini, peneliti menjalankan tes untuk penutur bahasa Inggris, Jerman, Spanyol, dan Mandarin. Para peneliti mendapati tes ini juga bisa digunakan untuk bahasa Skandinavia seperti bahasa Norwegia.

"Langkah kami selanjutnya adalah mencari tahu apakah kemampuan sinkronisasi itu bawaan atau tidak, dan apakah ada faktor yang mempengaruhinya," kata Sjuls.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads