Peringatan! Ahli Sebut Perubahan Iklim Bisa Memicu Penyakit Menular, Ini Solusinya

ADVERTISEMENT

Peringatan! Ahli Sebut Perubahan Iklim Bisa Memicu Penyakit Menular, Ini Solusinya

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Sabtu, 30 Mar 2024 11:00 WIB
Sick Asian boy about 2 years and 8 months in hospital using inhaler containing medicine to stop coughing from disease like flu or RSV, Respiratory Syncytial Virus
Foto: Getty Images/iStockphoto/BonNontawat/ilustrasi penyakit
Jakarta -

Perubahan iklim telah menjadi topik utama yang semakin mendapat perhatian global. Selain dampaknya yang terlihat secara langsung, seperti cuaca ekstrem dan kenaikan suhu global, perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan manusia melalui penyebaran penyakit menular.

Para ahli medis mengingatkan melalui studi bahwa perubahan iklim dapat memicu penyebaran patogen berbahaya yang dapat mengancam kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Seperti yang diketahui, penyakit menular seperti COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia.

Penulis utama studi dan profesor di Fakultas Kedokteran UC Davis di Departemen Penyakit Dalam, Divisi Penyakit Menular, dan Departemen Mikrobiologi dan Imunologi Medis, George R. Thompson mengatakan bahwa penyakit-penyakit ini dapat muncul dan menyebabkan kekacauan di seluruh dunia dan kemudian manusia akan melupakannya untuk sementara waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Potensi epidemi dan pandemi dari infeksi benar-benar mengamanatkan agar kita tetap terlibat dengan badan-badan pendanaan federal dan kelompok penasehat untuk memastikan bahwa penyakit menular tidak kembali terlalu jauh dari radar publik," ucapnya dikutip dari EurekAlert.

Lantas apa penyebab penyebaran penyakit menular saat perubahan iklim dan bagaimana solusinya?

ADVERTISEMENT

Penyebab Penyebaran Penyakit Menular akibat Perubahan Iklim

Perubahan iklim menyebabkan perubahan pola hujan dan suhu, perubahan habitat liar, dan perubahan lokasi jamur, dapat menimbulkan beberapa penyakit termasuk penyakit menular. Berikut penjelasannya.

1. Perubahan Pola Hujan dan Suhu

Perubahan pola hujan dan suhu yang tidak stabil dapat memperluas jangkauan penyakit, seperti nyamuk dan kutu.

Penyakit yang disebabkan oleh kutu seperti babesiosis dan penyakit Lyme dengan jangkauan penularan yang luas ke wilayah yang lebih jauh seperti ke barat dan utara dapat terjadi. Sedangkan nyamuk dapat menyebabkan malaria dan berkembang ke arah utara.

"Kami melihat kasus-kasus penyakit yang ditularkan melalui kutu pada bulan Januari dan Februari," kata Matthew Phillips, ahli penyakit menular di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Harvard Medical School, yang juga penulis penelitian ini.

"Musim kutu dimulai lebih awal dan dengan kutu yang lebih aktif dalam rentang yang lebih luas. Ini berarti jumlah gigitan kutu meningkat dan dengan itu, penyakit yang ditularkan melalui kutu juga meningkat," imbuhnya.

Selain itu, beberapa penyakit menular lainnya juga ditimbulkan oleh serangga kutu dan nyamuk seperti demam berdarah dan zika.

Perubahan pola hujan dan suhu air pantai juga dapat mempengaruhi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air, seperti E. coli dan Vibrio.

Menurut tim peneliti, permukaan air laut meningkat, dan gelombang badai serta banjir di pesisir pantai yang dulunya jarang terjadi kini semakin sering.

2. Perubahan Habitat Hewan Liar

Hilangnya habitat alami hewan liar akibat perubahan iklim membuat hewan tersebut melakukan migrasi ke pemukiman warga.

Hewan tersebut menjadi lebih dekat dengan manusia sehingga menimbulkan risiko penyebaran penyakit zoonosis seperti wabah dan hantavirus.

3. Perubahan Lokasi Jamur

Dalam penelitian ini, Infeksi jamur baru seperti Candida auris dan perubahan lokasi jamur terhadap lingkungan yang berubah menyebabkan munculnya penyakit.

Misalnya, infeksi jamur Coccidioides (juga dikenal sebagai Valley fever) merupakan endemik di daerah yang panas dan kering di California dan Arizona. Namun, baru-baru ini ditemukan di bagian utara negara bagian Washington.

Solusi yang Diperlukan

Menurut Phillips, penyakit menular tidak bisa disepelekan karena dapat berdampak buruk. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mempersiapkan dan membantu menghadapi perubahan iklim.

Pertama, yakni diperlukan peningkatan kesadaran di masyarakat dan kesiapsiagaan di bidang medis untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit.

Penulis juga mendesak untuk para ahli medis melakukan kursus pendidikan dan pelatihan intensif di bidang penyakit menular dan perubahan iklim yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ini.

"Para dokter harus siap untuk menghadapi perubahan lanskap penyakit menular," ucap Thompson.

"Mempelajari hubungan antara perubahan iklim dan perilaku penyakit dapat membantu memandu diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit menular," tambahnya.

Dalam hal ini, peningkatan pengawasan terhadap pola penyakit menular, termasuk pemantauan terhadap vektor dan patogen yang berubah dapat dilakukan.

Thompson mendorong para dokter dan praktisi untuk mempertahankan "indeks kecurigaan yang tinggi terhadap penyakit yang sedang berkembang".

"Saya pikir dengan peningkatan dalam pemahaman kita tentang penyakit ini, akan ada lebih banyak pengujian dan kita akan melewatkan lebih sedikit kasus dengan cara itu," pungkasnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads