Beberapa hewan memang terkenal memiliki indra magnetis dengan kata lain mampu mengenali medan magnet Bumi untuk keberlangsungan hidup mereka. Sebagian besar hewan-hewan ini menggunakan medan magnet untuk alat navigasi seperti burung ketika bermigrasi.
Tapi ada satu hewan yang menggunakannya untuk tujuan lain, yaitu berburu dengan taktik yang sangat keren. Ia adalah Rubah.
Jaroslav Cerveny seorang ahli zoologi menjelaskan rubah sangat bergantung pada pendengaran ketika berburu. Mereka bergerak perlahan dengan telinga tegak dan sesekali memiringkan kepala untuk mencermati suara dari mangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika mangsa sudah dalam titik intaian, hewan ini akan melompat tinggi ke udara dan menyerang hewan tersebut dari atas. Para ahli biologi menyebut taktik keren yang bisa digunakan di berbagai musim ini sebagai "mousing".
Lalu bagaimana medan magnet Bumi bekerja? Begini penjelasannya dikutip dari Mental Floss.
Peran Medan Magnet dalam Proses Berburu Rubah
Para peneliti berpikir bawah alam ikut membantu pengintaian rubah. Ketika berada di lapangan, alam seperti memberi tahu seberapa jauh jarak mangsa meski tidak melihatnya melalui suara.
Suara yang datang dari mangsa akan tumpang tindih dengan kemiringan medan magnet dan hal ini dirasakan rubah. Pada jarak tertentu, rubah bisa menyempurnakan lompatannya sehingga mendarat tepat di atas mangsa.
Ilmuwan berspekulasi indra rubah terhadap medan magnet bisa terlihat jelas seperti monitor di matanya. Mereka benar-benar bisa melihat medan magnet sebagai pola cahaya atau warna yang ditumpangkan pada lingkungan di sekitarnya.
Yang perlu dilakukan rubah untuk menemukan titik tepat penerkaman dan menentukan jarak mangsanya adalah dengan merayap. Dengan tenang, mereka merayap hingga lokasi suara sejajar dengan bagian dari pola medan magnet.
Mereka cenderung melompat ke arah timur laut, bagian ini merupakan pola atau bidang medan magnet Bumi yang disebut paling jelas secara visual. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan Cerveny dan timnya.
Ia meminta 23 ahli biologi dan pemburu satwa liar untuk membantu. Hasilnya sekitar 84 ekor rubah melakukan hampir 600 lompatan pada tikus di berbagai wilayah Republik Ceko selama dua tahun.
Ketika para peneliti membandingkan catatan, terlihatlah sebuah pola perburuan. Rubah yang melancarkan serangan ke arah timur laut memiliki tingkat keberhasilan mencapai 75 persen.
Namun, bila ke arah lain berakhir dengan kematian kurang dari 20 persen. Arah lompatan ke arah timur laut juga memiliki keuntungan pada rubah untuk bertahan di berbagai lokasi, musim, waktu, dan kondisi cuaca yang berbeda.
Mangsa Rubah
Rubah adalah hewan omnivora, yang berarti mereka pemakan segala. Ketika berburu hewan yang dicari rubah seperti tikus, tupai, kelinci, burung, serangga hingga reptil. Namun, mereka juga akan makan buah-buahan, sayur, dan kacang-kacangan.
Tetapi, makanan khas rubah bisa tergantung jenisnya. Rubah merah, terutama yang tinggal di perkotaan diketahui suka menggali sampah untuk mencari makanan.
Sedangkan rubah abu-abu suka memakan campuran daging dan nabati. Mereka akan berburu hewan kecil seperti tikus dan kelinci yang dimakan bersama buah-buahan, kacang, dan sayuran.
Terakhir ada rubah arktik yang menghuni daerah Arktik. Mereka memakan burung laut yang bersarang beserta telurnya, hewan pengerat, buah beri, dan mamalia kecil lainnya.
Mengingat iklim ekstrem di tempat mereka tinggal, rubah Arktik terkadang harus berusaha keras untuk mencari makan. Bahkan diketahui, mereka perlu melakukan perjalanan untuk mengais sisa-sisa anjing laut yang dibunuh beruang kutub.
Itulah fakta menarik tentang rubah yang menggunakan medan magnet Bumi untuk berburu. Jadi, makin tahu kan detikers?
(det/nwy)