Ini Rasanya Jadi Anak Tahun Kabisat, Rayakan Ultah 4 Tahun Sekali-Berumur 'Lebih Muda'

ADVERTISEMENT

Ini Rasanya Jadi Anak Tahun Kabisat, Rayakan Ultah 4 Tahun Sekali-Berumur 'Lebih Muda'

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 28 Feb 2024 15:00 WIB
kalender tahun kabisat. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Langka di seluruh dunia, begini rasanya jadi anak tahun kabisat yang rayakan ulang tahun pada 29 Februari. Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Terjadi setiap empat tahun sekali, tahun kabisat (leap year) kembali terjadi pada 2024 dengan hadirnya tanggal 29 Februari. Berbeda dari tahun biasa, periode waktu dalam tahun kabisat terdiri dari 366 hari.

Perhitungan tahun kabisat didasarkan pada peristiwa Bumi mengorbit Matahari. Dikutip dari arsip detikEdu, waktu Bumi untuk mengorbit Matahari adalah sekitar 365,25 hari.

Periode itu dibulatkan dalam satu tahun kalender menjadi 365 hari, lalu sisa hari yang hilang sebesar 0,25 kembali dibulatkan menjadi satu hari setiap empat tahun. Tahun penambahan inilah yang disebut sebagai kabisat.

Tahun kabisat tidak terjadi setiap tahun Mereka yang lahir pada 29 Februari disebut sebagai 'bayi/anak tahun kabisat'. Karena tahun kabisat muncul setiap empat tahun, kelahiran pada tahun kabisat juga menjadi langka.

Mengapa dan apa rasanya menjadi anak tahun kabisat? Begini penjelasannya dikutip dari GBH News dan sumber lainnya, Rabu (28/2/2024).

Anak Tahun Kabisat Langka

Laman Brown and Toland Physicians menjelaskan bayi yang lahir pada tahun kabisat tergolong langka. Diperkirakan hanya 4,1 juta orang di seluruh dunia yang dilahirkan pada 29 Februari.

Perhitungan tersebut mungkin lebih rendah di berbagai negara. Contohnya di Massachusetts, Amerika Serikat (AS), hanya 164 bayi yang lahir pada 29 Februari pada 2020 (tahun kabisat terakhir sebelum tahun ini).

Padahal pada tahun tersebut, total kelahiran mencapai angka 67.220. Artinya, bayi tahun kabisat di Massachusetts pada 2020 hanya 0,2 persen dari seluruh kelahiran.

Karena kelangkaan ini, ulang tahun mereka dirayakan secara istimewa. Beberapa negara di AS melazimkan anak tahun kabisat merayakan ulang tahun pada 28 Februari, 1 Maret, atau keduanya di tahun nonkabisat.

Ulang tahun kabisat ini dirasakan Annabella Gualdoni dari Brooklyn. Semasa hidupnya, Gualdoni kerap mendapatkan perkataan bahwa ulang tahunnya merupakan "hari yang tidak ada".

Seorang teman akhirnya menyarankan agar Gualdoni merayakan ulang tahun pada dua hari di tahun non-kabisat. Ia pun merayakan ulang tahunnya pada 28 Februari dan 1 Maret karena tidak ada tanggal 29.

"Saya melakukannya sekarang (ulang tahun dua hari), kebanyakan hanya untuk merepotkan suami karena ia harus bersikap baik kepada saya selama dua hari," ungkap Gualdoni.

Punya Umur Lebih Muda

Tidak hanya langka, bayi tahun kabisat memiliki cara unik untuk menghitung umurnya. Namun, cara ini berbeda di setiap negara.

Di Inggris, usia kabisat dihitung dengan membagi jumlah tahun yang berlalu dengan empat. Contohnya, bila detikers berusia 20 tahun maka dibagi empat, sehingga umurmu di tahun kabisat 2024 adalah 5 tahun.

Sedangkan di AS, usia dihitung hanya dengan menambahkan satu tahun pada usia seseorang pada tahun kabisat terakhir. Seperti yang terjadi pada Gualdoni.

Pada tahun kabisat 2024, ia baru berusia 14 tahun, padahal sebenarnya 56 tahun. Selanjutnya ada Callen Chambers, warga Charlestown Massachusetts, AS yang memiliki usia normal 4 tahun sedangkan secara kabisat ia baru berusia 1 tahun.

Ibu Callen, Shannon Chambers mengatakan putranya tidak keberatan dengan usianya yang baru satu tahun berdasarkan kabisat. Selain itu, semua hal menurutnya tidak hanya masalah umur. Menuju hari ulang tahunnya, Callen dengan semangat ingin makan kue saat 29 Februari tiba.

Kendala Para Anak Tahun Kabisat

Meski perayaannya unik, para bayi tahun kabisat kerap mengalami kendala di bagian birokrasi dan dokumen hukum seperti pembuatan paspor atau SIM. Sebab, sistem online akan terus bermasalah ketika tanggal 29 Februari tidak muncul di kalender.

Soal kendala ini, peraturan resmi terkait pembuatan dokumen bagi anak tahun kabisat tampaknya perlu diperhatikan negara. Diketahui tanggal 29 Februari diakui sebagai hari lahir resmi para kabisat di sebagian negara. Namun di negara lain seperti AS, mereka memberikan satu hari ekstra bagi anak tahun kabisat untuk mengurus berbagai dokumen resmi meski masih menemukan kendala di bagian sistem.

detikEdu tidak menemukan aturan tersebut di Indonesia meskipun ada peraturan terkait yakni Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dengan kata lain, anak tahun kabisat di Indonesia diberikan perlakuan yang adil dengan nonkabisat.




(det/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads