Struktur Bangunan Raksasa Berusia 10 Ribu Tahun Ditemukan di Dasar Laut Baltik

ADVERTISEMENT

Struktur Bangunan Raksasa Berusia 10 Ribu Tahun Ditemukan di Dasar Laut Baltik

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 16 Feb 2024 20:00 WIB
Struktur Bangunan Raksasa Berusia 10 Ribu Tahun Ditemukan di Dasar Laut Baltik
Mulai 2024, Kemenag Laksanakan PAUD-HI di Setiap Kabupaten-Kota. Foto: Philipp Hoy via The Guardian
Jakarta - Sisa-sisa struktur bangunan raksasa berusia lebih dari 10.000 tahun telah ditemukan di dasar lepas pantai Baltik Jerman. Diperkirakan sisa-sisa tersebut adalah milik masyarakat pemburu pengumpul.

Diperkirakan megastruktur ini adalah yang tertua dibangun manusia di Eropa, menurut para peneliti. Tembok tersebut membentang hampir satu kilometer di sepanjang dasar laut di Teluk Mecklenburg.

Bangunan ini ditemukan secara tidak sengaja ketika para ilmuwan mengoperasikan sistem sonar multibeam dari kapal penelitian, dalam perjalanan sekitar 10 km (enam mil) lepas pantai.

Struktur tersebut diberi nama Blinkerwall. Berdasarkan inspeksi lebih dekat, terungkap ada sekitar 1.400 batu kecil yang tampaknya ditempatkan untuk menghubungkan nyaris 300 batu besar, yang banyak di antaranya terlalu berat untuk dipindahkan oleh sekelompok manusia.

Dinding itu tenggelam oleh air setinggi 21 meter. Meskipun tujuan dari tembok tersebut sulit dibuktikan, para ilmuwan menduga tembok tersebut berfungsi sebagai jalur berkendara bagi para pemburu untuk mengejar kawanan rusa kutub.

"Saat Anda mengejar hewan, mereka mengikuti struktur ini, mereka tidak mencoba melompatinya," kata Jacob Geersen dari Institut Leibniz untuk Penelitian Laut Baltik di WarnemΓΌnde, kota pelabuhan Jerman di Pantai Baltik.

"Idenya adalah membuat hambatan buatan dengan dinding kedua atau tepi danau," tambahnya, dikutip dari The Guardian.

Para peneliti menulis dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), dinding kedua yang membentang di sepanjang Blinkerwall mungkin terkubur di sedimen dasar laut.

Kendati begitu, tembok tersebut mungkin telah memaksa hewan-hewan tersebut masuk ke danau terdekat, memperlambat lajunya, dan membuat mereka mudah ditangkap oleh manusia yang menunggu di kano yang dipersenjatai dengan tombak atau busur dan anak panah.

Geersen dan rekan-rekannya menganggap tembok tersebut tidak mungkin terbentuk melalui proses alami, misalnya karena tsunami besar atau gletser.

Secara total, batu tembok tersebut diperkirakan memiliki berat lebih dari 142 ton. Jika tembok tersebut merupakan jalur berburu kuno, kemungkinan terendam seiring naiknya permukaan laut sekitar 8.500 tahun yang lalu.

"Hal ini menjadikan Blinkerwall ke dalam salah satu contoh arsitektur perburuan tertua di dunia dan berpotensi menjadikannya megastruktur tertua buatan manusia di Eropa," kata para peneliti.

Geersen kini tertarik untuk mengunjungi kembali situs tersebut untuk merekonstruksi lanskapnya dan mencari tulang hewan serta artefak manusia, misalnya proyektil yang digunakan dalam berburu yang mungkin terkubur dalam sedimen di sekitar dinding.


(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads