Jejak Polusi Timbal Tertua Ditemukan di Yunani, Berusia 5.200 Tahun

ADVERTISEMENT

Jejak Polusi Timbal Tertua Ditemukan di Yunani, Berusia 5.200 Tahun

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Sabtu, 08 Feb 2025 09:00 WIB
timbal (Pb)
Foto: admin
Jakarta -

Ilmuwan menemukan polusi timbal tertua di dunia, tepatnya di Yunani. Polusi timbal tertua itu dari era Yunani kuno, berusia 5.200 tahun!

Setelah menganalisis inti sedimen dari daratan Yunani dan Laut Aegea, para ilmuwan mengidentifikasi jejak pencemaran timbal yang berasal dari lebih dari 5.000 tahun yang lalu, demikian dilansir dari Smithsonian Magazine, Kamis (6/2/2025).

Penemuan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas manusia menyebabkan pencemaran timbal 1.200 tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Jejak polusi timbal paling awal yang diidentifikasi para peneliti berusia 5.200 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jejak tersebut ditemukan di rawa gambut di timur laut Yunani dekat Pulau Thasos, pusat kuno penambangan perak dan pengerjaan logam.

"Inti gambut tidak menerima masukan [sungai] fluvial apa pun, jadi hanya debu atmosfer yang mengendap di lingkungan ini," kata penulis penelitian Andreas Koutsodendris, seorang sarjana di Institut Ilmu Bumi Universitas Heidelberg.

ADVERTISEMENT

5.200 Tahun lalu adalah masa Yunani kuno. Emisi timbal sendiri mengikuti perkembangan teknologi peleburan, yang menghasilkan logam seperti perak.

"Perak digunakan untuk perhiasan, untuk benda-benda khusus-tetapi tidak ditemukan dalam keadaan murni," kata penulis penelitian lain Joseph Maran, seorang arkeolog di Universitas Heidelberg.

Jejak Polusi Timbal Meningkat Era Romawi

Para peneliti menemukan bahwa peningkatan tajam lainnya terjadi sekitar 2.150 tahun yang lalu, bertepatan dengan penaklukan Romawi di semenanjung Yunani sekitar tahun 146 SM.

"Setelah kemenangan ini, orang Romawi 'mengklaim sendiri kekayaan sumber daya wilayah tersebut'," kata Maran dalam sebuah pernyataan.

Koutsodendris menambahkan ekspansi Romawi mendorong permintaan baru untuk perak guna mencetak mata uang, yang menyebabkan peningkatan peleburan dan pencemaran lingkungan yang lebih besar. Penggunaan timbal yang meluas untuk konstruksi, produksi koin, dan bahkan peralatan makan semakin berkontribusi terhadap tingkat emisi.

Selain polusi, temuan tersebut menyoroti konsekuensi lingkungan yang lebih luas dari eksploitasi sumber daya alam. Bangsa Romawi memperluas operasi penambangan, mengekstraksi emas, perak, dan logam lainnya dalam jumlah besar.

Peleburan logam-logam ini mengharuskan bangsa Romawi mengumpulkan kayu dalam jumlah besar, yang juga berkontribusi terhadap penggundulan hutan dan degradasi lahan yang meluas.

Dengan menganalisis inti sedimen, para peneliti juga dapat melacak perkembangan vegetasi di wilayah tersebut, yang mengungkap pergeseran penggunaan lahan dari waktu ke waktu.

"Data gabungan tentang kontaminasi timbal dan perkembangan vegetasi menunjukkan kapan transisi dari masyarakat agraris ke masyarakat moneter terjadi dan bagaimana hal itu berdampak pada lingkungan," kata salah satu peneliti studi ini JΓΆrg Pross, seorang sarjana di Institut Ilmu Bumi Universitas Heidelberg.

Riset ini telah diterbitkan di jurnal Nature Communications Earth & Environment Societal pada 30 Januari 2025 dengan judul "Societal changes in Ancient Greece impacted terrestrial and marine environments".




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads