Di daerah rawa Louisiana, Amerika Serikat dahulu hanya terdengar dengungan jangkrik dengan latar belakang pepohonan yang meneduhkan. Sehingga menciptakan perasaan tenang bagi penduduk yang menghabiskan waktu menyaksikan aliran air di rawa tersebut.
Tapi, hal itu berubah pada tahun 2012. Kala itu, Bumi seperti berguncang dan sebuah lubang terbuka hingga menelan ber hektare-hektare lahan rawa yang juga mempengaruhi masyarakat.
Awalnya warga melihat ada sebuah gelembung di permukaan aliran rawa yang berarus lambat. Mereka mengira kejadian itu karena kebocoran pipa gas karena daerah tersebut dialiri oleh gas alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada 3 Agustus tiba-tiba tanah terbuka dan menciptakan jurang selebar sekitar 325 kaki (99 meter) dengan kedalaman ratusan kaki. Ia menarik apapun yang dilewatinya termasuk pepohonan setinggi 30 meter.
Akibatnya, seluruh warga yang mendiami wilayah tersebut terpaksa mengungsi karena pemerintah mengeluarkan ketentuan evakuasi wajib. Seramnya, hingga kini lubang runtuhan itu terus berkembang dan membesar.
Asal-usul Hadirnya Louisiana Sinkhole
Mengutip laman Mental Floss, Louisiana merupakan negara bagian Amerika Serikat yang terletak di dasar laut kuno di Teluk Meksiko. Sehingga, air laut kerap masuk ke daerah tersebut yang menciptakan ladang garam.
Setidaknya ada 127 tempat di negara ini memiliki ladang garam yang tertutup bebatuan yang akhirnya berbentuk seperti kubah. Salah satu yang terbesar ditemukan di daerah Bayou Corne bernama kubah garam Napoleonville.
Kubah garam ini memiliki panjang sekitar 4 ribu meter, lebar seribu meter, dan kedalaman hampir 9 ribu meter. Menariknya, kubah ini menciptakan perangkap alami bagi minyak, gas, garam, dan belerang yang sangat berharga.
Sehingga Napoleonville juga dijadikan sebagai gua terbuka untuk penyimpanan gas alam. Hal ini tentu saja menarik berbagai perusahaan pertambangan di Amerika Serikat.
Diketahui di dalam kubah garam ini terdapat lebih dari 50 gua yang tercipta dari proses penambangan dan ekstraksi garam. Para perusahaan menggunakan hail tambah untuk menyimpan gas dan membuat air asin untuk pabrik kimia.
Salah satu perusahaan yang melakukan praktik tersebut adalah Texas Brine Co. Perusahaan pertambangan yang berbasis di Houston Amerika Serikat itu, awalnya menggali di tepi kubah Napoleonville pada tahun 1982.
Mereka mengekstrak air asin untuk Occidental Chemical Corp, perusahaan pemilik gua tersebut hingga tahun 2011. Namun di tahun 2012 kubah tersebut runtuh.
Akibatnya sebuah lubang besar tercipta seperti lubang pembuangan (sinkhole) dan melahap sebagian daerah Bayou Corne. Menyusul hal tersebut berbagai tuntutan hukum timbul kepada Texas Brine.
Para ahli menyalahkan perusahaan tersebut karena melakukan pengeboran secara berlebihan pada dinding kubah, sehingga runtuh. Tetapi pada tahun 2015, Texas Brine mengalihkan kesalahan kepada Occidental Chemical Corp dan meminta ganti rugi sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1 triliun.
Pada tahun 2018, Texas Brine diketahui hanya bertanggung jawab secara hukum sebanyak 35% dan harus mengganti 150 tempat tinggal penduduk Bayou Corne. Sejauh ini, perusahaan tersebut diharuskan membayar setidaknya US $48,1 juta kepada penduduk dalam bentuk penawaran rumah meskipun belum semuanya terlaksana.
Seperti Neraka di Bumi
Salah satu masyarakat Bayou Corne, Dennis Landry menjelaskan bila tempat tinggalnya dahulu seperti surga rawa. Ketika sinkhole terjadi, ia seperti melihat neraka.
"Ketika saya melewati lubang pembuangan tersebut, saya pikir saya sekilas melihat neraka di Bumi," jelasnya.
Karena kejadian ini juga tempat usaha di sekitar daerah terpaksa tertutup. pada tahun 2021, warga yang tinggal di Bayou Corne tercatat hanya 38 orang di mana sebagian besar warga lanjut usia.
Dampak lain yang ditimbulkan dari kejadian ini adalah bahan kimia di udara yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Meskipun konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk menimbulkan masalah.
Beberapa orang yang masih tinggal di daerah tersebut terus berjuang untuk mendapatkan kompensasi dari Texas Brine. Karena mereka tidak bisa menjual rumah yang terkena dampak bencana.
Ahli geologi percaya bahwa Louisiana Sinkhole bisa berhenti secara alami, mungkin ketika ukurannya mencapai sekitar 50 hektare. Sayangnya, mereka tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga titik tersebut.
Untuk saat ini, Louisiana Sinkhole terus bertambah dan membesar. Di balik itu, keluarga pengungsi juga terus mencari keadilan.
(det/nwy)