Partisipasi Perempuan RI Bekerja di Bidang STEM Salah Satu Terendah di ASEAN

ADVERTISEMENT

Partisipasi Perempuan RI Bekerja di Bidang STEM Salah Satu Terendah di ASEAN

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 27 Jan 2024 19:00 WIB
Ilustrasi STEM
Perempuan dalam bidang STEM (ilustrasi). Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
Jakarta -

Persentase perempuan yang bekerja di bidang science, technology, engineering, mathematics (STEM) masih rendah. Berdasarkan penelitian Boston Consulting Group (2020), hanya 22 persen perempuan yang bekerja di bidang ini, tak terkecuali di Indonesia.

Padahal perempuan memiliki potensi yang besar untuk berkecimpung di bidang teknologi. Memaksimalkan perempuan dalam bidang ini tidak cuma menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, melainkan juga memicu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Apabila partisipasi perempuan ditingkatkan sebanyak 25 persen saja, maka akan akan ada pertambahan aktivitas ekonomi dan peningkatan DDP sebesar 2,9 persen pada tahun 2025," ujar co-founder Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa (Markoding), Amanda Simanjuntak pada audiensi dalam rangka penjajakan dan pembahasan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan Markoding pada (25/1/2024), dikutip dari Vokasi Kemendikbudristek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amanda menyebut partisipasi perempuan Indonesia dalam bekerja di bidang STEM adalah salah satu yang terendah di Asia Tenggara. Menurutnya, ada banyak penyebab dari hal ini, seperti kurikulum yang tidak sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan guru-guru yang kurang kompeten untuk mengajarkan teknologi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi turut menanggapi mengenai hal ini. Menurutnya pengarusutamaan gender adalah salah satu isu yang menjadi perhatian, termasuk oleh Ditjen Vokasi Kemendikbudristek. Saryadi menambahkan, isu gender adalah salah satu dari 17 pilar dalam Sustainable Development Goals.

ADVERTISEMENT

"Kami di Direktorat akan selalu memberikan perhatian dan memberikan ruang yang memadai untuk memastikan bahwa para perempuan mendapatkan akses pendidikan berkualitas dan pada akhirnya bisa berkarya, berkarier sesuai harkat, dan martabat sebagai bangsa Indonesia," ujar Saryadi.

Pada konteks acara ini, Markoding menawarkan diri bermitra dengan Ditjen Vokasi untuk memberikan pelatihan teknologi informasi kepada para siswi SMK, politeknik, atau lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Selain untuk siswi dan mahasiswi, pelatihan soal teknologi digital informasi juga rencananya akan menyasar guru.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads