5 Sosok Perempuan Hebat di Bidang STEM, Ilmuwan-Ahli Matematika

ADVERTISEMENT

5 Sosok Perempuan Hebat di Bidang STEM, Ilmuwan-Ahli Matematika

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 03 Jul 2024 08:00 WIB
Gladys West satu dari 5 perempuan hebat di bidang STEM yang hilang dalam sejarah.
Gladys West satu dari 5 perempuan hebat di bidang STEM yang 'hilang' dalam sejarah. Foto: Adrian Cadiz / Air Force Space Command Public Affairs via Ensiklopedia Britannica
Jakarta -

Bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) erat kaitannya dengan hal yang dikerjakan oleh laki-laki. Tapi, siapa sangka banyak kemajuan di bidang STEM ternyata hadir dari tangan-tangan perempuan.

Sayangnya mereka sering kali tidak diberi penghargaan atas apa yang telah diperoleh. Seperti yang dialami lima sosok para ilmuwan dan juga ahli matematika berikut ini.

Siapa saja? Berikut daftarnya dikutip dari laman Ensiklopedia Britannica.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Perempuan Hebat di Bidang STEM

1. Gladys West

Gladys West adalah ahli matematika yang berada di balik teknologi GPS atau Global Positioning System. GPS hadir dari karya bernama bernama Seasat, sebuah satelit pengawasan laut eksperimental milik Amerika Serikat (AS).

Seasat dirancang untuk menyediakan data tentang beragam kondisi dan fitur oseanografi yang kemudian dikembangkan hingga menghasilkan teknologi GPS. Meski menghasilkan teknologi yang sangat berguna pada manusia masa kini, West sering disebut sebagai sosok yang tersembunyi dalam sejarah.

ADVERTISEMENT

Alasannya karena ia adalah perempuan dengan kulit hitam. Sehingga kontribusi mereka terhadap dunia sains kadang tidak diakui karena ras atau gender mereka.

Namun pada akhirnya kontribusi West diskusi secara resmi terhadap pengembangan GPS pada tahun 2018. Kala itu ia juga masuk ke dalam daftar Hall of Fame Perintis Luar Angkasa dan Rudal Angkatan Udara AS.

2. Tu Youyou

Tu Youyou adalah seorang ilmuwan asal Tiongkok yang erat dengan pengobatan tradisional. Ia adalah bagian dari kelompok ilmuwan yang membantu penemuan obat untuk malaria.

Diketahui selama perang Vietnam, pemerintah Tiongkok menempatkan Tu sebagai ketua sebuah proyek rahasia. Proyek ini bertugas untuk menemukan pengobatan bagi penyakit malaria.

Ia menguji tanaman yang digunakan dalam pengobatan herbal untuk mengetahui efisiensinya melawan malaria. Hingga akhirnya Tu dan tim menemukan bila ekstrak tanaman wormwood manis mampu mengurangi kadar parasit dalam darah pasien malaria.

Ekstrak ini mengandung sebuah bahan yang disebut qinghaosu atau artemisinin. Sebuah senyawa aktif dalam ekstrak apsintus merupakan pertahanan efektif pertama di dunia melawan malaria.

3. Mary Golda Ross

Mary Golda Ross adalah satu-satunya wanita dan satu-satunya anggota Skunk Works yang merupakan penduduk asli Amerika. Skunk Works adalah sebuah tim rahasia di Lockheed Aircraft Company yang dibentuk untuk merancang rudal dan jet tempur bagi Angkatan Darat AS.

Setidaknya ada ratusan atau ribuan proyek rahasia yang dikerjakan Ross di Lockheed. Namun hingga akhirnya ia bergabung dengan NASA dan menyebutkan tugasnya adalah mengembangkan pesawat ruang akasa dan berkontribusi membuat panduan NASA untuk perjalanan luar angkasa.

4. Ida Rhodes

Lahir dari sebuah keluarga kecil Yahudi di Ukraina pada tahun 1900-an, Ida Rhodes memulai perjalanannya ketika pindah ke AS pada usia 13 tahun. Satu dekade kemudian, ia telah menyelesaikan gelar sarjana matematika di Universitas Cornell dan melanjutkan ke program master.

Karyanya di bidang STEM dimulai dengan mengerjakan Buku Pegangan Fungsi Matematika atau Handbook of Mathematical Functions. Buku ini merupakan bagian dari era New Deal yang menawarkan pekerjaan bagi ahli matematika.

Sejak saat itu ia dengan cepat menjadi pionir dalam bidang pemrograman komputer yang kala itu sedang berkembang. Hingga akhirnya pada awal tahun 1950-an Rhodes merancang bahasa pemrograman C-10 untuk UNIVAC 1, salah satu komputer komersial paling awal yang pernah ada.

5. Alice Ball

Menjadi wanita pertama dan orang Afrika-Amerika pertama yang meraih gelar master di College of Hawaii (sekarang University of Hawaii), Alice Ball menjadi ilmuwan yang luar biasa. Namun, ia disebutkan hampir hilang dari sejarah.

Ia pertama kali bekerja menjadi seorang peneliti dan instruktur di kampusnya bersama Harry T Hollman, seorang dokter yang berharap dapat menciptakan metode efektif dalam pengobatan kusta. Pengobatan ini menggunakan minyak chaulmoogra.

Keduanya memanipulasi minyak tersebut menjadi bentuk yang larut dalam air. Ball juga mengembangkan pengobatan suntik pertama yang aman untuk kusta.

Namun pada tahun 1916, Ball meninggal dunia. Kala itu usianya baru 24 tahun dan disebut meninggal karena keracunan klorin.

Karyanya dilanjutkan oleh presiden College of Hawaii, Arthur Dean. Karena Ball belum pernah meneribitkan karyanya dan menolak untuk disebutkan sebagai peneliti.

Walaupun begitu, Hollmann akhirnya menyebut nama Ball di sebuah artikel jurnal. Ia menyebut inovasi yang dibuatnya sebagai "metode Ball" agar bisa terus terkenang.




(det/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads