Penyakit X Diprediksi Bakal Jadi Pandemi Berikutnya, Begini Kata Pakar dan WHO

ADVERTISEMENT

Penyakit X Diprediksi Bakal Jadi Pandemi Berikutnya, Begini Kata Pakar dan WHO

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 19 Jan 2024 19:30 WIB
Ilustrasi perkembangbiakan virus dalam tubuh manusia.
Foto: Kjpargeter/Freepik/Ilustrasi virus
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah memperingatkan masyarakat dunia untuk bersiap menghadapi 'Disease X' atau penyakit X. Para pemimpin dunia dan sejumlah pakar, kini tengah menyiapkan pencegahan untuk pandemi berikutnya setelah COVID-19.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, telah bergabung dengan para pemimpin dunia di KTT Davos untuk membahas strategi menghadapi potensi pandemi ini.

"Ketika musim dingin membawa kembali lonjakan penyakit pernafasan dan praktik era pandemi seperti keharusan menggunakan masker, para ahli kesehatan global berpikir ke depan tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi wabah besar berikutnya," tulis laporan dalam Al Jazeera, dikutip Jumat (19/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa Itu 'Disease X' atau Penyakit X?

Pada 2018, WHO telah menambahkan Penyakit X ke dalam daftar patogen yang menjadi prioritas utama penelitian, selain penyakit pembunuh yang diketahui seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan Ebola.

WHO memberi label potensi ancaman ini sebagai "Penyakit X" dengan tujuan untuk memprioritaskan persiapan menghadapi penyakit yang belum memiliki vaksin atau pengobatan.

ADVERTISEMENT

Kemudian pada 2022, WHO meluncurkan proses ilmiah global untuk memperbarui daftar patogen yang berpotensi mematikan. Mereka bergerak dalam penelitian untuk mengembangkan vaksin, pengujian, dan pengobatan yang efektif.

Prosesnya mencakup kriteria ilmiah dan kesehatan masyarakat, tetapi juga mempertimbangkan kemungkinan dampak sosio-ekonomi dan akses terhadap tindakan penyelamatan jiwa.

Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada patogen individu, tetapi juga seluruh kelas virus atau bakteri, sebagaimana dikutip dari USA Today.

Diketahui, lebih dari 200 ilmuwan dari 53 negara bergabung dalam upaya untuk mengevaluasi secara independen 30 keluarga virus.

Satu kelompok inti bakteri dan apa yang disebut "patogen X," yang dikhawatirkan WHO memiliki kemampuan untuk memicu pandemi global yang parah.

Meskipun virus tersebut belum diketahui keberadaannya saat ini, para peneliti, ilmuwan, dan pakar berharap untuk secara proaktif membuat rencana tindakan untuk memerangi virus tersebut.

Pakar mengatakan kepada CBS News, bahwa hal ini bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Ada jenis virus yang memiliki tingkat kematian sangat tinggi yang dapat mengembangkan kemampuan untuk menularkan secara efisien dari manusia ke manusia," kata Dr Amesh Adalja dari Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.

Bagaimana Upaya Pencegahan Penyakit X?

Menurut Dr Adalja, penyakit sebesar itu kemungkinan besar dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan COVID-19, yang menurut WHO telah menewaskan lebih dari 7 juta orang.

"Jika kita melakukan hal yang sangat buruk dalam hal seperti COVID-19, Anda dapat membayangkan betapa buruknya hal yang kita lakukan dalam hal seperti yang terjadi pada tahun 1918," ucapnya, mengacu pada pandemi influenza tahun 1918 yang menewaskan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia.

Itu sebabnya para ahli dari seluruh dunia telah menyusun rencana yang kuat dan efektif untuk bersiap menghadapi skenario terburuk. Termasuk sistem peringatan dini dan rencana infrastruktur kesehatan yang maksimal agar dapat membantu dalam skenario masa depan.

"Baik itu dalam sistem kesehatan atau bahkan sektor swasta, penelitian dan pengembangan - Anda dapat mempersiapkannya," imbuh Dr Adalja.

Sementara itu, Ghebreyesus mengatakan, WHO telah bekerja sama dengan organisasi global lainnya. Kerja sama yang terbentuk telah menerapkan inisiatif sebagai persiapan menghadapi pandemi atau epidemi besar berikutnya.

Upaya-upaya ini termasuk dana pandemi untuk membantu negara-negara yang memiliki sumber daya dan penghasilan rendah.

Selain itu, ada juga fokus bantuan untuk pusat transfer teknologi vaksin mRNA agar bisa memastikan kesetaraan vaksin, serta untuk pusat intelijen pandemi dan epidemi agar pengawasan kolaboratif antar negara bisa meningkat.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads