Cerita liburan sekolah tidak harus bercerita tentang pengalaman saat pergi ke tempat-tempat wisata. Cerita liburan sekolah di rumah pun bisa dituliskan.
Cerita liburan sekolah adalah bagian dari cerita pengalaman, yaitu cerita yang pernah dijalani, dirasakan, dan ditanggung seseorang. Menceritakan pengalaman adalah kegiatan menyusun dan menceritakan hal-hal yang pernah dilakukan, peristiwa berkesan, dan perasaan tertentu yang dirasakan.
Hal-hal sederhana di rumah dapat diceritakan berdasarkan urutan waktu. Cara ini memperlihatkan hubungan kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi selama liburan, seperti dikutip dari Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMP dan MTs Kelas VII oleh Agus Trianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya, cerita kegiatan di pagi hari saat libur sekolah. Siswa membantu orang tua membuat sarapan, sarapan bersama, menyiram tanaman, menonton kartun, lalu membantu ibu memotong bahan-bahan makanan untuk sayur sop yang akan disantap saat makan siang.
Cara Menulis Cerita Liburan Sekolah di Rumah
- Kumpulkan dan tuliskan hal-hal yang pernah dilakukan, kejadian menarik, atau pengalaman sederhana berkesan saat liburan di rumah
- Urutkan butir-butir pengalaman menjadi rangkaian kerangka tulisan
- Pastikan urutan pengalaman masuk akal, misalnya aktivitas mandi jangan diceritakan sebelum seseorang bangun pagi
- Tuliskan perasaanmu saat mengalami kejadian tersebut dan komentar atas pengalaman itu sehingga cerita tidak seperti urutan jadwal kegiatan
- Kembangkan kerangka tulisan dan satukan dengan tulisan komentar serta perasaan sehingga menjadi satu tulisan cerita liburan sekolah di rumah yang utuh
Cerita Liburan Sekolah di Rumah tentang Membuat Makanan Sendiri
Aku senang sekali makan risol. Di minggu ujian semester lalu, Mama tiap hari menyiapkan risol untuk camilan sepulang sekolah dan setelah belajar.
Rampung ujian, aku minta belajar membuat risol pada Mama. Mama berjanji akan mengajariku membuat risol saat liburan sekolah.
Di hari pertama libur, aku langsung minta belanja bahan-bahan risol dengan Mama. Kami membeli wortel, daun bawang, bawang merah, bawang putih, minyak, ayam, cabai, tepung terigu, telur, dan saos sambal.
Aku sudah tidak sabar membuat risol, tetapi ternyata prosesnya lama. Aku mendapat tugas memotong sayur dan ayam, sementara Mama membuat kulit risol hingga 50 lembar.
Banyak sekali, pikirku. Namun, Mama bilang membuatnya memang lama, tetapi menghabiskannya cepat, hahaha.
Setelah kulit risol menumpuk, Mama mengajariku menumis isian risol dari sayur dan ayam dengan sedikit cabai. Saat semua bahan jadi wangi dan matang, kompor dimatikan dan isian risol didiamkan sampai sedikit lebih dingin.
Aku dan Mama lalu mengisi isian risol dan melipat kulitnya. Tahu aku lapar, Mama mengocok telur dan mencelupkan risol yang sudah dilipat ke dalamnya, lalu menyicil goreng risol.
Sambil melipat risol sisanya, aku mulai mengunyah risol yang sudah digoreng dengan senang. Hehe, ternyata menyenangkan sekali makan camilan buatan sendiri.
Cerita Liburan Sekolah di Rumah tentang Adopsi Hewan
Ada yang seru dari liburan semester ini. Kali ini, aku pertama kalinya punya hewan peliharaan, dan langsung dua. Yang satu seekor kucing, yang satu seekor ikan.
Ayah membawa kucing tersebut ke rumah malam-malam. Beliau bilang kucing itu ia dapat dari teman kerjanya yang pindah tugas ke Batam. Temannya bilang, ayah boleh mengadopsi kucing itu untuk aku rawat bersama Tita, adikku.
Aku senang sekali bisa mengelusnya. Bulunya halus berwarna hitam sekujur badan dan matanya besar. Ayah bilang, namanya Wawan.
Aku tertawa mendengar namanya. Ayah bilang, Wawan adalah nama teman dari teman kerjanya Ayah semasa SD. Karena sudah lama terpisah, ia rindu dan menamai kucing itu Wawan.
Wawan dibawa pulang bersama litter box, pasir kucing, makanan basah, dan makanan kering. Aku sigap mencari mangkok di dapur untuk menuangkan makanan dan air putih untuk Wawan. Namun Tita marah karena itu merupakan mangkok Elsa kesukaannya.
Aku bilang pada Tita, mungkin Wawan juga suka Elsa. Sebab, Wawan makan lahap dari mangkok itu. Tita tidak jadi marah.
Sejak itu, aku punya kucing hitam bernama Wawan. Setiap hari, aku main tali dan senter di halaman dan di dalam rumah dengan Wawan. Seru sekali ternyata memiliki hewan peliharaan.
Cerita Liburan Sekolah di Rumah tentang Wisata Virtual
Jalan-jalan ke luar rumah tidak terlalu menyenangkan bagiku, karena aku cepat lelah dan mudah muntah di perjalanan. Iba karena aku sering sakit setelah jalan-jalan, Ibu punya ide untuk liburan sekolah kali ini.
Setelah makan siang, Ibu bertanya negara mana yang aku ingin kunjungi kalau sudah besar nanti. Teringat musim salju, aku bilang aku ingin pergi ke tempat dingin yang masih banyak orangnya.
Ibu lalu membuka Google Images dan Google Maps, lalu mengetik kata Siberia. Muncul foto-foto orang berbaju hangat berlapis-lapis.
Salah satu foto juga menunjukkan foto orang dengan kacamata kayu tanpa lensa. Hanya ada garis tipis bolong untuk melihat. Ibu bilang, itu adalah kacamata pelindung agar sinar UV yang memantul dari hamparan salju tidak merusak mata mereka.
Kacamata itu rupanya sudah dibuat orang asli Siberia sejak lama. Bentuknya macam-macam dan kotaknya bergambar burung hantu sampai rusa. Ibu bercerita, orang zaman dulu juga menggunakan tanduk dan tulang hewan untuk membuat kacamata tersebut.
Ibu pun memperlihatkan foto kacamata-kacamata orang asli Siberia dari masa ke masa. Di foto tersebut, tampak orang asli masih bisa tersenyum di tengah hamparan salju yang sangat dingin.
Muka mereka tampak lebih gelap di foto tersebut. Ibu bilang, dalam foto berwarna, muka mereka akan tampak lebih merah karena udara dingin yang menggigit. Itulah kisahku menelusuri kehidupan di Siberia yang dingin dari rumah.
Cerita Libur Sekolah di Rumah tentang Permainan Papan
Adikku, Tyo, suka sekali main Monopoli. Sepanjang libur sekolah kemarin, kami main sampai tujuh kali dengan Papa-Mama hingga tetangga.
Papa bilang, Tyo suka mengenal nama-nama negara dan belajar menghitung uang lewat permainan ini. Main monopoli juga membantu Tyo dan aku belajar kompetisi yang sehat atau sportivitas.
Aku biasanya mengincar kotak negara-negara di Afrika. Aku cepat-cepat mendirikan hotel di sana. Alhasil, orang yang berhenti di kotak itu harus membayar dana, uangku pun bertambah banyak dengan cepat.
Sementara itu, Tyo suka sekali membeli semua negara dan mendirikan rumah dengan biaya lebih murah. Prinsipnya, lebih banyak kotak yang dikuasai, meskipun nilainya lebih rendah, lebih baik.
Kami biasanya main sampai adzan Maghrib berkumandang. Mama sering membantu Tyo menghitung uang mainan yang sudah terkumpul dan harta kekayaannya di akhir permainan.
Jika ia kalah, maka piring makan malam hari itu dicuci Tyo. Jika aku yang kalah, maka aku yang wajib cuci piring. Di samping jadi bisa cuci piring, adikku yang masih kelas 1 SD itu kini jadi bisa berhitung sampai 50.000, hahaha.
Cerita Liburan Sekolah di Rumah tentang Menata Kamar
Aku ingin kamarku bernuansa biru muda. Aku mau ada awan di langit-langit kamar. Jadi, saat aku pulang sekolah, rasanya tenang dan mengantuk.
Kuceritakan keinginan ini ke Mama, beliau pun setuju aku menata ulang kamar. Namun, Mama bilang jangan dipasang awan kapas karena aku alergi debu, sedangkan gantungan awan kapas bisa jadi sarang debu.
Mama lalu membawaku ke toko wallpaper dan perabot. Aku boleh memilih salah satu wallpaper warna biru muda dengan tekstur garis-garis seperti air hujan turun. Di toko perabot, mama membelikanku proyektor langit.
Sesampainya di rumah, aku dan Mama lalu menggeser kasur, meja belajar, lemari, dan lemari bukuku ke tengah kamar. Mama lalu mengajari caranya memasang wallpaper dengan bantuan tangga dan roller.
Aku dan Mama lalu mengubah posisi kasurku ke dekat jendela agar sinar Matahari lebih cepat terasa di mataku saat pagi hari dan kantukku hilang. Kami juga mengubah posisi lemari dan meja.
Mama lalu membuka kotak proyektor dan memasangnya ke stop kontak. Beliau lalu memintaku menutup jendela dengan gorden, mematikan lampu kamar, dan menutup pintu kamar.
Mama pun menghidupkan proyektor tersebut. Wah, rupanya ada proyeksi langit berbintang yang muncul dengan warna biru dan perak. Senang sekali rasanya punya langit-langit kamar yang secantik ini.
(twu/nwy)