Rahasia Rusa Kutub Bisa Bertahan di Cuaca Dingin, 'Tidur' Saat Mengunyah Makanan

ADVERTISEMENT

Rahasia Rusa Kutub Bisa Bertahan di Cuaca Dingin, 'Tidur' Saat Mengunyah Makanan

Noor Faaizah - detikEdu
Minggu, 07 Jan 2024 12:00 WIB
Reindeer in forest with snow on the trees and winter landscape
Foto: Mats Lindberg/Thinkstock/Rusa Kutub
Jakarta -

Rusa kutub adalah mamalia khas dari wilayah beriklim dingin yang hanya memakan tumbuh-tumbuhan. Di wilayah mereka, makanan kerap tertutup salju tetapi mereka sanggup bertahan saat cuaca ekstrem. Bagaimana caranya?

Para peneliti dari University of Zurich, Swiss telah meneliti kemampuan rusa kutub dalam bertahan hidup, terutama dalam aspek unik dari pola tidur dan makan hewan ruminansia ini.

Mereka menganalisis rekaman electroencephalography (EEG), yang menunjukkan pola gelombang otak rusa selama mengunyah dan mirip dengan pola ketika tidur atau non-REM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makan Bisa Mengurangi Waktu Tidur Rusa Kutub

Melalui penelitian yang terbit di jurnal Current Biology pada 22 Desember 2023, peneliti melaporkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan rusa untuk merenung (untuk mengunyah), maka semakin sedikit waktu yang mereka habiskan untuk tidur.

Kesamaan ini menunjukkan bahwa perenungan secara efektif memberikan istirahat, mengurangi kebutuhan rusa untuk tidur tambahan.

ADVERTISEMENT

"Semakin banyak rusa kutub yang memamah biak, semakin sedikit tambahan tidur non-REM yang mereka perlukan," kata ahli saraf Melanie Furrer, dikutip dari Earth.com.

Sebagai hewan ruminansia atau memamah biak, rusa kutub akan terus mengunyah kembali sebagian makanan yang telah dicerna. Proses ini berfungsi sebagai mekanisme mengistirahatkan pencernaan dan memastikan rusa dapat memanfaatkan waktu tidur mereka secara efisien.

"Kami pikir sangat penting bagi mereka untuk dapat menghemat waktu dan memenuhi kebutuhan tidur dan pencernaan mereka pada saat yang bersamaan, terutama selama bulan-bulan musim panas," ujar Furrer.

Pola Tidur Rusa Kutub Sama Sepanjang Tahun

Para peneliti tertarik untuk memahami bagaimana siklus pagi dan malam Arktik yang berbeda dengan wilayah lain ini bisa mempengaruhi perilaku rusa kutub, terutama pola tidur mereka.

Mereka mengungkapkan bahwa rusa kutub tidak menunjukkan ritme sirkadian yang khas sebagai hewan yang tinggal di wilayah Arktik tanpa siklus terang-gelap saat musim dingin dan musim panas.

Namun, mereka lebih aktif pada siang hari, yaitu pada saat ekuinoks musim semi dan musim gugur. Untuk mengeksplorasi hal ini lebih jauh, para ahli mempelajari rusa tundra Eurasia di Tromso, Norwegia, selama transisi musim yang berbeda sepanjang tahun.

Berdasarkan hasil observasi, rusa kutub tersebut tidur dalam jumlah yang hampir sama sepanjang musim meskipun aktivitas meningkat di musim panas.

"Fakta bahwa rusa kutub tidur dalam jumlah yang sama selama musim dingin dan musim panas menyiratkan bahwa mereka harus memiliki strategi lain untuk mengatasi terbatasnya waktu tidur selama musim panas di Arktik," kata Furrer.

Strategi Istirahat Rusa Kutub

Berdasarkan penelitian tersebut, para ahli melihat bahwa salah satu strategi untuk rusa kutub beristirahat adalah proses mengunyah kembali makanan yang telah dicerna sebagian.

Mirip dengan hewan ruminansia lainnya, rusa kutub tampaknya menggunakan proses ini sebagai pengganti tidur yang terbukti efektif mampu memulihkan mereka.

Pembacaan EEG selama ruminasi menunjukkan peningkatan aktivitas gelombang lambat dan spindel tidur, yang merupakan ciri khas tidur non-REM.

Rusa kutub yang terjaga melihat ke arah gerakan tersebut ada sebanyak 45%, dibandingkan dengan yang mengunyah sebanyak 25%, dan tidur non-REM sebanyak 5%.

"Rusa kutub menghabiskan lebih sedikit waktu dalam tidur non-REM jika mereka semakin sering merenung (ruminasi), hasil ini menunjukkan bahwa mereka bisa tidur (saat mengunyah makanan)," tulis peneliti.

Rusa kutub, baik yang sedang tidur maupun merenung, menunjukkan perilaku serupa. Biasanya mereka akan duduk atau berdiri dengan tenang selama keadaan ini.

Studi tersebut juga menemukan bahwa perenungan dapat menurunkan kebutuhan tidur rusa kutub.

Setelah kurang tidur, rusa kutub menunjukkan peningkatan aktivitas gelombang lambat yang berarti kebutuhan yang lebih besar untuk tidur nyenyak. Namun, kebutuhan ini berkurang dengan bertambahnya pengunyahan.

"Hal ini menunjukkan bahwa perenungan (saat mengunyah) mengurangi tekanan tidur, yang dapat menguntungkan rusa karena ini berarti mereka tidak perlu berkompromi dalam pemulihan tidur ketika mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk merenung," kata Furrer.

Hal ini sangat penting terutama selama musim panas, karena semakin banyak mereka makan, semakin banyak waktu yang dibutuhkan rusa untuk merenung (saat mengunyah).

"Perenungan (Ruminasi) meningkatkan penyerapan nutrisi, jadi sangat penting bagi rusa kutub untuk menghabiskan cukup waktu merenung selama musim panas agar berat badannya bertambah untuk mengantisipasi musim dingin," tutur Furrer.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads