Peneliti Kembangkan Robot Naga Pemadam Kebakaran

ADVERTISEMENT

Peneliti Kembangkan Robot Naga Pemadam Kebakaran

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 31 Des 2023 15:00 WIB
Robot naga dalam demonstrasi pemadaman kebakaran.
Robot naga dalam demonstrasi pemadaman kebakaran. Foto: Yu Yamauchi et al
Jakarta -

Jika naga identik dengan semburan api, naga yang satu ini justru didesain untuk memadamkan api. Tim peneliti Jepang mengembangkan konsep robot terbang pemadam kebakaran ini, yang disebut dragon firefighter (DFF) alias naga pemadam kebakaran.

Konsep robot naga ini berangkat dari kebutuhan pemadam kebakaran untuk segera memadamkan api. Harapannya, kerugian akibat peristiwa kebakaran tidak semakin membesar dan dan bencana susulan tidak terjadi, seperti ditulis peneliti Yu Yamauchi dan rekan-rekan dalam jurnal Frontiers in Robotics and AI, Desember 2023.

Robot Naga Pemadam Kebakaran

Robot naga pemadam kebakaran semula dirancang sepanjang 3,6 meter dengan 2 unit nosel. Peneliti awalnya belum bisa mengoperasikannya dari jarak jauh, masih manual. Efektivitasnya pun masih belum konsisten dalam beberapa kali percobaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam studi terbaru ini, peneliti mengembangkan robot naga pemadam kebakaran 4 meter dengan sistem remote control. Hasilnya semula didemonstrasikan pada acara pembukaan World Robot Summit ( WRS ) 2020.

Aksi robot naga tersebut berhasil di ajang dunia tersebut. Robot ini terbang berisi udara dari mobil pemadam kebakaran, menyelesaikan gerakan lepas landas 19 detik kemudian, dan bergerak mencapai titik pemadaman api dalam 31 detik.

ADVERTISEMENT

Di titik pemadaman api, robot beralih ke mode pemadaman api dalam 6 detik. Pemadaman dilakukan dengan menggerakkan posisi kepala ke atas, bawah, kiri, dan kanan. Pemadaman api selesai dalam 63 detik, dengan waktu pemadaman saja hanya dalam 26 detik.

Setelah api padam, robot naga ini mengarahkan kepala saluran udara ke luar, lalu kembali ke mode normal dalam 5 detik,terbang mundur, dan mendarat dalam 98 detik.

Peneliti mendapat, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Pertama, kelompok pangkalan bergerak yang bisa dikontrol jarak jauh. Kedua, desain ulang ukuran saluran air keluar di nosel sehingga mempunyai daya dorong yang cukup untuk terbang dengan robot pemadam kebakaran ini.

Ketiga, unit nosel dikembangkan untuk menjangkau gerak yang 1,5 kali lebih besar dari nosel biasa. Kelima, peneliti merancang ulang mekanisme redaman pasif sehingga robot ini lebih stabil di udara.

Di Balik Layar Uji Robot Naga

Robot naga pemadam kebakaran harus lepas landas secepat mungkin dengan udara yang mensuplai mobil pemadam kebakaran. Robot ini memiliki kemampuan bergerak sejauh 4 meter dengan ketinggian terbang 1,5 meter dan dilengkapi kamera pencitraan normal dan kamera termal di ujung robot.

Dengan kamera tersebut, robot operator dari jarak jauh mendeteksi titik api sasaran. Jet air lalu menarget bola api untuk menyelesaikan api. Jika sudah padam, pangkalan robot mundur dan robot mendarat.

Bola api dalam studi ini merupakan kain yang dibakar dengan bensin putih. Bola kain ini ditempatkan pada ketinggian sekitar 0,6 meter. Bola api ini didesain tidak mudah padamkan dan bisa menyala lagi jika tidak padamkan secara menyeluruh.

Butuh Perbaikan Bahan Tahan Panas

Dalam pembekuan di luar ruangan, peneliti menemukan robot naga pemadam kebakaran ini mengalami perubahan pada badan tabungnya karena panas. Akibatnya, bentuk terbangnya juga tidak sama dengan saat latihan, padahal instruksi yang diberikan sama.

Namun, badan robot naga yang berupa tabung bergetar menjadi hangat karena paparan sinar matahari langsung saat standby sebelum membeku. Situasi ini mengakibatkan timbulnya plastis pada badan naga dan mengubah sifat fisiknya .

"Kami mendapati plastis pada tabung yang ditransformasikan akibat panas tidak bisa diabaikan. Berdasarkan pembelajaran ini, kami akan menyempurnakan robot ini dalam penelitian selanjutnya," lapor peneliti.

"Upaya perbaikan juga termasuk pada pengontrol dan desain mekanisnya , seperti pengontrol redaman dan menemukan bahan yang tidak terlalu sensitif terhadap panas," sambungnya.




(twu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads