Ilmuwan Ungkap AI Dapat Prediksi Kematian Seseorang, Akurasi Hampir 80%

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap AI Dapat Prediksi Kematian Seseorang, Akurasi Hampir 80%

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 26 Des 2023 14:00 WIB
Ilustrasi Anak Cerdas Dirikan Perusahaan AI
Ilustrasi AI. Foto: iStock
Jakarta - Penggunaan artificial intelligence (AI) kini sudah merambah ke dalam banyak aspek. Bahkan, studi terbaru mengungkap fitur AI berpotensi dapat memperkirakan kematian seseorang.

Dalam sebuah jurnal berjudul "Using Sequences of Life-events to Predict Human Lives" yang ditulis oleh Sune Lehmann, seorang profesor di Technical University of Denmark, melaporkan AI dapat menentukan angka harapan hidup seseorang dengan akurasi hampir 80%.

Dalam mengkaji fungsi AI untuk menentukan harapan hidup ini, Lenhmann mengumpulkan catatan harian dari 6 juta penduduk di Denmark. Catatan tersebut berisi data-data responden salam satu dekade terkait pendapatan, kesehatan, tempat tinggal, dan lainnya.

Pengkajian Lewat Model life2vec

Pengujian tersebut dilakukan lewat sebuah model pembelajaran yang diberi nama life2vec. Lewat model tersebut, Lenhmann memetakan urutan peristiwa kehidupan dari responden. Kemudian, model dilatih untuk mempelajari pola dalam data dan memprediksi hasil seperti kepribadian dan waktu kematian dengan akurasi tinggi.

"Untuk menguji seberapa bagus life2vec, kami memilih sekelompok 100.000 individu yang setengahnya bertahan hidup dan setengahnya lagi mati," kata Lenhmann kepada CNN, dikutip dari Business Insider, Senin (25/12/2023).

Pendapatan Tinggi Tingkatkan Angka Harapan Hidup

Adapun peserta uji coba memiliki rentang usia 30-55 tahun. Mereka juga memetakan detail responden secara lebih subjektif misalnya dengan memasukan data ciri-ciri kepribadian.

Dikutip dari Neuroscience News, Lenhmann menemukan bahwa individu yang memiliki posisi kepemimpinan atau memiliki pendapatan tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk bertahan hidup.

Selain itu, hasil studi menunjukkan laki-laki, berketerampilan, atau memiliki diagnosis mental dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

"Yang menarik adalah melihat kehidupan manusia sebagai rangkaian peristiwa yang panjang, mirip dengan sebuah kalimat dalam suatu bahasa yang terdiri dari serangkaian kata. Ini biasanya merupakan jenis tugas yang menggunakan model transformator dalam AI, tapi dalam eksperimen kami, kami menggunakannya untuk menganalisis apa yang kami sebut rangkaian kehidupan, yaitu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia," kata Sune Lehmann.

Batas Privasi Data dan Bias Penggunaan AI

Meskipun penerapan AI dalam memprediksi angka harapan hidup seseorang ini terbilang menarik, tetapi para peneliti mengingatkan akan adanya batasan data privasi untuk menghindari bias penggunaan AI ke depannya.

"Model ini membuka perspektif positif dan negatif yang penting untuk didiskusikan dan ditangani secara politis. Teknologi serupa untuk memprediksi peristiwa kehidupan dan perilaku manusia sudah digunakan saat ini di dalam perusahaan teknologi misalnya, melacak perilaku kita di jejaring sosial, membuat profil kita dengan sangat akurat, dan menggunakan profil ini untuk memprediksi perilaku dan mempengaruhi kita," kata Lenhmann.

Lenhmann mengatakan langkah selanjutnya adalah memasukkan jenis informasi lain, seperti teks dan gambar atau informasi tentang hubungan sosial. Penggunaan data tersebut dapat membuka interaksi baru antara ilmu sosial dan kesehatan. (cyu/nah)


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads