Alami Penyakit Langka, Tengkorak Manusia Zaman Pra-Columbus Direkonstruksi Ahli

ADVERTISEMENT

Alami Penyakit Langka, Tengkorak Manusia Zaman Pra-Columbus Direkonstruksi Ahli

Nimas Ayu - detikEdu
Selasa, 19 Des 2023 20:30 WIB
Rekonstruksi tengkorak manusia pra-Columbus
Foto: Image: CΓ­cero Moraes via IFL Science/Hasil rekonstruksi wajah tengkorak di Bolivia
Jakarta -

Para ahli melakukan rekonstruksi tengkorak yang aneh pada manusia dari Bolivia yang hidup zaman Pra-Columbus. Tengkorak ini adalah milik manusia yang mengidap penyakit langka bernama craniosynostosis.

Zaman pra-Columbus atau Pre-Columbian era adalah sebuah istilah yang merujuk pada budaya asli Indian Amerika yang berkembang di Mesoamerika (bagian dari Meksiko dan Amerika Tengah) dan wilayah Andean (Amerika Selatan bagian barat) sebelum eksplorasi dan penaklukan Spanyol pada abad ke-16.

Pada era tersebut, diketahui terdapat penyakit langka yang memengaruhi pembentukan tulang tengkorak. Para peneliti mencoba menggali lebih dalam untuk mengetahuinya melalui rekonstruksi tengkorak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tengkorak Milik Masyarakat Inca Pra-Columbus

Dikutip dari IFL Science, craniosynostosis merupakan jenis cacat langka yang memengaruhi pembentukan dan fusi tulang tengkorak.

Orang yang mengidapnya, akan mengalami cacat pada tengkorak dan menyebabkan kurangnya kemampuan kognitif, gangguan penglihatan, dan lemahnya bagian lain.

ADVERTISEMENT

Ahli forensik dan desainer 3D asal Brasil, Cicero Moraes, kemudian melakukan proses rekonstruksi wajah atau kepala pengidap penyakit tersebut untuk mengetahui lebih lanjut.

Tengkorak yang direkonstruksi ini, diperkirakan adalah milik anggota Tiwanaku atau berasal dari Inca pra Columbus. Tiwanaku adalah negara kota Andes yang terletak dekat pantai Danau Titicaca.

Negara ini didirikan pada abad kedua Masehi dan mulai gugur hingga menghilang pada sekitar satu milenium yang lalu.

Terdapat sekitar 20.000 penduduk hidup di negara tersebut pada bagian atas atau puncaknya dan menguasai sebagian besar wilayah selatan Andes.

Sementara itu, peradaban Inca yang lebih terkenal muncul pada abad ke-13 dengan ibukotanya yang sekarang dikenal sebagai kota Cuzco di Peru. Kemudian wilayah Inca dijajah oleh Spanyol selama penaklukan Amerika dan salah satu kerajaan kuno di sana digulingkan.

Penyakit Cacat pada Tengkorak yang Sangat Langka

Para peneliti melaporkan bahwa ada perbedaan pada morfologi tengkorak yang dianalisis. Mereka kemudian berkonsultasi dengan enam ahli bedah deformasi wajah untuk memeriksa dan mendiagnosa bahwa tengkorak tersebut menandakan gejala craniosynostosis.

Penyakit craniosynostosis ini merupakan sindrom yang mencakup kondisi seperti sindrom Crouzon. Sindrom ini terjadi ketika lapisan tengkorak menyatu secara tidak normal. Terdapat satu dari sekitar 25.000 hingga 60.000 orang yang diketahui dapat mengalaminya.

Sementara itu, jenis sindrom lain yaitu sindrom Apert menyebabkan kelainan bentuk pada tengkorak, tangan, dan kaki. Sindrom ini dapat terjadi pada satu dari setiap 80.000 hingga 160.000 kelahiran.

Terdapat jenis sindrom lain yaitu sindrom Pfeiffer. Sindrom ini menyebabkan tekanan pada sekitar otak dan dapat terjadi pada satu dari 100.000 orang.

Namun, dari ketiga sindrom tersebut, peneliti tidak dapat memastikan sindrom apa yang dialami oleh morfologi tengkorak dari Bolivia ini, sebab tidak ada anggota tubuh lainnya yang dapat diidentifikasi.

Karena hanya ada tengkorak, maka jenis kelamin dari orang tersebut juga tidak dapat ditentukan. Namun dari perkembangan giginya, menunjukkan bahwa pemilik tengkorak tersebut berusia sekitar 17 dan 21 tahun.

Hasil Rekonstruksi Tengkorak

Para peneliti melakukan rekonstruksi tengkorak tersebut dengan wajah netral menggunakan studi statistik dengan pemindaian tomografi komputer. Sistem ini memungkinkan bisa melihat bagaimana penampilan dari orang pemilik tengkorak itu.

Moraes mengaku bahwa proses rekonstruksi mengalami kesulitan, karena morfologi tengkorak yang tidak normal.

"Struktur tengkorak menyebabkan mata menonjol secara signifikan atau disebut sebagai proptosis karena sempitnya ruang yang ada untuk tempat bola mata," katanya.

"Bentuk daerah endokranium, yaitu tempat otak berada juga sangat berbeda dari normalnya, sehingga menghasilkan wajah yang melebar setinggi mata," lanjut Moraes.

Ia mengatakan, rekonstruksi ini berhasil mengidentifikasi beberapa ciri individu para Columbus, seperti ketebalan pada jendela oval telinga yang menunjukkan adanya masalah pendengaran.

Bentuk tengkorak juga memiliki bentuk runcing dan aneh yang membatasi ukuran otak sehingga diperkirakan menyebabkan defisit saraf.

Bahkan hal menarik dari penemuan ini adalah bahwa tengkorak tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda prosedur pembedahan dan tampaknya pemilik tengkorak ini meninggal dunia setelah menjalaninya.

Untuk saat ini, peneliti hanya bisa melaporkan informasi yang baru diperoleh dari hasil analisis.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads