Ahli paleoantropologi berhasil merekonstruksi wajah manusia Neanderthal berusia 56.000 tahun. Sisa jasadnya ditemukan di La Chapelle-aux-Saints di Prancis.
Sosok 'Orang Tua dari Chapelle-aux-Saints' tersebut diperkirakan berusia sekitar 60 tahun saat meninggal. Ia menderita sakit gusi, hampir ompong sepenuhnya, dan pelemahan sendi sebelum meninggal karena pukulan di kepala, dikutip dari Sci News.
Hasil studi rekonstruksi Cicero Moraes dkk terhadap orang tua dari 56.000 tahun lalu ini dipresentasikan di konferensi Abisi del Tempo Conference 2023 di Bari, Italia baru-baru ini. Bagaimana studi dan hasil rekonstruksinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemukan Pendeta
![]() |
Kerangka Orang Tua dari Chapelle-aux-Saints semula ditemukan tiga pendeta Katolik pada 3 Agustus 1908. Dua di antaranya yaitu saudara kandung AmΓ©dΓ©e dan Louis Bouyssonie.
Kerangka Neanderthal tersebut hampir lengkap saat ditemukan di gua dekat desa Chapelle-aux-Saints, Prancis. Ada tengkorak, rahang, sebagian besar tulang belakang, dan beberapa tulang rusuk. Kerangka tersebut juga meliputi sebagian besar tulang panjang lengan dan kaki, serta beberapa tulang kecil di tangan dan kaki.
Kedua Bouyssonie lalu menyerahkan kerangka tersebut pada temannya, Marcellin Boulle. Temannya ini seorang ahli paleontologi, ahli geologi, dan antropolog Prancis.
Boulle yang kemudian menyimpulkan bahwa kerangka tersebut berasal dari jasad manusia Neanderthal. Ia juga yang mendapati kerangka tersebut bertahan hidup hingga 60-an tahun dari penyakit parah. Ia menduga, laki-laki purba tersebut bisa hidup sampai tua karena dibantu kerabat.
Kerangka laki-laki Neanderthal paruh baya itu dipajang di MusΓ©e de l'Homme, Paris. Penulis utama studi rekonstruksi sosoknya, CΓcero Moraes, mengatakan bahwa laki-laki tua itu bisa jadi salah satu kasus penyakit hasil tularan hewan ke manusia pertama yang tercatat dalam sejarah.
"Di antara patologi utama yang ditemukan pada individu purba ini, terdapat brucellosis, yang keberadaannya memungkinkan kami berhipotesis bahwa ini bisa menjadi salah satu kasus penyakit zoonosis pertama yang terdokumentasi," kata Cicero, peneliti Ortogonline Treinamento em Desenvolvimento Profissional e Consultoria LTDA dan rekannya dalam paparannya.
Hasil Rekonstruksi Wajah Laki-laki Tua Neanderthal
Peneliti menggunakan pemindaian tomografi komputer (CT-scan) pada tengkorak kerangka Orang Tua dari Chapelle-aux-Saints. Hasil pertama berupa gambar sepia tanpa rambut, sedangkan yang kedua lengkap merupa orang tua Neanderthal tersebut dengan rambut, kumis, dan janggut.
Cicero dan rekan-rekan menilai, hasil rekonstruksi mereka atas fisik manusia Neanderthal kini jauh lebih mirip manusia modern.
"Rekonstruksi usulan kami merupakan yang terbaru dari seri rekonstruksi, yang memperlihatkan evolusi bertahap dari konsepsi Neanderthal sangat primitif dan 'kebinatangan' menjadi konsepsi yang sangat mirip dengan Homo sapiens modern secara anatomis," paparnya.
(twu/nwy)