Kisah Perjalanan Seorang Penulis Melihat Mumi Jari Raksasa di Mesir, Sebesar Apa?

ADVERTISEMENT

Kisah Perjalanan Seorang Penulis Melihat Mumi Jari Raksasa di Mesir, Sebesar Apa?

Baladan Hadza - detikEdu
Sabtu, 16 Des 2023 08:00 WIB
Mumi Jari Raksasa di Mesir
Foto: Image: Gregor Sporri/Mumi jari raksasa di Mesir
Jakarta -

Seorang penulis asal Basel, Swiss pernah melakukan perjalanan ke Mesir dan tak sengaja menemukan pengalaman tak terduga. Pada perjalanannya, melihat mumi jari raksasa yang ukurannya sangat besar dibandingkan jari manusia pada umumnya.

Perjalanan ke Mesir dilakukan oleh sang penulis, Gregor Spörri pada bulan April 1988. Kala itu, ia tengah berupaya untuk memahami energi bio kosmik yang ada di dalam Piramida Besar.

Namun, setelah melalui beberapa percobaan, ia justru tidak mendapatkan hasil apapun, termasuk adanya energi kosmik di Piramida Besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekecewaan ini hampir mengakhiri pencariannya di Mesir, sebelum kemudian ada seorang bartender yang memberi tahu Spörri mengenai perjalanan menarik. Perjalanan ini yang mengantarkan Spörri melihat jari mumi raksasa.

Mumi Jari Raksasa Milik Perampok Makam Kuno

Melansir laman Ancient Origins, Spörri melakukan perjalanan ke Bir Hooker, sebuah distrik di dekat Kota Sadat, Mesir. Di sana, ia bertemu dengan Nagib, seorang petani tua dari keturunan perampok makam kuno.

ADVERTISEMENT

Nagib menunjukkan bahwa ia memiliki warisan berharga, seperti dua kotak kayu yang memberikan penghasilan bagi keluarganya. Namun, ada satu objek yang belum pernah dijual selama 150 tahun.

Karena dalam situasi keuangan sulit, Nagib akhirnya mengizinkan Spörri untuk melihat objek khusus dengan harus membayar. Spörri kemudian menyetujuinya.

Saat kotak kayu rahasia dibuka, ternyata terungkap isinya adalah mumi dari sepotong jari raksasa. Jari tersebut sangat besar dengan panjang sekitar 35 sentimeter dan tebalnya sekitar 6 sentimeter.

Kondisi Mumi Jari Raksasa

Spörri kemudian memeriksa jari tersebut dengan seksama dan menemukan ciri-ciri anatomis yang menunjukkan bahwa itu adalah jari organik humanoid yang terawat dengan baik.

Permukaan kulitnya kasar dan terlihat terkikis, dengan beberapa bagian yang terlihat rusak dan terlepasnya sisa-sisa jamur serta kukunya.

Saat diamati, diketahui jari tersebut berasal dari makhluk yang tingginya setidaknya mencapai 5 atau 6 meter.

Di dalam kotak kayu, terdapat map arsip kulit yang memuat berbagai dokumen, termasuk sertifikat keaslian, kertas berhuruf Arab dan Latin, foto jari dalam bentuk polaroid, serta foto rontgen yang dibuat pada tahun 1960-an.

Hasil penelitian yang dilakukan melalui rumah sakit di Kairo menunjukkan bahwa jari yang dipegang oleh Spörri sesuai dengan rontgen yang ada.

Mencari Tahu Asal Usul Mumi Jari Raksasa

Setelah melihat mumi tersebut, Spörri merasa bahwa hal ini tidak menarik perhatian ilmuwan karena tidak sesuai dengan paradigma ilmiah yang ada pada saat itu.

Namun, hal ini memotivasi Spörri untuk melakukan penelitian lebih intensif terkait kemungkinan adanya raksasa pada zaman kuno. Ia pun memulai pencarian dalam berbagai kitab suci, seperti Alkitab, Taurat, Al-Quran, dan literatur mitologi lainnya.

Spörri pun dibuat terkejut karena banyak referensi tentang raksasa yang sebenarnya sering muncul dalam tulisan-tulisan kuno tersebut.

Spörri kemudian melakukan penelitian selama bertahun-tahun. Bahkan ia menjual perusahaannya agar dapat lebih fokus pada pencarian jawaban terkait keberadaan raksasa pada masa lalu.

Para ilmuwan sendiri telah mempelajari mumi jari tersebut, tetapi tidak dapat mengambil kesimpulan pasti. Meskipun jari tersebut terlihat asli, mereka menolak kemungkinan adanya ras raksasa pada masa lalu.

Beberapa teori muncul, seperti sindrom Proteus atau gigantisme, yang melibatkan pertumbuhan berlebih pada jari tangan atau kaki, juga telah diusulkan. Namun, usul diabaikan karena relik tersebut memiliki proporsi yang tidak sesuai dengan kondisi medis tersebut.

Harapan Spörri Terkait Masa Depan Penelitian Jari Mumi Raksasa

Pada tahun 2009, Spörri kembali ke Mesir untuk mencari lebih lanjut peninggalan tersebut. Namun perubahan signifikan telah terjadi dalam 19 tahun terakhir di Mesir.

Ada banyak bangunan baru telah berdiri, kerusuhan sipil terjadi, dan orang yang mungkin memiliki informasi tentang peninggalan tersebut telah meninggal dunia.

Sampai saat ini, pencarian tersebut belum membuahkan hasil dan peninggalan mumi serta penjaganya menurut Spörri telah lenyap.

Meskipun demikian, pertemuan Spörri dengan mumi jari raksasa akan terus menimbulkan pertanyaan mendalam tentang masa lalu dan asal usul manusia.

Spörri berharap, dengan adanya bukti baru pada masa mendatang, akan ada keterkaitan untuk kembali mencari adanya ras raksasa kuno yang pernah hidup di Bumi.

Menurutnya, ini bisa membuka ruang untuk penelitian lebih lanjut dan potensi penemuan baru yang dapat mengubah pandangan orang tentang sejarah manusia.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads