Cacing Jepang Ini Melepas Pantatnya untuk Bereproduksi, Begini Caranya

ADVERTISEMENT

Cacing Jepang Ini Melepas Pantatnya untuk Bereproduksi, Begini Caranya

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 28 Nov 2023 16:30 WIB
cacing Megasyllis nipponica
Foto: Nakamura et al 2023 via Popular Science
Jakarta -

Hewan memiliki berbagai cara reproduksi yang unik. Salah satunya cacing syllid hijau Jepang, Megasyllis nipponica.

Cacing tersebut melepaskan pantatnya untuk bereproduksi. Beberapa cacing laut yang tersegmentasi seperti cacing silid mengalami proses reproduksi yang disebut stolonisasi.

Stolon sendiri adalah organ posterior cacing yang penuh dengan telur atau sperma tergantung jenis kelamin cacing. Selama stolonisasi, stolon terlepas sepenuhnya dari tubuh cacing lainnya untuk bereproduksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantat yang terpisah dari tubuh cacing tersebut kemudian berenang dengan sendirinya dan muncul saat bertemu stolon lain dari lawan jenis. Berenang mandiri ini dipercaya dapat melindungi tubuh asli cacing dari bahaya lingkungan serta membantu sel telur dan sperma menempuh jarak yang lebih jauh.

Agar dapat berenang sendiri, stolon harus mengembangkan mata; antena; dan bulu renangnya sendiri dengan tetap menempel pada tubuh aslinya. Bagaimana hal ini bisa terjadi, masih merupakan sebuah misteri.

ADVERTISEMENT

Proses Pembentukan Stolon

Pembentukan stolon dimulai ketika gonad (kelenjar kelamin) yang berada di dekat pantat cacing sudah matang. Kepala kemudian terbentuk di depan stolon yang sedang berkembang, dengan mata; antena; dan bulu renang mengikuti di belakang. Organ tersebut lalu mengembangkan saraf dan kemampuan untuk merasakan dan berperilaku mandiri sebelum stolon terlepas dari seluruh tubuh.

Dalam studi baru, tim dari Universitas Tokyo mengamati bagaimana kepala stolon terbentuk. Para peneliti menyelidiki pola perkembangan ekspresi gen pada cacing saat mereka dewasa secara seksual.

Sekelompok gen yang menentukan pembentukan bagian tubuh itu disebut sebagai gen hox. Mereka membantu menentukan daerah kepala berbagai hewan.

Tim menemukan bahwa gen hox lebih banyak di daerah kepala stolon. Gen ini biasanya tidak banyak di bagian tengah tubuh, kecuali saat gonad sedang berkembang. Pada periode ini, gen hox banyak terdapat di bagian tengah dan pantat cacing.

Gen hox juga menentukan segmentasi di sepanjang tubuh cacing. Tim berpikir bahwa gen hox akan dihasilkan secara berbeda di sepanjang garis tak kasat mata yang membentang dari kepala cacing hingga ke bagian belakang.

"Menariknya, pengeluaran gen hox yang menentukan identitas bagian tubuh tetap konstan selama proses tersebut," kata Miura.

Karena konsistensinya tersebut, stolon tidak memiliki saluran pencernaan yang terpisah. Ia juga mempunyai segmen tubuh yang seragam, kecuali di kepala dan ekornya. "Hal ini menunjukkan bahwa hanya bagian kepala yang diinduksi dan bagian belakang tubuh untuk mengontrol perilaku melepas sperma untuk reproduksi," kata Miura.

Studi tersebut menunjukkan mekanisme perkembangan stolon untuk pertama kalinya dan mendorong analisis lebih lanjut mengenai metode reproduksi tersebut. Miura dan tim berharap dapat memperjelas mekanisme penentuan jenis kelamin dan jalannya endokrin selama siklus reproduksi cacing dalam penelitian selanjutnya.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads