Ilmuwan Menemukan Metode Baru untuk Memprediksi Gempa, Begini Caranya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Menemukan Metode Baru untuk Memprediksi Gempa, Begini Caranya

Hani Muthmainnah - detikEdu
Jumat, 10 Jan 2025 14:00 WIB
Contoh goresan melengkung di Sesar Alpine
Foto: Nic Barth/UCR/Contoh goresan melengkung di Sesar Alpine
Jakarta -

Gempa bumi termasuk peristiwa alam yang sulit diprediksi kedatangan dan kekuatannya. Namun, belum lama ini, ilmuwan berhasil menemukan metode yang dimungkinkan bisa memprediksi gempa. Bagaimana caranya?

Selama ini, gempa bumi menjadi salah satu peristiwa yang merenggut korban jiwa dan kerugian materi. Sebab, kedatangannya selalu terjadi tiba-tiba. Biasanya, kita hanya akan mengetahui gempa beberapa saat ketika akan terjadi melalui alat-alat pendeteksi.

Berbagai cara dilakukan oleh para ilmuwan. Terbaru, tim ilmuwan mengungkapkan penemuan tentang metode yang dapat memprediksi gempa bumi pada masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mempelajari Patahan

Dalam studi yang terbit di GeoScienceWorld pada 7 Oktober 2024, Nicolas C. Barth dan kawan-kawan menjelaskan metode yang dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya gempa pada masa depan. Caranya adalah dengan mempelajari patahan.

Dengan mempelajari goresan lengkung halus yang tertinggal pada bidang patahan setelah gempa, yang mirip dengan bekas ban yang tertinggal setelah balapan, para ilmuwan dapat menentukan arah datangnya gempa di lokasi tersebut.

ADVERTISEMENT

Metode tersebut diyakini bisa membantu menentukan asal-usul dan arah gempa bumi sebelumnya, serta bisa menghimpun informasi yang berharga untuk memodelkan skenario gempa bumi pada masa depan berdasarkan patahan besar.

Tidak hanya dapat memperkirakan waktu terjadinya gempa, metode yang ditawarkan ilmuwan juga diklaim bisa memprediksi seberapa luas penyebaran dan besar dampak yang ditimbulkan.

"Bidang patahan mengumpulkan tanda-tanda goresan melengkung ini, yang hingga saat ini kami tidak tahu cara mencarinya atau bagaimana menafsirkannya," jelas ahli geologi dan penulis pertama makalah Universitas California (UC) Riverside, Nicolas Barth, dikutip dari news.ucr.edu.

Pengamatan terhadap Patahan Gempa Bumi di California dan Selandia Baru

Para ilmuwan telah mengamati goresan melengkung pada permukaan patahan setelah gempa bumi Ridgecrest 2019 di California. Mereka memakai pemodelan komputer untuk mengonfirmasi bahwa bentuk kelengkungan menunjukkan arah asal gempa bumi.

"Goresan tersebut menunjukkan arah dan asal mula gempa bumi di masa lalu, sehingga berpotensi memberi kita petunjuk tentang di mana gempa di masa depan akan dimulai dan ke mana arahnya," jelas Barth.

"Hal ini penting bagi California, karena mengantisipasi arah gempa di patahan seperti San Andreas atau San Jacinto dapat menghasilkan perkiraan dampak yang lebih akurat," tambahnya.

Dalam pengamatan mereka, lokasi dan arah gempa bumi ternyata dapat memengaruhi intensitas guncangan serta waktu, sebelum orang-orang merasakannya.

Misalnya, ilmuwan telah menunjukkan bahwa gempa besar dari patahan San Andreas dekat Laut Salton yang bergerak ke utara, akan merusak wilayah Los Angeles dibandingkan gempa yang lebih dekat dengan LA, tetapi bergerak menjauhi LA.

Menariknya, penemuan juga mengungkapkan bahwa gempa bumi yang terjadi lebih jauh, dapat memungkinkan sistem peringatan seluler memberikan peringatan kepada Angelenos sekitar satu menit sebelum guncangan terjadi, sehingga dapat menyelamatkan nyawa.

Selain itu, peneliti juga mempelajari Sesar Alpen di Selandia Baru terkenal karena gempa besar yang terjadi secara teratur. Sesar ini diketahui mengalami keretakan setiap 250 tahun sekali.

Pertama, gempa terakhir yang terjadi pada 1717 bergerak dari selatan ke utara menghasilkan guncangan yang jauh lebih besar di daerah penduduk. Kedua, studi ini memberitahukan bahwa gempa bumi besar dapat terjadi di kedua ujung sesar.

"Ini merupakan informasi baru yang sebelumnya tidak diketahui," kata Barth.

"Kini kami dapat menggunakan teknik dan keahlian yang telah kami kembangkan di Sesar Alpen untuk memeriksa patahan di belahan dunia lainnya," imbuh Barth.

Peneliti mengklaim, bahwa penemuan mereka merupakan penelitian pertama yang mempelajari patahan untuk memperkirakan gempa pada masa mendatang. Kabar baiknya, peneliti juga mengungkapkan bahwa metode mereka dapat diterapkan pada patahan di seluruh dunia.

Hal tersebut dinilai berguna untuk memperkirakan dampak gempa bumi yang mungkin terjadi pada masa depan serta mengidentifikasi potensi bahaya apa yang akan muncul.

Barth dan timnya berharap bahwa para ilmuwan gempa bumi di seluruh dunia akan mulai menerapkan metode baru ini untuk mengungkap sejarah masa lalu patahan mereka.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads