Ternyata Begini Parenting Anak pada Masyarakat Pemburu-Pengumpul

ADVERTISEMENT

Ternyata Begini Parenting Anak pada Masyarakat Pemburu-Pengumpul

Baladan Hadza - detikEdu
Selasa, 28 Nov 2023 09:30 WIB
Congolese civilians and their animals flee near the Congolese border with Rwanda after fightings broke out in Kibumba, outside Goma in the North Kivu province of the Democratic Republic of Congo May 24, 2022. REUTERS/Djaffar Sabiti
Foto: REUTERS/DJAFFAR SABITI/Ilustrasi parenting di masyarakat Kongo
Jakarta -

Dalam era modern perhatian terhadap cara asuh anak telah berubah. Berbagai peran dan dukungan telah diatur sedemikian rupa untuk memberi perhatian maksimal kepada anak. Tapi bagaimana pengasuhan anak pada masyarakat pemburu-pengumpul di hutan?

Studi baru yang dipimpin oleh antropolog evolusioner di Universitas Cambridge, mengungkap tentang pengasuhan anak pada masyarakat pemburu-pengumpul.

Mereka menemukan bahwa bayi dan balita pada masyarakat pemburu-pengumpul cenderung berkembang lebih baik secara psikologis dengan perawatan yang sensitif dan tingkat perhatian yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa bayi pemburu-pengumpul menerima perawatan penuh perhatian dan kontak fisik selama sekitar sembilan jam per hari dari beberapa pengasuh.

Studi ini menyoroti pentingnya perawatan penuh perhatian dan kontak fisik selama periode perkembangan awal anak.

ADVERTISEMENT

Petunjuk terhadap Sistem Pengasuhan Anak

Salah satu peneliti, Dr. Nikhil Chaudhary mengatakan bahwa selama lebih dari 95% sejarah evolusi, manusia hidup sebagai pemburu-pengumpul.

"Oleh karena itu, masyarakat pemburu-pengumpul masa kini dapat memberikan petunjuk mengenai apakah ada sistem pengasuhan anak tertentu yang dapat diadaptasi secara psikologis bagi bayi dan ibu mereka," ucapnya dikutip dari EurekAlert!.

"Banyak aspek psikologi kita telah berevolusi menjadi fleksibel dan tidak sesuai dengan satu cara hidup tertentu. Sejauh mana hal ini benar dalam mengasuh anak masih diperdebatkan," imbuhnya.

Untuk penelitian terbaru, Dr Chaudhary dan rekannya Dr Salali bekerja dengan pemburu-pengumpul Mbendjele BaYaka yang tinggal di Republik Kongo, dan telah menganalisis dan menafsirkan temuan tersebut bersama psikiater anak, Dr Annie Swanepoel.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak dalam masyarakat ini menerima perhatian dan dukungan fisik yang tinggi dari lebih dari satu pengasuh.

Temuan ini menggambarkan pola pengasuhan yang berbeda dari masyarakat Barat dan menyoroti potensi dampak positif pada kesejahteraan anak.

Perawatan Melibatkan Lebih dari 10 Pengasuh

Temuan yang menarik dari studi adalah komunitas pemburu-pengumpul yang diamati menunjukkan bahwa pengasuhan tidak hanya dilakukan oleh orang tua, namun seringkali melibatkan lebih dari 10 hingga 20 pengasuh.

Dalam hal ini, biasanya sistem dukungan ibu akan membantu merespons lebih dari separuh tangisan bayinya, yang dapat menjadi salah satu aspek paling menantang dalam mengasuh anak.

"Dukungan untuk ibu juga mempunyai banyak manfaat bagi anak-anak seperti mengurangi risiko penelantaran dan pelecehan, melindungi dari kesulitan keluarga, dan meningkatkan kesejahteraan ibu yang pada gilirannya meningkatkan perawatan ibu," kata Dr Swanepoel.

Dalam makalah yang baru diterbitkan di Developmental Psychology ini, peneliti menyatakan bahwa anak-anak mungkin secara evolusi, diharapkan mendapatkan tingkat kontak fisik dan perawatan yang tinggi, serta perhatian pribadi dari beberapa pengasuh selain orang tua mereka.

Peran Remaja dan Jasa Penitipan dalam Merawat Bayi

Menariknya, penelitian ini juga menemukan bahwa remaja yang membantu merawat bayi bisa memberikan dukungan ekstra kepada ibu dan mendapat pengalaman yang berharga.

Para peneliti berpendapat bahwa kondisi ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka sebagai pengasuh dan memberikan perlindungan dari kecemasan yang mungkin dirasakan oleh orang tua baru.

Selain itu, penggunaan penitipan anak juga seringkali hanya untuk memungkinkan orang tua bekerja. Meskipun demikian, penulis berpendapat bahwa penitipan anak seharusnya juga memberikan waktu istirahat bagi orang tua.

Mereka menyatakan bahwa sepanjang sejarah, orang tua tidak pernah menghadapi tekanan seperti sekarang terkait kurangnya dukungan.

"Sistem keluarga inti di Barat berbeda dari masyarakat pemburu-pengumpul seperti Mbendjele," kata Chaudhary.

Tantangan Penitipan Anak

Meski menguntungkan, penitipan anak hanya diperuntukkan keluarga yang lebih aktif dalam pengasuhan anak dan diterapkan saat orang tua bekerja, bukan untuk memperoleh istirahat.

Jika dibandingkan, rasio pengasuh-anak di Barat lebih tinggi dibanding kelompok pemburu-pengumpul. Di Inggris, setiap orang dewasa bertanggung jawab atas banyak anak, meski peraturan baru menurunkan rasio menjadi satu pengasuh untuk lima anak usia dua tahun.

"Penitipan anak akhirnya menjadi prioritas dalam anggaran pemerintah, namun masih banyak hal yang harus dilakukan," tutur Chaudhary.

"Sebagai masyarakat, mulai dari pembuat kebijakan, pemberi kerja, hingga layanan kesehatan, kita perlu bekerja sama untuk memastikan ibu dan anak menerima dukungan dan perawatan yang mereka butuhkan untuk berkembang," pungkasnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads