Seberapa Tinggi Serangga Bisa Terbang?

ADVERTISEMENT

Seberapa Tinggi Serangga Bisa Terbang?

Noor Faaizah - detikEdu
Minggu, 26 Nov 2023 12:00 WIB
Ahli serangga dari Departemen Pertanian Negara Bagian Washington, Sven Spichiger menunjukan tawon raksasa Asia di Olympia, Washington, AS, (4/5/2020). Tawon raksasa asal Jepang tersebut mempunyai ukuran sangat besar untuk ukuran tawon.
Ilustrasi serangga Foto: AP/Ted S. Warren
Jakarta -

Hewan-hewan dapat terbang tinggi di langit sesuai dengan kemampuan fisiologi dan kebutuhan mereka.

Sebagian besar serangga memiliki sayap yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan untuk terbang. Meskipun banyak serangga memiliki sayap, ada juga serangga tertentu yang tidak dapat terbang seperti semut dan kecoa.

Meskipun serangga kecil, beberapa jenis serangga dapat terbang di ketinggian yang cukup tinggi seperti kupu-kupu yang mampu terbang hingga beberapa kilometer di langit ketika mereka bermigrasi. Tapi, serangga-serangga seperti kupu-kupu, lebah dan lainnya ternyata juga memiliki batas ketinggian yang memungkinkan mereka dapat terbang lo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari laman Science Focus, terdapat tiga faktor utama yang membatasi serangga bersayap mampu mencapai ketinggian tertentu, yaitu kepadatan udara, suhu, dan ketersediaan oksigen.

ADVERTISEMENT

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan gaya tarik gravitasi Bumi. Semakin tinggi lokasi kita dari permukaan laut maka semakin rendah gaya tarik gravitasi Bumi.

Ketika berada dalam gravitasi rendah, molekul udara akan semakin menyebar. Semakin sedikit molekul yang dikandung suatu volume udara, maka semakin 'tipis' kepadatannya.

Semakin Tinggi, Kondisi Udara Semakin Ekstrem

Bagi serangga, terbang ke atas langit menjadi suatu hal menantang. Bukan karena mereka akan melambung jauh tinggi di atas, tapi seiring menurunnya kepadatan udara maka semakin sedikit molekul yang dapat didorong oleh sayap serangga.

Ketika molekul udara lebih sedikit, suhu udara akan semakin dingin. Hal ini dikarenakan lebih sedikit panas yang dihasilkan oleh tumbukan molekul satu sama lain. Temperatur suhu pun bervariasi sesuai ketinggian, dan pada beberapa lapisan atmosfer lebih hangat dibandingkan yang lain.

Namun suhu udara dalam 10 kilometer di atas permukaan Bumi akan terus turun hingga kurang dari -50Β°C. Suhu dingin tersebut pun juga membahayakan serangga. Selain itu, layaknya makhluk hidup lainnya serangga juga membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.

Berdasarkan artikel yang terbit di British Medical Journal, diketahui pada ketinggian 6 kilometer di atas permukaan laut, kadar oksigen akan turun hingga 50 persen. Kondisi fisik seperti itu akan mempersulit serangga untuk mempertahankan kepakan sayapnya.

Beberapa Serangga Dapat Terbang Lebih Tinggi

Meskipun demikian, beberapa serangga mampu menghadapi rintangan-rintangan tersebut dan memungkinkan mereka terbang tinggi. Pada tahun 2014, para ilmuwan menemukan bahwa lebah alpine yang hidup 3,25 km di atas permukaan laut.

Menurut penelitian yang terbit di jurnal Biology Letters, serangga tersebut menggunakan mekanisme penerbangan yang berbeda ketika mereka terbang di ketinggian yang lebih tinggi.

Lebah alpine akan menggerakkan sayap mereka dalam bentuk busur sehingga jangkauan sayap lebih lebar dan menjaga mereka agar tetap terbang di udara yang tipis.

Peneliti menunjukkan bahwa lebah alpine memiliki cadangan aerodinamis yang besar. Mereka menguji dalam laboratorium yang mensimulasikan kepadatan udara dan kadar oksigen yang sama seperti pada ketinggian 9 kilometer.

Hasilnya, mereka mengetahui lebah alpine mampu terbang dalam kondisi udara tersebut dimana udara tersebut lebih tinggi dari Gunung Everest. Padahal, pada kenyataannya kondisi suhu udara pada ketinggian tersebut mampu mematikan otot-otot lebah yang terbang.

Dengan demikian, serangga-serangga mampu terbang hingga ketinggian tertentu seperti di atas 6 kilometer dari permukaan laut dengan mengadaptasikan kinerja sayap terbang mereka.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads