Pakar Unesa Bagikan Tips Kelola Stres & Cegah Depresi pada Mahasiswa

ADVERTISEMENT

Pakar Unesa Bagikan Tips Kelola Stres & Cegah Depresi pada Mahasiswa

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 24 Nov 2023 21:00 WIB
Business woman is depressed. She felt stressed and alone in the house.
Ilustrasi depresi. Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai
Jakarta -

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi pada remaja hingga dewasa. Kasus depresi ini cukup banyak ditemui di kalangan mahasiswa.

Menurut psikolog dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Diana Rahmasari mengatakan depresi perlu menjadi perhatian yang serius dan bisa ditangani secara bersama-sama. Pasalnya, depresi dapat mengganggu keseharian penderita dalam berperilaku maupun melakukan aktivitas.

Ia menuturkan depresi bisa berawal dari stres dengan ditunjukkan oleh sikap penderita yang sedih secara mendalam, perasaan tidak menentu, dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenali Gejala Depresi

Diana membeberkan beberapa gejala depresi yang perlu dikenali. Menurutnya, gejala depresi dapat dipicu oleh berbagai faktor mulai dari biologis, psikologis, dan sosial.

"Sering irasional, nyalahin diri sendiri, merasa tidak bisa mengendalikan lingkungan dan kondisi diri sendiri juga bisa memicu stres, termasuk trauma masa lalu, putus cinta, dan seterusnya," katanya dikutip dari laman Unesa, Jumat (24/11/2023).

ADVERTISEMENT

Gejala fisik depresi ini bisa ditandai adanya gangguan pada pola tidur, tidak nafsu makan, sulit konsentrasi, dan gejala fisik seperti gangguan pencernaan hingga sakit kepala.

Sedangkan gejala psikologis dapat terlihat jika seseorang sering sedih, merasa cemas, putus asa dan pesimis, hampa berkepanjangan, merasa tidak berharga dan tidak berguna. Juga, mereka akan merasa mudah tersinggung, dan kehilangan rasa percaya diri.

Menurut Diana, jika gejala depresi ini tak dapat dikelola maka resiko paling mengerikan adalah seseorang bisa melakukan bunuh diri.

Tips Mengelola Stres

Cara pertama untuk mengelola stres menurut Diana adalah mengembangkan pola pikir positif bisa dilakukan dengan mengekspresikan kata-kata baik. Menurut Diana, orang yang depresi lebih banyak mengatakan hal-hal yang membuatnya pesimis misalnya 'saya tidak ada harapan', 'orang-orang membenci saya', atau 'saya membenci diri saya'.

Lalu, seseorang juga bisa mengembangkan spiritualitas dan mencari support system. Dengan begitu, ketika seseorang punya masalah, maka bisa menceritakan dan membagikannya kepada orang yang dipercaya.

Jika tak cukup mendapat solusi setelah bercerita kepada kawan, maka bisa mengunjungi profesional contohnya psikolog. Diana sendiri ketika menangani orang yang stres biasanya melakukan resiliensi dan goal setting yakni membangun individu supaya punya harapan ke depannya.

"Aktivitas sehari-hari bisa menjadi salah satu treatment saat stres. Sehari atau dua hari Anda duduk mojok atau menyendiri di kamar itu cukup, jangan lama-lama, apalagi ditambah mendengarkan musik yang melo-melo, tambah lama nanti, gak keluar-keluar kamar nantinya," kata Diana.

(cyu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads