Penginderaan jauh merupakan proses memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
Oleh karena itu, penginderaan jauh menjadi hal penting dalam ilmu geografi karena berfungsi untuk mengenali bentang alam ataupun bentang budaya di permukaan Bumi.
Melalui metode penginderaan jauh, kedua bentang Bumi tersebut dapat terekam oleh sensor dan menghasilkan citra.
Citra foto merupakan hasil teknologi pengindraan jauh yang berupa data visual. Untuk menafsirkan foto citra yang dihasilkan, maka perlu adanya interpretasi citra. Apa yang dimaksud dengan interpretasi citra? Berikut pengertian, langkah-langkah, unsur dan contohnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Interpretasi Citra
Buku Geografi 3 SMA yang disusun Samadi, SPd, MSi menyebutkan bahwa pengertian interpretasi citra adalah upaya pengenalan identitas (ciri-ciri) suatu objek atau gejala yang tergambar melalui citra.
Upaya ini dilakukan dengan mengenali objek yang tergambar pada citra, kemudian menerjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu untuk penggunaan tertentu.
Hasil interpretasi ini akan menghasilkan data berupa numerik ataupun visual. Data numerik dilakukan melalui interpretasi citra secara digital. Sedangkan data visual menjadi hasil interpretasi secara manual.
Interpretasi citra yang dilakukan dengan cara digital akan memanfaatkan data hasil indraja di komputer. Data tersebut berupa piksel (picture element) yaitu bagian terkecil berbentuk segi empat dari setiap gambar citra. Penafsiran data dilakukan dengan mengklasifikasikan jumlah piksel sesuai dengan tingkatan unsur interpretasi.
Sedangkan interpretasi citra yang dilakukan secara manual dilakukan dengan menafsirkan unsur visual yang tergambar dalam citra. Misalnya, rona atau warna yang sama akan membentuk pola dan kelompok gejala tertentu.
Langkah-Langkah Interpretasi Citra
Untuk mendapatkan data geografi dari hasil penginderaan jauh, maka perlu dilakukan beberapa langkah interpretasi citra. Dikutip dari buku Geografi untuk SMA-MA Kelas XII karya Eko Titis Prasoko, berikut langkah-langkah interpretasi citra:
- Deteksi benda atau gejala di sekitar lingkungan dengan alat penginderaan atau sensor.
- Identifikasi objek yang tergambar pada citra melalui ciri-ciri spektral, spasial, dan temporal.
- Pengenalan objek yang tampak secara langsung dengan pengetahuan lokal.
- Analisis kelompok objek yang memiliki unsur citra yang sama.
- Deduksi bukti-bukti yang diperoleh ke dalam suatu kesimpulan tertentu.
- Klarifikasi hasil citra melalui deskripsi kenampakan yang dibatasi.
- Idealisasi atau menyajikan hasil interpretasi baik berupa data numerik atau visual seperti peta.
Unsur Interpretasi Citra dan Contohnya
Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas XII karya Fitri Sekar Lestari, berikut unsur-unsur interpretasi citra beserta dengan contohnya:
1. Warna dan Rona
Rona adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto udara berwarna, rona dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan. Misalnya, rona gelap menunjukkan lautan yang dalam, atau warna cokelat kekuningan menandakan air keruh.
2. Bentuk
Pada foto citra, bentuk menjadi hasil konfigurasi atau kerangka suatu objek. Misalkan gedung sekolah pada umumnya memiliki kerangka bangunan berbentuk U, L, atau I persegi panjang.
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Contohnya, lapangan bola dicirikan berbentuk segiempat dengan ukuran tetap yaitu 80 hingga 100 meter.
4. Pola
Pola merupakan merupakan ciri yang menandai banyak objek bentukan manusia atau objek alamiah. Contohnya pola aliran sungai menandai struktur geologis berbentuk S atau pola aliran trelis menandai struktur lipatan.
5. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dengan bentuk kasar, halus, dan sedang. Contohnya hutan bertekstur kasar, sedangkan semak bertekstur halus.
6. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya pemukiman memanjang umumnya ditemukan di pinggir pantai, atau persawahan banyak ditemukan di dataran rendah.
7. Bayangan
Bayangan menjadi detail dari objek yang berada di daerah gelap. Contohnya, lereng terjal tampak lebih jelas ketika memiliki bayangan yang tertangkap oleh foto citra.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contohnya stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
9. Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu. Misalnya tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem. Bila ditambah unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka tumbuhan palma atau sagu.
(pal/pal)