Hari Pahlawan Nasional 2023 akan jatuh pada Jumat, 10 November mendatang. Untuk merayakan, kamu bisa menulis dan membaca puisi tentang pahlawan nasional.
Awal mula hari bersejarah ini berkaitan dengan peristiwa pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. Melansir dari laman Kemdikbud, meski sudah merdeka, pejuang bangsa masih harus bertempur dengan tentara Inggris.
Meski gencatan senjata telah disepakati, pemberontakna masih ada. Pertempuran semakin memuncak setelah tewasnya Pimpinan Tentara Inggris Brigadir Jenderal Mallaby.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Inggris menjadi murka dan mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945.Ultimatum tersebut berisi permintaan untuk menghentikan perlawan pada tentara AFNEI dan NICA baik dalam bentuk serangan darat, laut, dan udara. Inggris juga menginstruksikan pimpinan bangsa dan para pemuda Indonesia untuk datang di tempat yang telah ditentukan pada 10 November 1945.
Akan tetapi, rakyat Indonesia tidak menaatinya sehingga pertempuran dahsyat terjadi selama kurang lebih tiga minggu. Pertempuran itu menewaskan 20.000 rakyat Surabaya. Hari Pahlawan 10 November merupakan peringatan atas mereka yang gugur di pertempuran Surabaya.
Salah satu cara untuk merayakan Hari Pahlawan adalah melalui puisi. Puisi adalah buah karya sastra berisi ungkapan yang ditentukan oleh irama , rima, serta larik dan bait.
Melansir dari buku Kumpulan Puisi Pahlawan (2019) dan Wollipop, berikut daftar puisi tentang Pahlawan Nasional.
10 Puisi tentang Pahlawan Nasional
Di bawah ini, kumpulan puisi pahlawan nasional yang di antaranya dikutip dari buku berjudul Pahlawan Dalam Puisi yang disusun Sides Sudyarto DS (1979).
1. Dongeng Pahlawan
Karya: WS Rendra
Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kau perempuan.
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.
Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
kerna pahlawan telah berkunjung di tiap hari.
2. Peto Syarif Gelar Tuanku Imam Bonjol
Karya: Sides Sudyarto DS
Di alam Minangkabau dikau dilahirkan
Dibesarkan ayah dan bunda tercinta
Di usia dewasa 25 tahun diburu Belanda
Dari bukit ke bukit dari luhak ke luhak
Tiada menyerah pada perampok yang tamak
Imam Bonjol seumur hidupmu diburu peluru
Tiada hentinya lari dan menyerang
Anak istrimu habis dibunuh dengan keji
Dibantai disiksa penjajah yang bathil
Hidupmu selalu di ujung bedil
Tuanku Imam Bonjol sejak muda hingga tua
Kau pantang mundur terus bertempur
Dengan pedang di tangan, peluru di pinggangmu
Kau bergerak terus melancarkan perang gerilya
Tuanku, 15 tahun dikepung musuh angkara
Dan 25 tahun bergerilya tak jatuh runtuh
Kau pimpin terus rakyat berjuang
Membela Tanah Pusaka, mengabdi agama
Berjihad menuju Nusantara Merdeka
3. Panglima Besar Jendral Sudirman
Karya: Sides Sudyarto DS
Panglima Besar Sudirman
Ketika kau angkat senjata semua pemuda Indonesia siaga
Ikut bersamamu menyandang senapan
Mengawal Revolusi 17 Agustus 1945
Jendral yang perwira
Ketika kau mengembara bergerilya
Segenap putra-putri Indonesia terpanggil
Untuk mengantarmu maju ke medan laga
Mengobarkan api perjuangan, merebut kemerdekaan
Sudirman pahlawan agung
Dengan paru-paru sebelah kau atur komando
Perjuangan nasional semesta Nusantara
Dari atas tandu tergolek badanmu
Mengatur siasat ke segala penjuru
Demi kebebasan tanah air nan satu
Panglima Revolusi nan utama
Seluruh Rakyat Indonesia bernaung
Di bawah bayanganmu setia sepenuh hati dan jiwa
Meneruskan tekad juangmu
Mengawal Revolusi Pancasila
Hingga akhir dunia
4. Pangeran Diponegoro
Karya: Sides Sudyarto DS
Pangeran Diponegoro, pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri
berjuang selalu untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Diponegoro, ksatria pembela Pertiwi
Kau tinggalkan istana dan kursi tahta
Kau ikhlaskan hidupmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan negara
Menuju Indonesia merdeka
Pangeran Diponegoro, jasadmu telah kembali ke bumi
Namun api juangmu tak mati-mati
Kau habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini
Kau hembuskan nafas penghabisan untuk Pertiwi
5. Dewi Sartika
Karya: Sides Sudyarto DS
Dewi bagai pelita di malam hari
Dikau bersinar cerah dalam kegelapan
Meski angin kencang bertiup menghembus
Namun kau tetap menyala membagi terang
Kau sinarkan cahaya pikirmu
Membimbing kaum wanita ke arah kemajuan
Kau didik anak-anak Indonesia dengan rela
Agar jadi insan berguna
Dewi Sartika, wanita utama
Telah kau rentang garis pengabdian
Juangmu memerangi kebodohan bangsa
Menuju titik kesejahteraan di esok lusa
6. Cut Nyak Dien
Karya: Sides Sudyarto DS
Di Cadas Pangeran Sumedang, tubuhmu mengunjur
Engkau istirahat abadi dalam kubur
Tetapi engkau tetap Puteri Aceh yang berjiwa luhur
Kau bela Indonesia hingga merdeka
Meski kau harus korban umur
Cut Nyak Dien, kau wanita utama
Berdarah api berjiwa baja
Kau tinggalkan keluarga dan sanak saudara
Demi negara yang berada dalam bahaya
Cut Nyak Dien kau harum bagai melati putih
Berjuang selalu tiada kenal letih
Kau korbankan nyawa tanpa sedih
Demi tegaknya Sang Merah Putih.
7. Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar, lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tidak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merajai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
8. Maju Tak Gentar
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Maju tak gentar
Membela yang mungkar
Maju tak gentar
Hak orang diserang
Maju tak gentar
Pasti kita menang!
9. Para Patriot
Karya: Umi N Mikhsin
Mereka turun ke jalanan
Menyuarakan lara yang tak dihiraukan
Tangis anak yang kelaparan
Resah pemuda yang tak punya pekerjaan
Mereka menyuarakan seruan
Agar para elit mulai memikirkan
Desah rakyat yang tersingkirkan
Kabar duka tentang kemiskinan
Para patriot jalanan
Bukanlah para pengacau
Bukan pula para pemula yang pandai meracau
Jika saja mereka didengarkan
Jika saja tidak dengan kekerasan
Mungkin mereka akan membawa pencerahan
Bagi nurani bangsa yang mulai tergoyahkan.
10. Pahlawanku
Karya: Annisa Faiha
Wahai pahlawan
Sungguh besar pengorbananmu
Untuk negeriku indonesia
Aku sangat bangga atas jasamu
Pahlawanku
Sungguh besar akhlakmu
Pasti seluruh orang
yang ada di indonesia bangga padamu
Bangunlah wahai pahlawan
Janganlah pantang menyerah
Aku ikut mendukungmu
Pahlawanku
Penjajah Harus Pergi dari Indonesia (H3)
Karya: Mochamad Hayyu Al Fatha
Penjajah itu sudah merusak persatuan
Persatuan bangsa Indonesia
Karena mereka telah membunuh pahlawanku
Mereka juga telah menyengsarakan rakyat Indonesia
Maka dari itu kita harus melawan para penjajah
Demi Indonesia merdeka kita harus bersatu
Agar bangsa Indonesia bisa tetap harmonis
Dan bersatu agar bangsa Indonesia
Menjadi bangsa yang makmur
Sekujur darah menyelimuti kulitmu
Tembakan yang menusuk dadamu
Semua itu kau lakukan untuk negeri ini
Tanpa pamrih berjuang
Perjuanganmu 'kan terukir di bambu runcing
Sejarah hidupmu 'kan kami kenang
Pagi, siang, sore, malam engkau berperang
Setiap waktu kau pegang senjata
Pahlawan
Semangat
Tekad bulatmu
Untuk negeri ini
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu
Begitu mengkhawatirkan
Begitu mencemaskan kami
Kini negeri ini
Berada di pundak kami
Kami kan terus melanjutkan perjuanganmu
Semangat!
Nah, itulah 10 puisi tentang pahlawan nasional. Selamat memperingati Hari Pahlawan 2023!
(nir/nir)