Unsur-unsur dari sebuah puisi terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun perwujudan puisi dan makna yang dikandungnya. Sementara, unsur ekstrinsik adalah unsur luar puisi yang mempengaruhi jiwa puisi tersebut.
Di dalam unsur intrinsik, terdapat unsur fisik dan unsur batin puisi. Apa itu unsur batin dan unsur fisik puisi?
Unsur Batin Puisi
Unsur batin puisi atau struktur batin puisi adalah pikiran atau perasaan yang diungkapkan oleh penyair. Mengutip buku Memahami Unsur Fisik dan Batin Puisi oleh Satrio, unsur ini mengandung arti atau makna yang hanya bisa dilihat atau dirasakan melalui penghayatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab unsur batin menjadi sesuatu yang tersirat, jadi pembaca harus terlibat secara mendalam, baik fisik, mental maupun pikiran dalam mengetahui hakikat dari sebuah puisi. Unsur batin puisi terdiri dari tema, rasa, nada dan amanat. Mengutip buku Pembelajaran Puisi, Apresiasi dari dalam Kelas karya Supriyanto, berikut penjelasannya:
1. Tema/ Makna (Sense)
Tema adalah unsur utama dari dalam puisi, sebab, tema bisa menjelaskan makna yang disampaikan penyair dengan bahasa. Tema menjadi sebuah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
2. Rasa (Feeling)
Rasa adalah sikap penyair terhadap satu masalah yang diungkap dalam puisi. Umumnya, ungkapan rasa sangat berkaitan dengan latar belakang penyair, misalnya mengenai pendidikan, kelas sosial, agama, jenis kelamin hingga pengalaman sosialnya.
3. Nada (Tone)
Nada adalah sikap seorang penyair terhadap audiensnya dan juga sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Penyair bisa menyampaikan puisi dengan berbagai nada, seperti menggurui, mendikte, memandang rendah dan lainnya.
Nada juga berkaitan dengan tema dan rasa. Penyair bisa menyampaikan tema dengan nada yang dia inginkan. Selain itu, nada jga digunakan untuk bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah atau menyerahkan masalah begitu saja kepada pembacanya.
4. Amanat/Tujuan/Maksud (Intention)
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca atau pendengar. Amanat bisa berupa anjuran, himbauan, ajakan atau pelajaran hidup yang bisa diambil dari sebuah puisi.
Unsur Fisik Puisi
Unsur fisik suatu puisi disebut juga sebagai metode penyampaian hakikat suatu puisi. Unsur fisik tersebut terdri dari beberapa hal, yaitu:
1. Gaya Bahasa
Dalam sebuah puisi, terdapat gaya bahasa dengan rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan atau terkesan merendahkan diri. Setiap penyair cenderung mempunyai gaya bahasanya sendiri, misalnya melalui majas personifikasi, metafora hingga ironi.
2. Rima atau Irama
Rima merupakan kesamaan nada atau bunyi. Rima dapat ditemui akhir setiap larik atau baris dan juga dapat berada di akhir tiap larik atau baris. Rima terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi, seperti "ng", bentuk intern pola bunyi seperti aliterasi, asonasi, persaman akhir, persamaan awal, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi dan sebagainya, hingga pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah suatu bunyi.
3. Tipografi
Tipografi merupakan bentuk penulisan puisi. Puisi secara umum ditulis dalam bentuk baris, namun, ada puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen, zig-zag atau model lainnya.
4. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang digunakan oleh penyair. Pemilihan kata ini sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh sang penyair.
5. Imaji
Imaji merupakan daya bayang penyair. Pengimajian bisa berupa kata atau rangkaian kata-kata yang memperjelas sesuatu yang ingin disampaikan oleh penyair, sebab mengunggah rasa imajinasi pembaca melalui penginderaan.
6. Kata Konkret
Kata konkret merupakan bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indra manusia dan menimbulkan imaji. Umumnya, kata-kata yang digunakan berbentuk kiasan. Contohnya untuk menjelaskan kebekuan jiwa digunakan kata 'salju'.
Itulah penjelasan mengenai unsur batin puisi dan unsur fisik puisi. Sekarang, kamu sudah lebih mengerti bukan?
(elk/row)