Jokowi Bawa Pesan Penting dari PBB soal Perubahan Iklim, Apa Itu?

ADVERTISEMENT

Jokowi Bawa Pesan Penting dari PBB soal Perubahan Iklim, Apa Itu?

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 31 Okt 2023 20:00 WIB
Presiden Jokowi (YouTube Sekretariat Presiden)
Jokowi Bawa Pesan PBB Soal Perubahan Iklim. (Foto: YouTube Sekretariat Presiden)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa pesan penting dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pesan itu berkaitan dengan perubahan iklim yang sedang terjadi di Bumi.

Dalam pembukaan World Hydropower Congress 2023 di Bali, Jokowi mengatakan bahwa Bumi saat ini tengah sakit. Jokowi menuturkan jika kenaikan suhu Bumi mencapai lebih dari 1,5 derajat celsius diprediksi akan mengakibatkan krisis air.

PBB, kata Jokowi, bahkan menyebutkan kondisi saat ini bukan lagi global warming, melainkan sudah memasuki global boiling. Global boiling atau pendidihan global adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan kenaikan suhu Bumi secara global.

Global boiling disebabkan oleh perubahan iklim yang cukup ekstrem, sehingga di beberapa negara terjadi bencana alam yang cukup besar. Dampak dari pendidihan global seperti mencairnya es di kutub utara, kekeringan di sejumlah negara, sampai peningkatan ancaman kesehatan.

"PBB menyebutkan saat ini bukan lagi global warming, tapi sudah masuk ke global boiling. Kenaikan suhu bumi jika dibiarkan mencapai lebih dari 1,5 derajat Celsius," kata Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Selasa (31/10/2023).

Jokowi menambahkan jika global boiling diprediksi menyebabkan 210 juta orang mengalami kekurangan air, 14 persen populasi terpapar gelombang panas, 290 juta rumah akan terendam akan terendam banjir pesisir, dan 600 juta orang akan mengalami malnutrisi akibat gagal panen.

"Ini ancaman yang nyata bagi kita semuanya," tegasnya.

Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, Indonesia berkomitmen penuh untuk mempercepat transisi energi melalui penambahan energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar. Menurutnya, Indonesia kaya potensi energi hijau.

"Dan berdasarkan hitungan diperkirakan mencapai 3.600 GW. Baik dari matahari, dari angin, dari panas bumi, dari arus laut, dari ombak, dari bioenergi dan juga dari hydropower," ujar Jokowi.

Kendati demikian, ada beragam tantangan yang dihadapi Indonesia dalam membangun hydropower. Salah satunya terkait lokasi yang jauh dari pusat kebutuhan listrik. Selain itu, Jokowi mengungkapkan tantangan lainnya adalah masalah pendanaan dan alih teknologi.

"Pendanaan dan alih teknologi di mana ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hidro di dunia. Di mana saya berharap World Hydropower Congress ini dapat menjadi forum kolaborasi yang menghasilkan rekomendasi kebijakan dan meningkatkan investasi untuk pemanfaatan energi air bagi ekonomi hijau yang berkelanjutan," pungkas Jokowi


(nir/nir)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads