Lebih dari 10 miliar kepiting salju menghilang dari Laut Bering, Samudera Pasifik. Dilaporkan dari Live Science, kepiting salju merupakan korban dari gelombang panas laut terbesar yang pernah terjadi.
Gelombang panas yang melanda perairan kutub antara Alaska dan Siberia pada tahun 2018 memicu suhu laut yang mencapai rekor tertinggi dan penurunan es. Keadaan ini mengancam populasi besar kepiting salju (Chionoecetes opilio) yang hidup di bagian timur Laut Bering.
"Musuhnya populasi kepiting salju merupakan respons kuat terhadap gelombang panas laut," tulis para peneliti dalam penelitian yang diunggah Jurnal Science pada 19 Oktober lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), kepiting salju adalah krustasea kecil bercangkang bulat yang dapat hidup hingga 20 tahun di dasar laut lunak dengan kedalaman kurang dari 650 kaki (200 meter). Spesies ini diawasi secara ketat di Laut Bering bagian timur karena nilai komersialnya sebagai makanan laut.
Populasi Mulai Turun 2 Tahun Lalu
Para ilmuwan menyadari penurunan drastis jumlah kepiting salju selama survei pada tahun 2021. Karena tidak ada survei yang dilakukan pada tahun 2020 akibat pandemi, ilmuwan baru mengetahui menghilangnya kepiting tersebut.
Suhu air hangat yang disebabkan oleh gelombang panas diduga mempengaruhi metabolisme kepiting dan meningkatkan kebutuhan kalori mereka. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kebutuhan energi kepiting salju meningkat dua kali lipat ketika suhu air naik dari 0 derajat hingga 3 derajat Celsius.
Lonjakan suhu ini setara dengan perubahan yang dialami kepiting salju remaja dari tahun 2017 hingga 2018. Mereka yang dikenal hidup di perairan dingin bermigrasi ke tempat yang lebih hangat saat dewasa.
Peningkatan kebutuhan kalori kepiting salju tercermin dari perubahan ukuran tubuh antara tahun 2017 dan 2018. Kepiting yang lebih kecil ditangkap selama survei setelah gelombang panas mulai terjadi.
Faktor Lain Lenyapnya Kepiting Salju
Faktor-faktor lain, seperti pemangsaan oleh ikan cod Pasifik (Gadus macrocephalus), kanibalisme kepiting kecil oleh kepiting besar, penangkapan ikan dan penyakit diduga berkontribusi terhadap peristiwa kematian tersebut.
Dampak kenaikan suhu laut yang cepat dan gelombang panas yang lebih sering terjadi semakin sulit diprediksi. Namun, para ilmuwan meyakini, kematian kepiting salju adalah contoh cepatnya perubahan yang terjadi pada suatu populasi.
(nir/nah)