Detikers, siapa yang pernah menggunakan alat penunjuk arah? Alat yang kerap kita temukan di kegiatan-kegiatan alam atau kepramukaan ini dikenal sebagai kompas.
Kompas adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk menentukan arah atau orientasi geografis. Mengetahui arah adalah hal penting. Terlebih dalam kondisi seperti berpetualang di hutan, melakukan kegiatan penjelajahan alam, navigasi di lautan, atau dalam situasi darurat yang butuh menemukan arah dengan cepat.
Lantas, bagaimana ya awal mula kompas ditemukan? Siapa yang menemukan? Dan apa fungsi kompas? Mari simak penjelasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi Kompas
Kompas sangat penting dalam kegiatan navigasi, baik di darat, laut, atau udara. Dalam pelayaran, pesawat terbang, atau peta topografi, kompas membantu untuk menjaga orientasi dan menghindari tersesat.
Fungsi utama kompas adalah menunjukkan arah utara magnetik atau utara geografis. Dengan mengetahui arah utara, kita bisa menentukan arah lainnya, seperti selatan, timur, dan barat.
Sejarah Penemuan Kompas
Penemuan Kompas di Tiongkok
Tiongkok merupakan salah satu peradaban dunia yang memiliki sejarah kebudayaan tertua. Menurut buku Solusi Feng Shui karya Mas Dian M.R.E., penemuan kompas pertama kali ada di Tiongkok pada masa Dinasti Han.
Mulanya kompas menjadi alat ramalan kemudian berkembang menjadi alat penghitung Feng Shui. Pada abad ke-3 (tahun 206) sebuah piringan kompas bernama Luo Ban digunakan untuk melihat arah dan posisi, mengukur kedudukan bangunan, dan menganalisis cocok tidaknya arah bangunan dengan penghuninya.
Kemudian, pada masa Dinasti Song, masyarakat Tiongkok mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan berputar. Dikutip dari buku The Ancient Chinese Wisdom karya Andri Wang, pada abad ke-11 masyarakat Tiongkok sudah mampu membuat kompas dari magnet.
Pada akhir periode Dinasti Bei Song, sekitar tahun 960 - 1127, masyarakat Tiongkok sudah mampu membuat magnet artifisial. Kala itu, kompas yang menggunakan magnet difungsikan sebagai alat penunjuk arah. Pada abad ke-14 teknik pembuatan kompas ini ditransfer Tiongkok ke negara Eropa.
Penemuan Kompas di Arab
Di belahan bumi lain, seorang pelaut dari Arab yang dikenal sebagai navigator juga menemukan kompas. Beliau adalah Ibnu Majid yang diperkirakan hidup di antara abad ke-9 hingga abad ke-15 M. Ibnu Majid memiliki nama lengkap Syihabudin Ahmad bin Majid dan berasal dari Bani Tamim, salah satu kabilah di provinsi Najed, Arab Saudi.
Diketahui keluarga Ibnu Majid kerap mendapat julukan sebagai anak nahkoda. Lautan sudah menjadi hal yang tak asing bagi Ibnu Majid. Sejak kecil, tokoh yang mendapat julukan Singa Laut ini mengikuti sang ayah mengaruhi Laut Merah. Ketika beranjak dewasa, Ibnu Majid berlayar hingga Samudera Hindia.
Melalui perjalanannya, Ibnu Majid menghasilkan karya berjudul al-Fawaid fi Usul Ilm al-Bahr wal Qawaid (Pedoman Dasar Ilmu Kelautan). Kecerdasan Ibnu Majid tertuang dalam karya perhitungan pelayarannya yang berhasil membuat kompas modern. Kompas tersebut memiliki 32 arah mata angin.
Penemuan Kompas di Eropa
Setelah kompas buatan Ibnu Majid yang menjadi awal dari bentuk kompas modern, William Thomson (1877) mengembangkan kompas yang dapat diterima oleh masyarakat yang lebih luas.
Dikutip dari Buku Saku Pandu Bermutu karya Rumisih, MPd, sosok yang dikenal sebagai matematikawan 1st baron Kelvin (Lord Kelvin) ini memperbaiki kesalahan dan kekurangan dari bentuk kompas sebelumnya.
Thomson mencoba memperbaiki kesalahan yang timbul akibat deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam kapal.
Sejarah kompas pernah ditemukan di masa Dinasti Han, Ibnu Majid, hingga William Thomson.
(pal/pal)