Setiap manusia adalah individu yang unik dan berbeda satu lain. Sekilas, perbedaan ini tampak secara fisik dari sidik jari yang berbeda pada tiap manusia. Lantas, apa yang bisa membuat manusia begitu unik satu sama lain?
Seperti yang diketahui, otak merupakan bagian atau organ tubuh manusia yang kompleks dan sangat misterius. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah berusaha untuk mengungkap rahasia otak manusia, yang dianggap sebagai pusat kendali segala hal yang membuat kita manusia.
Salah satu tantangan terbesar dalam memahami otak adalah kompleksitasnya. Namun, baru-baru ini, peneliti dari berbagai institusi ilmiah telah mengambil langkah besar dalam memecahkan misteri ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3.000 Jenis Sel Otak
Banyak ilmuwan dari seluruh dunia telah memetakan susunan seluler otak manusia dan menemukan lebih dari 3.000 jenis sel yang ada dalam organ otak ini, termasuk ratusan jenis sel yang sebelumnya tidak diketahui.
Seorang peneliti senior dan ahli neurosains di Allen Institute for Brain Science, Dr. Ed Lein, mengatakan bahwa otak adalah organ seluler yang sangat kompleks.
"Sekarang kita benar-benar dapat mendefinisikan dan memetakan jenis-jenis sel ini di seluruhnya," ucapnya dikutip dari BBC Science Focus.
Penelitian ini juga menjawab serangkaian pertanyaan penting seperti, seberapa berbedak otak setiap orang pada tingkat sel. Kemudian, seberapa berbeda otak kita dengan otak kerabat terdekat kita, misalnya kera, dan berapa banyak jenis sel otak yang kita miliki.
Melansir laman resmi Allen Institute, penelitian baru juga berhasil memperluas pemetaan jenis sel ini ke hampir 100 daerah yang berbeda di seluruh otak manusia dan mengungkapkan ribuan jenis sel otak yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
Temuan bahwa bahkan bagian-bagian tertua dari otak manusia, yang sebelumnya dianggap sangat sederhana dalam hal evolusi, ternyata sangat kompleks. Ini memberikan wawasan baru tentang sejauh mana kerumitan otak manusia.
Penemuan lain yang menarik adalah bahwa hubungan antara 3.000 jenis sel otak yang berbeda tersebut sangat penting untuk membentuk identitas unik kita sebagai individu.
"Meskipun kita semua memiliki cetakan dan set bangunan yang sama, (namun) variasi dalam bagaimana bangunan-bangunan itu digabungkan dan sifat-sifat bangunan itu yang membuat kita unik sebagai individu," ujar Dr. Lein.
Kemiripan Struktur Dasar dengan Primata Lain
Peneliti mengatakan, temuan bersama ini dianggap sebagai "titik balik dalam ilmu saraf" dan diharapkan akan memiliki dampak besar pada pemahaman kita tentang otak manusia dan otak primata lainnya.
Adapun lima penelitian yang telah dilakukan oleh Allen Institute terkait isu ini.
Penelitian pertama melibatkan pengamatan variasi jenis sel otak antar individu dengan menggunakan teknik sel tunggal. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun kita memiliki dasar seluler yang sama, jenis sel dan aktivitas gen di sel otak berbeda-beda di antara individu.
Studi kedua membandingkan jenis sel otak antara manusia dan kerabat evolusioner terdekat kita, seperti kera, simpanse, dan gorila.
Penemuan menunjukkan bahwa kita memiliki arsitektur dasar yang mirip dengan primata lain, tetapi gen-gen yang terlibat dalam hubungan antar neuron dan pembentukan sirkuit otak berbeda antara manusia dan primata lain.
Penelitian ketiga mendalami jenis sel yang membentuk berbagai wilayah korteks manusia, pusat fungsi kognitif tingkat tinggi. Wilayah korteks visual manusia ternyata jauh lebih khusus dan berbeda dibandingkan wilayah lain, mengindikasikan peningkatan ketergantungan kita pada indera penglihatan.
Dua penelitian terakhir, menganalisis sifat-sifat neuron penghambat di neokorteks manusia, termasuk sifat listrik dan bentuk kompleksnya, serta aktivitas gen mereka.
Studi ini mendapat data penting mengenai karakteristik neuron manusia. Termasuk jenis-jenis yang unik pada manusia dan beberapa mamalia lainnya, namun tidak ditemukan pada tikus, seperti sel rosehip dan sel buket ganda.
(faz/faz)