Warna Air Laut di Dunia Banyak yang Berubah, Ternyata Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Warna Air Laut di Dunia Banyak yang Berubah, Ternyata Ini Penyebabnya

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 18 Okt 2023 08:00 WIB
An aerial view of green sea water caused by plankton bloom at Chonburis coastline, Thailand, September 14, 2023. REUTERS/Napat Wesshasartar
Foto: REUTERS/STAFF/Air Laut Berwarna Hijau
Jakarta -

Sebuah penelitian yang terbit di jurnal Nature mengungkapkan bahwa separuh wilayah lautan di dunia mengalami perubahan warna air. Kira-kira apa penyebabnya ya?

Penelitian ini dilakukan dengan data satelit selama 20 tahun, mengukur cahaya yang dipantulkan di permukaan air di seluruh dunia. Hasilnya, ditemukan bahwa 56 persen lautan di dunia mengalami perubahan warna dan secara keseluruhan, lautan menjadi lebih hijau.

Tren perubahan warna air laut ini sangat kuat terutama di daerah lintang rendah, termasuk daerah subtropis dan tropis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa Penyebab Warna Air Laut Berubah?

Melansir laman Scientific American, lautan di dunia menjadi lebih hijau seiring dengan perubahan iklim. Peneliti menduga kemungkinan karena perubahan jumlah plankton atau bahan organik lainnya di dalam air.

Di beberapa tempat, terjadi perubahan jumlah plankton atau bahan organik lainnya yang mengambang di air. Plankton merupakan landasan rantai makanan laut, dan perubahan seperti ini dapat menimbulkan dampak besar pada seluruh ekosistem laut.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, sebuah studi baru menyatakan bahwa lebih dari separuh wilayah lautan di dunia menjadi lebih hijau karena terkait dengan pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Hal ini menyebabkan perubahan iklim yang kemudian bisa mengubah bentuk permukaan Bumi bahkan hingga warna lautan.

Untuk saat ini, para peneliti dapat mengatakan dengan pasti bahwa lautan sedang berubah warna dan perubahan iklim adalah penyebabnya.

Warna Air Laut dari Luar Angkasa

Dikutip dari Space, dalam melakukan penelitian tentang perubahan warna air laut di dunia, penulis utama penelitian dan ilmuwan Pusat Oseanografi Nasional, B.B. Cael, menganalisis pengukuran warna laut yang dikumpulkan oleh Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di atas satelit Aqua.

Selama 21 tahun (dari 2002-2022), MODIS telah mengamati lautan dalam tujuh panjang gelombang cahaya, termasuk dua panjang gelombang yang khususnya digunakan untuk melacak klorofil.

Instrumen ini melihat lautan sebagai campuran panjang gelombang yang halus, dari biru ke hijau dan bahkan merah, berbeda dengan rona biru terisolasi yang telah berevolusi untuk dilihat oleh mata kita.

Artinya, ia dapat melihat perubahan yang terlalu halus untuk dilihat hanya dengan penglihatan manusia.

"Warna lautan telah berubah, dan kita tidak bisa mengatakan bagaimana caranya. Namun kita dapat mengatakan bahwa perubahan warna mencerminkan perubahan komunitas plankton yang akan berdampak pada semua makhluk hidup yang memakan plankton," kata Dutkiewicz, rekan peneliti lainnya.

Menurut peneliti, perubahan ini juga akan mengubah seberapa banyak lautan menyerap karbon karena berbagai jenis plankton memiliki kemampuan berbeda untuk melakukan hal tersebut.

"Jadi, kami berharap masyarakat menanggapi hal ini dengan serius. Bukan hanya model saja yang memperkirakan perubahan ini akan terjadi. Kini kita bisa melihatnya terjadi, dan lautan pun ikut berubah," tutur peneliti.




(faz/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads