Ambil Sampel di Borneo, Ahli Temukan Lempeng Purba Membentang dari Jepang-NZ

ADVERTISEMENT

Ambil Sampel di Borneo, Ahli Temukan Lempeng Purba Membentang dari Jepang-NZ

Noor Faaizah - detikEdu
Minggu, 15 Okt 2023 20:00 WIB
lempeng purba
Foto: Suzanna H.A. van de Lagemaat, Douwe J.J. van Hinsbergen via ScienceDirect
Jakarta -

Bumi ini rupanya masih memiliki lempeng purba yang sebelumnya tak diketahui. Seperti yang berhasil direkonstruksi oleh seorang mahasiswa PhD geologi di Universitas Utrecht, Suzanna van de Lagemaat.

Van de Lagemaat berhasil merekonstruksi lempeng tektonik purba berukuran seperempat Samudra Pasifik. Menariknya, dia dan tim mengidentifikasi hal ini melalui sampel yang dikumpulkan di Borneo/Kalimantan.

Saat lempeng tektonik bergerak, lempeng samudera purba yang besar dapat terjatuh ke bawah lempeng lain, yang disebut sebagai "subduksi". Meskipun sebagian besar tersembunyi dari permukaan, lempeng subduksi purba dapat meninggalkan pecahan di pegunungan bawah laut, di mana lempeng tektonik bergeser dan batuan cair meletus ke permukaan membentuk suatu punggung bukit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lempeng Purba yang Sangat Besar

Van de Lagemaat mempelajari wilayah sekitar Filipina, tempat terjadinya letusan serupa.

"Filipina terletak di persimpangan kompleks dari sistem lempeng yang berbeda," jelas van de Lagemaat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari IFL Science.

ADVERTISEMENT

"Wilayah ini hampir seluruhnya terdiri dari kerak samudera, tetapi beberapa bagian berada di atas permukaan laut, dan memperlihatkan batuan dengan usia yang sangat berbeda," lanjutnya.

Van de Lagemaat lantas merekonstruksi pergerakan lempeng antara Jepang dan Selandia Baru menggunakan data geologi. Dia pun menemukan bahwa lempeng purba yang dimaksud, pastilah berukuran sangat besar sebelum kemudian menghilang.

Lempeng Membentang dari Jepang sampai Selandia Baru

Sebelas tahun lalu, sebuah tim yang mengamati data seismik di daerah tersebut menemukan adanya gangguan sinyal yang dapat terjadi ketika gelombang seismik melewati lempeng tektonik yang terendam. Oleh karena itu tim ini mampu mengidentifikasi adanya zona subduksi kuno.

Van de Lagemaat dan timnya kemudian mempelajari sampel yang dikumpulkan di Kalimantan tersebut. Para ahli ini pun sadar bahwa sampel yang didapat bukan dari lempeng yang sudah diketahui.

"Kami mengira kami sedang berhadapan dengan peninggalan piring hilang yang sudah kami ketahui. Namun penelitian laboratorium magnetik kami pada batuan tersebut menunjukkan bahwa temuan kami berasal dari jauh di utara, dan pasti merupakan sisa-sisa lempeng lain yang sebelumnya tidak diketahui," ungkapnya.

Penelitiannya kemudian memperkirakan lempeng purba ini membentang dari Jepang bagian selatan sampai Selandia Baru, selama 150 juta tahun. Sisa-sisa lempeng terletak di Pulau Palawan di Filipina Barat dan Laut China Selatan. Lempeng purba itu kini dinamai Pontus.

Sampel Batuan dari Borneo

Tim penelitian ini sebetulnya terkejut lantaran sudah punya sampel.

"Sebelas tahun yang lalu, kami mengira sisa-sisa Pontus mungkin terletak di bagian utara Jepang, tetapi kami membantah teori tersebut," ujar pembimbing Van de Lagemaat, Douwe van Hinsbergen.

"Baru setelah Suzanna secara sistematis merekonstruksi setengah dari sabuk pegunungan Cincin Api dari Jepang, melalui Papua Nugini, hingga Selandia Baru barulah dugaan lempeng Pontus terungkap, dan itu termasuk batuan yang kami pelajari di Kalimantan," ungkapnya.

Penelitian ini telah terbit dalam jurnal Gondwana Research dengan judul "Plate tectonic cross-roads: Reconstructing the Panthalassa-Neotethys Junction Region from Philippine Sea Plate and Australasian oceans and orogens".




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads