Dikutip dari laman Science News, sekitar 60% dari seluruh plastik yang pernah dibuat akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Hal ini jelas mengotori lingkungan bukan? Bahkan hanya 1 dari 10 sampah plastik yang pernah didaur ulang.
Bahkan, sebagian besar dari sampah-sampah daur ulang tersebut akan berakhir menjadi bahan berkualitas rendah yang digunakan kembali sebagai bahan bangku taman atau lainnya. Oleh karena itu, para ahli mencoba mencari cara untuk "mendaur ulang" plastik menjadi bahan mentah yang lebih berharga.
Salah satunya, membuat sabun dari plastik. Para peneliti dari Department of Chemistry, Virginia Tech College of Science, Amerika Serikat mengembangkan zat kimia surfaktan dari sampah plastik.
"Bagi saya, sampah plastik pada dasarnya adalah minyak mentah yang berada di atas permukaan tanah. Kita tidak perlu pergi jauh ke laut atau bawah tanah untuk menambang (itu) lagi," kata ahli kimia, Guoliang "Greg" Liu, dari Virginia Tech.
Sabun dari Surfaktan dan Plastik
Surfaktan merupakan salah satu senyawa kimia yang sering menjadi bahan utama dalam produk pembersih, pelumas, lilin ski, deterjen, hingga sabun. Senyawa ini sangat berharga dan telah dimanfaatkan di berbagai industri.
Di sisi lain, polyolefin sangat sulit untuk dipecah kembali menjadi monomer aslinya. Namun, kini ahli kimia dapat menunjukkan bahwa poliolefin dapat menjadi bahan awal yang berguna untuk produk lain.
Surfaktan dan dua jenis plastik yang paling banyak digunakan, yaitu polietilen dan polipropilen, terbuat dari rantai molekul atom karbon. Adapun rantai surfaktan jauh lebih pendek dibandingkan rantai plastik dan dibatasi oleh kelompok atom yang dapat menarik air.
Untuk mengubah plastik menjadi surfaktan, Liu dan rekannya mengembangkan reaktor khusus yang dapat memanaskan dan mengembun plastik secara perlahan menjadi lilin dengan rantai karbon pendek.
Berdasarkan penelitian yang terbit di jurnal Science pada (10/8/2023) dengan judul Chemical upcycling of polyethylene, polypropylene, and mixtures to high-value surfactants, kontrol suhu yang tepat selama pemanasan dapat memecah plastik yang sama menjadi lilin yang kemudian dapat dengan mudah dioksidasi dengan katalis mangan.
Ketika rantai lilin ditutup dengan kelompok atom oksigen lalu mengolahnya dengan larutan basa dan menjadi katalis mangan yang akan menjadi surfaktan.
Dengan menggabungkan surfaktan dan sedikit pewarna serta pewangi maka sabun batangan kecil dapat terbentuk. Namun, plastik daur ulang mungkin tidak akan mampu menghilangkan kotoran dalam waktu dekat.
Para peneliti hanya dapat membuat sekitar setengah gram surfaktan dalam satu waktu. Jika Liu dan timnya dapat menemukan cara untuk meningkatkan proses ini, mereka berharap dapat bermitra dengan industri yang memungkinkan daur ulang sampah plastik menjadi sesuatu yang lebih bersih.
(pal/pal)