Tidak harus bertemu langsung, kini pembeli bisa melakukan transaksi belanja secara online. Era digital telah membuat aktivitas jual-beli semakin mudah dan cepat.
Perkembangan ini menunjukkan peningkatan frekuensi belanja secara kompulsif. Dengan adanya fenomena tersebut, apakah kecanduan belanja online termasuk gangguan mental?
Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menyebut kebiasaan belanja kompulsif ini tanpa disadari, jika sering dilakukan akan menjadi kebiasaan yang tidak dapat dikontrol atau kecanduan. Perilaku kecanduan dalam hal ini serupa dengan kecanduan judi, game online, narkoba. dan kecanduan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Kecanduan Belanja Termasuk Gangguan Mental?
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), belanja kompulsif tidak terdaftar sebagai kecanduan atau masalah kesehatan mental. Akan tetapi, gejala yang ditunjukkan memiliki karakteristik umum yang biasanya terjadi pada gangguan kecanduan.
"Gangguan belanja compulsive biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit mental lainnya seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan," ujar Uswatun dalam laman UM Surabaya.
Bentuk Kecanduan Belanja
Menurut Uswatun, beberapa bentuk kecanduan belanja seperti:
1. Pembelian Impulsif
Pembelian ini dilakukan tanpa direncanakan. Tindakan membeli barang cenderung spontan dan bahkan masih banyak barang yang dibeli belum sempat dibuka dan menumpuk.
2. Merasa Sangat Senang Saat Membeli
Kedua merasa sangat senang saat membeli sesuatu. Kegembiraaan tersebut muncul bukan karena barang yang dibeli, namun pada tindakan membeli.
Setelah merasakan euforia yang dirasakan dari belanja, pembeli cenderung akan mengulangi kegiatan belanja itu.
3. Atasi Stres
Selanjutnya, berbelanja untuk mengatasi stres atau perasaan yang tidak menyenangkan. Suasana hati yang tidak nyaman ini dialihkan dengan berbelanja.
4. Rasa Bersalah
Keempat, adanya rasa bersalah karena tidak mendapatkan barang yang memang dibutuhkan. Rasa bersalah ini kemudian dilampiaskan dengan membeli barang lainnya.
5. Pembayaran Non Tunai
Terakhir, pembayaran dengan kartu kredit, debit atau pembayaran non tunai lainnya menjadikan seseorang tidak menyadari telah melakukan kebiasaan belanja kompulsif. Hal ini lantaran mereka merasa tidak melakukan transaksi dengan uang tunai.
Dampak Belanja Kompulsif
Dampak panjang yang dapat muncul akibat kecanduan belanja meliputi:
- Perasaan menyesal, malu, dan bersalah
- Masalah keuangan
- Kesulitan antar pribadi
- Kesulitan dalam menghentikan kebiasaan belanja
Tips Agar Terhindar dari Belanja Kompulsif
Uswatun mengingatkan tips agar seseorang bisa menekan kebiasaan belanja. Menurutnya, seseorang perlu melakukan identifikasi bagaimana kebiasaan belanja yang dilakukan menjadi sebuah kecanduan.
"Cari tahu pemicu yang menyebabkan munculnya kebiasaan belanja, apakah karena emosi negatif, perasaan kesepian, peningkatan harga diri atau bahkan ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial," pungkasnya.
(nir/nwy)